Berita Palembang

Dampak Pandemi Banyak Warga Sumsel Terganggu Masalah Kejiwaan, Keberadaan ODGJ Meningkat

Dampak Pandemi Covid-19 ternyata tak hanya mempengaruhi sektor ekonomi dan kesehatan.

Editor: Odi Aria
TRIBUNSUMSEL.COM/SAHRI
Nampak ODGJ berkeliaran di sepanjang jalan Protokol Tebing Tinggi, Empat Lawang. 

Penulis : Linda Trisnawati

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -Dampak Pandemi Covid-19 ternyata tak hanya mempengaruhi sektor ekonomi dan kesehatan.

Imbas dari wabah tersbut ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan mental masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumay Selatan (Sumsel), Lesty Nurainy, Pandemi yang terjadi sekarang ini banyak berpengaruh terhadap masyarakat Sumsel terutama dalam hal kesehatan, khususnya masalah gangguan kejiwaan.

"Pada sebagian kelompok masyarakat kondisi ini bisa mejadi faktor resiko terjadinya gangguan pada masalah kejiwaan," kata Lesty, Selasa (16/11/2021).

Salah satu daerah di Bumi Sriwijaya yang alami peningkatan masyarakat yang terkena gangguan kejiwaan adalah kabupaten Lahat.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, per September 2021 ada 1.087 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Lahat.

Menurut Lesty, berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 2014, ODGJ merupakan orang dengan gangguan jiwa yang mengalami gangguan dalam pikiran dan perilaku. Penanganan kondisi kejiwaan pada ODGJ harus dilakukan di fasilitas kesehatan jiwa.

"Masih banyak ODGJ yang belum sepenuhnya tertangani hingga menimbulkan keresahan bagi warga sekitar.

Sehingga dibutuhkan koordinasi lintas sektor dan lintas program untuk dapat mengatasinya," jelas Lesty.

ODGJ di Kabupaten Lahat Meningkat

Diberitakan sebelumnya, Senin (15/11/2021) berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, per September 2021 ada 1.087 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Lahat.

Dari total tersebut, ODGJ paling banyak tersebar di Puskesmas Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, Taufik M Putra melalui Kabid P2P, Aiwa Marlina SKM MM disampaikan Kasi P2 PTM, Keswa dan Nafza, Farlian Fardan keberadaan ODGJ disetiap wilayah Fasilitas Kesehatan (Faskes) puskesmas itu ada.

Namun, untuk wilayah puskesmas terbanyak berada di Puskesmas Jarai sebanyak 125 pasien ODGJ, lalu Bandar Jaya 90 pasien, Muara Tiga 69 pasien dan Sukamerundu 68 pasien.

"Untuk sisanya itu tersebar di setiap kecamatan, itu empat puskesmas tertinggi yang ada pasien ODGJ,"ujarnya, Senin (15/11/2021).

Pihak puskesmas kata Farlian, memberikan pelayanan pendampingan makan obat serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga dengan cara melakukan kunjungan ke tempat pasien.

"Puskesmas juga melakukan pemantauan terhadap pasien ODGJ ini, bagaimana perkembangannya,"jelasnya.

Sementara, diakaui Farlian, faktor penyebab ODGJ kebanyakan dari penyalagunaan Napza (narkotika, aibon dan obat-obat lainnya), bahkan kebanyakan di usia yang masih produktif.

“Kebanyakan dari Napza faktor utamanya,' ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved