Berita Viral
Dongkol Dengar Perkataan Tetangga 'Bojomu Bosok Nek Neroko' Buat Sunarsih Habis Kesabaran
Dongkol Dengar Perkataan Tetangga 'Bojomu Bosok Nek Neroko' Buat Sunarsih Habis Kesabaran
Penulis: Rahmaliyah | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU. COM -- Mulutmu adalah harimaumu, pepatah ini sering kita dengar untuk mereka yang tak bisa menjaga tutur kata, terutama dengan tetangga sendiri.
Bila lisan sudah tak lagi bisa dijaga, sering kali berujung dengan pertengkaran dan juga kisruh.
Seperti yang terjadi antara Sutikah (55), seorang wanita lansia yang berseteru dengan Sunarsih (63).
Kedua wanita yang sama-sama berstatus janda cekcok mulut yang sudah terjadi puluhan tahun selama bertetangga.
Selama itu pula, kerap keluar kata-kata tak pantas saat terjadi cekcok itu. Sampai akhirnya batas kesabaran Sunarsih habis.
Sunarsih pun meradang, tak tahan dengan kata-kata tak pantas Ibu Sutikah terakhir kali 'bojomu bosok nek neroko', membuat Sunarsih naik pitam.
Hal itu terungkap Camat Mejobo Aan Fitriyanto dilansir dari Kompas.com
Akibat dari perseteruan itu, akses masuk rumah milik Sutikah yang ada Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
Tembok sepanjang 10 meter dengan tinggi 2,3 meter itu sengaja diwujudkan sebagai dinding penghalang untuk keluarga Sutikah keluar masuk rumah.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

"Praktis tak bisa keluar masuk rumah karena merupakan satu-satunya akses jalan. Tak ada akses jalan lain akibat tertutup rumah tetangga lainnya," Ujar Aan
Menurut Aan, pembangunan tembok yang memblokir rumah Sutikah itu berada di atas lahan milik Sunarsih.
Semula, selama puluhan tahun lokasi itu dibiarkan terbuka untuk fasilitas 'jalan pertolongan' bagi Sutikah.
Hanya saja, karena hubungan keduanya kurang harmonis, puncaknya Sunarsih membangun dinding yang memblokir rumah Sutikah.
Pemerintah Desa Mejobo beserta petugas TNI dan Polri sudah berupaya memediasikan permasalahan tersebut dengan mempertemukan keduanya pada Senin (7/3/2022).
Hanya saja, Sunarsih yang sudah habis kesabaran dengan peringai Sutikah tetap saja bersikukuh enggan membongkar tembok untuk memberikan akses jalan.
Dalam kesepakatan itu, Sunarsih hanya sudi membongkar sebagian tembok selama kurun dua hari sebagai akses jalan keluarga Sutikah untuk mengemasi barang-barang yang dibutuhkan.
