'BARU PEMANASAN' Predator Seks Herry Wirawan Bikin Preman Pensiun Marah, Kacau Balau: Babak Belur

Dalam foto yang beredar, tampak wajah Herry pada bagian mata sebelah kanan lebam dan sedikit membengkak.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Fadhila Rahma
Kolase Tribunnnews.com
Herry Wirawan, guru pesantren di Bandung yang merudapaksa 12 santriwatinya hingga melahirkan 8 bayi. (Sumber: Tribunnnews.com) 

SRIPOKU.COM - Nama Herry Wirawan kini tengah menjadi perhatian publik.

Hal tersebut tak lepas atas kasus rudapaksa yang ia lakukan.

Kini, ia pun harus mendekam didalam penjara. Yang terbaru, beredar foto wajah Herry Wirawan babak belur.

Terdakwa kasus rudapaksa belasan santriwati di Bandung itu ditahan sejak 28 September 2021 dan masih menjalani persidangan. 

Dalam foto yang beredar, tampak wajah Herry Wirawan pada bagian mata sebelah kanan lebam dan sedikit membengkak.

Tidak hanya itu, persis di bawah mata nampak juga sedikit bengkak dengan warna keunguan.

Menanggapi kasus ini, artis Preman Pensiun nyatanya ikut merasa geram dan membuat cuitan di sosial media.

Artis Preman Pensiun yang marah itu adalah Abenk Marco pemeran Cecep dan Iyang Sule pemeran Willy.

Mereka termasuk artis Preman Pensiun yang aktif di media sosial Instagram.

Baca juga: 76 HARI Dipenjara, Guru Ngaji Cabul Babak Belur, Semua Tahanan Tahu Herry Rudapaksa 21 Santriwati

Mereka menyoroti guru yang hamili santriwati, hingga beberapa santri melahirkan bayi.

Awalnya, pemeran Willy Preman Pensiun yang memulai mengunggah foto pelaku.

Ia mengunggah foto Herry yang lagi viral di media sosial, yaitu potret muka si predator anak yang terlihat babak belur.

Pada caption-nya, ia menandai akun Abenk Marco, sambil menuliskan pesan yang menggelitik.

Ia menulis caption seolah-olah seperti dialog dalam sinetron Preman Pensiun.

"Beres bos @abenk_marco baru pemanasan dari BINJAI belum dari SABANG hingga MERAUKE," tulisnya.

Rupanya, pemeran Cecep pun me-repost postingan Willy.

Ia pun menuliskan jawaban yang tak kalah menggelitik dan lucu.

"Reposted from @dkaryana69_real .

Beres bos @abenk_marco baru pemanasan dari BINJAI belum dari SABANG hingga MERAUKE
Good Job.

Sebelumnya, pemeran Cecep Preman Pensiun ini juga sempat mengunggah foto Herry Wirawan di Instagram beberapa hari yang lalu.

Ia tampak kesal karena kasus guru pesantren rudapaksa 13 santriwati yang dilakukan pria asal Bandung.

"Teruntuk dulur-dulur yang lagi di dalam, tolong titip orang ini kasih "pemahaman" dan tolong jadikan partner untuk "berolahraga" ," tulis Abenk Marco.

Sebenarnya bukan hanya para aktor Preman Pensiun, sebelumnya sejumlah tokoh pun ikut kesal atas kejahatan Herry Wirawan.

Sebut saja desainer kondang, Niluh Djelantik, ia sampai mengusulkan hukuman yang cocok untuk predator anak itu adalah hukuman mati.

Hal itu ia ungkapkan lewat postingan di Instagram.

Diklarifikasi Kepala Rumah Tahanan Negara Klas I Bandung, Riko Stiven memastikan kondisi terdakwa tindak pidana kekerasan seksual, HW alias Herry Wirawan dalam kondisi baik.

HW yang telah berada di rutan tersebut sejak 28 September 2021 lalu atau sekitar 76 hari.

Selama itu pula Herry Wirawan mendapatkan hak dan perlakuan yang sama seperti warga binaan yang lain.

"Semua kami perlakukan sama, tidak ada yang dikhususkan atau diistimewakan, termasuk terhadap HW," kata Riko Stiven.

Ia mengaku sebelum kasus ini mencuat tak tahu siapa itu Herry Wirawan.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

"Sebelum viral, memang kami dan warga binaan lainnya belum tahu bahwa yang bersangkutan merupakan pelaku itu (tindak pidana kekerasan seksual), tapi , sejak minggu kemarin juga semua sudah tahu, karena viral di mana-mana, dan juga informasinya menyebar dari mulut ke mulut dari warga binaan," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id melalui telepon, Senin (13/12/2021).

Riko menegaskan, meskipun warga binaan lainnya sudah mengetahui yang bersangkutan berada di antara mereka, namun sejauh ini tidak ada gejolak maupun intervensi baik fisik maupun psikis yang diterima HW.

"Ya meskipun sudah pada tahu, tapi semua biasa-biasa saja, tidak ada gejolak atau intervensi baik fisik dan psikis terhadap HW. Alhamdulilah warga binaan di sini baik-baik. Dan perlu digarisbawahi adalah, semua (warga binaan) kami berikan hak yang sama, tidak ada perlakuan khusus sama sekali siapapun itu," ucapnya.

Ia pun menjelaskan, sebagaimana warga binaan lainnya yang tengah menjalani proses peradilan, HW ditempatkan dalam kamar blok tahanan sejak 12 Oktober lalu.

