Berita Palembang
Kejati Sumsel Ajukan Banding Vonis Terdakwa Korupsi Masjid Raya, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa
lasan banding pada kedua terdakwa dikarenakan putusan Hakim dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejati Sumsel
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tim Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Sumsel, menyatakan banding atas vonis majelis hakim Pengadilan Tipikor Palembang yang menjatuhi kedua terdakwa kasus dugaan korupsi dana hibah Masjid Raya Sriwijaya, Mukti Sulaiman dan Ahmad Nasuhi, dengan hukuman dibawah 10 tahun.
Hal tersebut dikatakan oleh Kasi Penkum Kejati Sumsel, Mod Radyan SH MH yang dikonfirmasi awak media, Selasa (4/1/2022).
"Ya hari ini kita menyatakan banding terkait vonis kedua terdakwa tersebut.
Untuk berkas banding hari ini juga akan kita masukan ke Pengadilan Tipikor Palembang," ujarnya melalui sambungan telepon.
Radyan mengatakan alasan banding pada kedua terdakwa dikarenakan putusan Hakim dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejati Sumsel terdapat perbedaan.
"Dari vonis kemarin ada perbedaan dengan tuntutan JPU.
Atas itu lah kami ajukan banding," jelasnya.
Diberitahkan sebelumnya, dua terdakwa kasus dugaan korupsi dana hibah pembangunan masjid Raya Sriwijaya Mukti Sulaiman dan Ahmad Nasuhi divonis hukuman penjara oleh majelis hakim Tipikor Palembang, Rabu (29/12/2021).
Dalam amar putusannya, majelis hakim yang diketuai oleh Abdul Azis SH MH menyatakan Kedua terdakwa terbukti melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
"Mengadili terdakwa Mukti Sulaiman dengan hukuman 7 tahun penjara, denda Rp. 400.000.000, dengan subsidair 4 bulan.
Mengadili terdakwa Ahmad Nasuhi dengan hukuman 8 tahun penjara, denda Rp. 400.000.000, dengan subsidair 4 bulan," ujar hakim dalam persidangan, Rabu (29/12/2021).
Adapun hal yang memberatkan, yakni kedua terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas tindakan pidana korupsi, perbuatan kedua meresahkan masyarakat, dan merugikan keuangan daerah.
Justice Colaborator tak Dipenuhi
Mantan Sekda Pemerintah Provinsi Sumsel, Mukti Sulaiman, divonis majelis hakim dengan hukuman 7 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Tipikor Palembang, Rabu (29/12/2021).
Dalam putusannya, majelis hakim menjatuhi salah satu terdakwa dugaan korupsi Masjid Raya Sriwijaya ityu dengan hukuman 7 tahun penjara, denda Rp. 400.000.000, subsider 4 bulan.
Yang mana dalam pertimbangnnya majelis hakim menilai perbuatan terdakwa Mukti Sulaiaman telah memperkaya korporasi ataupun orang lain.
Selain itu majelis hakim menyatakan Justice Colaborator yang diajukan oleh terdakwa Mukti Sulaiman tidak dapat terpenuhi.
Yang mana majelis hakim menilai jika Mukti Sulaiman sebagai Justice Colaborator kurang jujur dalam mengungkap fakta perkara, dan tidak menunjukan bukti-bukti signifikan sehingga tidak membantu mengungkap perkara dan keterlibatan orang lain dalam perkara Masjid Sriwijaya.
"Maka dari itu Justice Colaborator Mukti Sulaiman tidak dapat terpenuhi, dan diabaikan," ujar hakim anggota dalam persidangan.
Untuk diketahui, selain Mukti Sulaiman majelis hakim Tipikor Palembang, juga memvonis terdakwa Ahmad Nasuhi dengan hukuman 8 tahun penjara, denda 400 juta, dengan subsidair 4 bulan.
Kedua terdakwa kaus dugaan korupsi dana hibah pembangunan Masjid Raya Sriwijya terbukti melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.