Apa yang Terjadi Sama Saya Semoga Jadi Pelajaran untuk Para Kontraktor, Pledoi Penyuap Bupati Muba
"Saya menyesali dan tidak mengetahui perbuatan yang saya lakukan melanggar hukum, karena sebelumnya saya dipengaruhi oleh Edy Umari,"
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Terdakwa penyuap Bupati Muba, Suhandy, pada sidang agenda nota pembelaannya memohon hukuman seringan-ringannya pada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tipikor Palembang, yang dketuai oleh hakim Abdul Azis SH MH, Kamis (24/2/2022).
Dalam nota pembelaannya, Suhandy yang merupakan kontraktor pemenang empat proyek di Kabupaten Muba tersebut mengaku menyesali perbuatannya dan memohon hukuman seringan-ringannya pada majelis hakim.
Yang mana dalam point yang dirinya sampaikan secara langsung, Suhandy mengaku jika dirinya tidak mengetahui perbuatannya memberi sejumlah uang pada pejabat di PUPR Muba adalah perbuatan melanggar hukum.
"Saya menyesali dan tidak mengetahui perbuatan yang saya lakukan melanggar hukum, karena sebelumnya saya dipengaruhi oleh Edy Umari (Tersangka) yang merupakan Kabid di Dinas PUPR Muba.
Saya kira pemberian tersebut lumrah dilakukan oleh pihak kontraktor," ujar Suhandy dalam sidang, Kamis (24/2/2022).
Selain itu dalam sidang Suhandy juga mengatakan bahwasanya dirinya meminta maaf pada seluruh rakyat Indonesia, karena tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi.
"Dan atas adanya kasus yang menimpa saya ini, dapat menjadi pelajaran bagi rekan-rekan kontraktor lainnya," jelasnya.
Sementara itu, melalui kuasa hukumnya, Titis Rachmawati SH MH mengatakan jika pihaknya sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum KPK, mengenai Pasal 5 ayat 1a Jo 65 ayat 1 KUHP.
"Kami sependapat dengan JPU KPK terkait pasal yang dikenakan pada terdakwa Suhandy, namun untuk lamanya masa hukuman kami tidak sependapat," ujar Titis.
Selain itu, dalam point prmbelaannya, Titis mengatakan jika terdakwa Suhandy masih mudah, dan masih bisa memperbaiki kesalahannya.
"Maka dari itu kami meminta hukuman seringan ringannya pada majelis hakim, dan apabila majelis hakim berpendapat lain, kami mohonkan agar majelis hakim dapat memberikan hukuman seadil-adilnya," jelasnya.
Masih dikatakan Titis jika tuntutan hukuman 3 tahun penjara sangatlah tinggi.
"Kalau dibandingakan perkara lain yang juga sama nilai perkaranya, hukuman 3 tahun tidaklah sesuai didapatkan oleh terdakwa Suhandy. Maka dari itu kita berharap majelis hakim dapat bijak dalam menjatuhkan hukumannya," tutupnya.
Sementara itu Jaksa Penuntut Umum KPK, Taufiq Ibnugroho menyatakan jika pihaknya tetap pada tuntutan.
"Atas pledoi terdakwa, kami akan langsung menjawab secara lisan, dan menyatakan tetap pada tuntutan," ujar Taufiq Ibnugroho.