Kecuali, apabila pengadilan sudah memutuskan vonis hukuman bagi yang bersangkutan, maka tahanan akan dipindahkan ke kamar narapidana.

"Kalau sudah jatuh vonis dan menjadi narapidana, pastinya bukan di rutan lagi tempatnya, tapi dipindahkan ke lapas (lembaga pemasyarakatan) kan seperti itu alurnya," ujar Riko.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Disinggung terkait beredarnya foto yang diduga merupakan wajah dari HW yang tampak dalam kondisi babak belur, Riko memastikan bahwa kondisi dalam foto tersebut tidak benar adanya.

Sebab, pagi hari tadi (13/12/2021), dirinya memastikan langsung kondisi dari HW dan sempat berbincang sesaat, di mana kondisi yang bersangkutan baik-baik saja.

"Itu (foto kondisi wajah HW) saya pastikan tidak benar, karena pada pagi tadi saya juga sudah mengobrol langsung dengan yang bersangkutan, bahwa dia (HW) dalam keadaan sehat jasmani dan rohani," ucapnya.

Riko menambahkan, HW akan menjalani proses persidangan ketujuh atau lanjutan pada 21 Desember nanti.

Ia pun memastikan, pihaknya akan memfasilitasi kebutuhan proses persidangan yang akan diikuti Herry Wirawan secara virtual.

"Kami bertugas untuk merawat yang bersangkutan, memenuhi haknya sebagai warga binaan. Termasuk memfasilitasi kebutuhan persidangannya yang digelar secara virtual, jadi semua sudah kami lakukan sesuai aturan yang ada," katanya.

Deretan Kelakuan Tak Manusiawi Herry Wirawan pada Korbannya

Santriwati korban guru ngaji di Bandung, Herry Wirawan hidup bergotong royong saling bantu ketika hamil sampai melahirkan.

Setelah memperkosa hingga hamil, Herry Wirawan disebut menempatkan korbannya untuk tinggal di suatu tempat.

Ada 12 santriwati yang menjadi korban kebejatan Herry Wirawan. Beberapa di antaranya hamil dan melahirkan bayi.

Herry Wirawan melakukan aksi bejatnya di banyak tempat, hotel, apartemen, hingga di sebuah kamar di Pesantren Tahfidz Madani.

Muncul fakta menyedihkan terkait korban pemerkosaan Herry Wirawan.

Herry Wirawan ternyata sudah menyiapkan tempat khusus untuk para santriwatinya yang hamil.

Di tempat tersebut, para korban saling membantu mengurus diri dari hamil sampai melahirkan.

“Mereka ngurus diri mereka sendiri di sana, tidak ada pengurus yayasan, hanya dia (pelaku) yang ada, tidak ada orang lain,” jelas Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan dikutip dari Kompas.com.

Menurut Diah tak hanya soal memasak, para korban juga gotong royong menjaga anak hingga mengantar kawan mereka yang hendak melahirkan.

"Saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota,"

"Jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya,” katanya.

Dikatakan Diah, selain tempat mereka belajar di Cibiru yang juga jadi tempat mereka tinggal, pelaku juga menyediakan satu rumah khusus yang biasa disebut basecamp.

Tempat tersebut dijadikan rumah tinggal bagi anak yang baru saja melahirkan hingga kondisinya benar-benar pulih.

“Jadi di lingkungannya, saat ditanya bayi-bayinya anak siapa, mereka bilang anak yatim piatu yang dititipkan,” katanya.

"Merinding saya kalau ingat cerita-cerita mereka selama di sana diperlakukan oleh pelaku,” katanya.

Korban ditemui Dedi Mulyadi

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menemui beberapa korban rudapaksa dari Herry Wirawan yang tinggal di pedalaman wilayah Garut Selatan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Perjalanan menuju wilayah tempat tinggal korban Herry Wirawan itu tak mudah.

Pasalnya, kediaman para korban rudapaksa guru satu pesantren ini jauh di pelosok.

"Saya baru menengok mereka tadi malam.

Perjalanannya sangat jauh.

Dari kota di Garut selatan saja menuju kampung mereka memakan waktu tujuh jam.

Dan hanya bisa diakes oleh sepeda motor karena jalannya tidak begitu bagus," kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Minggu (12/12/2021).

Menurut Dedi Mulyadi, para korban ketika ditengok sudah dalam keadaan baik-baik.

Perlahan-lahan mereka bisa menjalani kehidupan normal.

Meski ada beberapa di antara mereka masih sedikit trauma.

"Tapi rata-rata mereka (para korban) sudah mulai membaik.

Mereka ingin kembali lagi ke sekolah," kata Dedi Mulyadi.

Untuk memenuhi keinginan para korban agar bisa tetap bersekolah, Dedi Mulyadi menyatakan kesiapannya menjadi orangtua angkat.

Termasuk membiaya semua kebutuhan sekolah mereka.

"Bahkan ada beberapa santriwati yang ingin ikut ke Purwakarta untuk sekolah dan masantren (pesantren).

Akhirnya saya ajak mereka ke sana karena saya juga punya pesantren.

Para orangtuanya sudah mengizinkan," kata Dedi Mulyadi.

Dedi mengatakan, para korban rudapaksa guru pesantren di Bandung itu sebagian besar berasal dari Garut selatan.

Sisanya dari daerah lain.

"Sebenarnya korbannya bisa lebih dari belasan orang.

Namun ada beberapa orangtua yang masih tidak percaya," kata Dedi.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved