Karena Lalai Uang Transport Guru Honorer di PALI Ini Hilang Seketika, Padahal Sudah Dinanti 1 Tahun

Nasip pilu seorang guru honorer di PALI yang uang transport miliknya hilang seketika. Padahal, sudah menunggu 1 tahun.

Penulis: Reigan Riangga | Editor: Refly Permana
Sripoku.com/reigan
Para guru honorer di PALI antre saat mengurus rekening bank untuk mencairkan uang transport guru. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan

SRIPOKU.COM, PALI - Para guru honorer di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) akhirnya bisa merasakan haknya pasca setahun menunggu pencairan uang transport guru.

Pemerintah Kabupaten PALI telah melakukan pencarian sebesar Rp 10 Miliar untuk empat (4) ribuan tenaga pendidik berstatus honorer di Bumi Serepat Serasan.

Cerita pilu dan haru mewarnai apa dirasakan salah seorang guru di Kecamatan Talang Ubi pasca menerima haknya masuk ke rekening.

Bahkan, setelah dicairkan uang hasil jerih payahnya itu tak sempat ia rasakan lantaran, nasibnya berakhir apes.

Novita Dewi salah seorang tenaga pendidik di SMPN 10 Talang Ubi berkata uang Transport guru sejak Bulan September, Oktober, November, Desember Tahun 2020 kemarin sangat ia tunggu-tunggu.

"Uangnya perbulan ada Rp700 ribu tergantung dari jam mengajar.

Namun setelah dicairkan karena kelalaian saya uangnya tidak tahu tercecer dimana," kata janda satu anak ini hanya bisa pasrah dengan kesedihan.

Dijelaskan, uang ini menjadi anggaran terakhir yang Transport guru.

Pasalnya, Tahun 2021 Pemkab PALI tak lagi menganggarkan uang transport guru, lantaran menyesuaikan keuangan pemerintah setempat.

"Saya harap pada tahun ini bisa kembali dianggarkan karena uang itu sangat diharapkan para guru seperti kami," katanya.

Kadisdik PALI, Marsudi melalui Kabid Guru dan Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan Kabupaten PALI, Arie Yulita Wulandari berkata uang transport guru tersebut merupakan kebijakan dan kepedulian dari Bupati PALI, Ir H Heri Amalindo terhadap para guru yang mengajar di Bumi Serepat Serasan.

Pembayaran uang Transport guru, baik Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta swasta sederajat selama empat bulan pada Tahun 2020 lalu telah disalurkan ke rekening masing-masing.

Dijelaskan Arie, sementara ini pembayaran terkendala dengan banyaknya rekening guru yang mati.

"Sekitar 500 rekening guru yang tidak aktif. Kita kan pakai Bank mandiri.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved