PROFIL dan Alasan 6 Gubernur yang tak Hadir dalam Prosesi Penyatuan Tanah dan Air di IKN Nusantara
Enam gubernur tidak hadir dalam prosesi penyatuan tanah dan air yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Titik Nol IKN Nusantara pada Senin.
Pria kelahiran Tangerang, pada 14 Agustus 1954 mengawali kariernya dari bawah.
Ia pernah menjadi kepala desa, lurah, camat, kepala dinas, serta Wali Kota Tangerang selama dua periode, yaitu 2003-2008 dan 2008-2013.
Wahidin Halim juga pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Demokrat.
Pada Pilkada 2012, Wahidin Halim pernah mencoba peruntungannya sebagai calon gubernur.
Sayangnya, ia gagal melawan Ratu Atut Chosiyah yang berpasangan dengan Rano Karno.
Lima tahun kemudian atau pada Pilkada 2017, ia mencoba kembali peruntungan sebagai calon gubernur dan sukses melenggang menjadi orang nomor satu di Banten.
Berpasangan dengan Andika Hazrumy, mereka mengalahkan kandidat lain yakni Rano Karno dan Embay Mulya Syarif.
3. Gubernur Bali, Wayan Koster

Gubernur lain yang tidak hadir dalam kegiatan di IKN adalah Gubernur Bali, Wayan Koster.
Adapun Wakil Gubernur Bali, Oka Artha yang mewakili Wayan Koster menyerahkan tanah dan air kepada Presiden.
Wayan Koster adalah Gubernur Bali periode 2018-2023 menggantikan I Made Mangku Pastika yang telah menjabat selama dua periode.
Sebelum menjadi gubernur, Wayan Koster dikenal sebagai politikus PDIP dan sudah tiga kali berturut-turut menjadi anggota DPR RI mewakili Bali, yaitu pada 2004, 2009, dan 2014.
Wayan Koster kemudian mencoba peruntungannya dengan bertarung sebagai kontestan dalam Pilgub Bali 2018.
Berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, mereka berhasil menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur.
Selain dikenal sebagai politikus, ternyata Wayan Koster juga pernah berkecimpung di dunia pendidikan.