Berita Lahat

Aneh tapi Nyata, 6 Desa di Lahat Ini Kebanjiran, Padahal Berada di Atas Bukit

Enam desa yang ada di Kecamatan Merapi Selatan, Senin (1/11/2021) terendam banjir.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Yandi Triansyah
handout
Banjir yang terjadi di enam Desa di Kecamatan Merapi Selatan, Lahat, Sumatera Selatan, Senin (1/11/2021) 

Laporan Wartawan Sripoku. Com Ehdi Amin

SRIPOKU.COM, LAHAT - Enam desa yang ada di Kecamatan Merapi Selatan, Senin (1/11/2021) terendam banjir.

Kejadian cukup 'aneh'ini sangat disayangkan dan meresahkan warga. Terlebih, air yang merendam desa cukup deras dan jarang terjadi terlebih enam desa berada di wilayah perbukitan.

Anggota BPD Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Juhadi menuturkan enam desa yang dilanda banjir dan terendam yakni Desa Geramat, Lubuk Betung, Tanjung Beringin, Suka Merindu, Lubuk Pedare dan Dusun Padang.

Dikatakanya, kejadian banjir terjadi sejak pagi hingga jelang malam.

Di desa tersebut, setidaknya ada 30 rumah terendam dan belum desa desa lain.

"Ya ini mengejutkan bagi warga Merapi Selatan. Karena puluhan tahun kami hidup di sini dan sebagaimana diketahui wilayah kami merupakan wilayah perbukitan tapi dua tahun terakhir selalu banjir,"terangnya, saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).

Selain luapan beberapa aliran sungai, banjir disebabkan karena dampak banyaknya aktivitas pertambangan di Merapi Selatan.

Dirinya sendiri meminta baik kepada Pemerintah maupun perusahaan yang ada agar bisa mencarikan solusi sehingga hal itu tak terulang. "Karena selama ini gak pernah kami banjir, "tukasnya.

Terpisah, Anggota DPRD Lahat Dapil II Meliputi, Kecamatan Merapi Area, Andi Sucietera, ST menyayangkan kejadian tersebut.

Tak saja merusak lingkungan, kejadian tersebut bisa menjadi ancaman bagi warga.

"Jalan sudah seperti sungai. Sementara rumah rumah sudah terendam.

Banjir ini pasti ada penyebabnya apalagi selama ini hal itu belum terjadi. Semenjak Penambangan di hulu sungai kampung saya bisa banjir, "sampai Andi

Dirinya sendiri meminta khususnya kepada perusahaan untuk kembali melakukan penghijaun dengan kembali melakukan penanaman.

Menurut Andi,sama sama diketahui hutan berfungsi sebagai penyerap sekaligus pengalang air banjir.

Pohon juga berfungsi mencegah erosi, mengurangi sedimen yang masuk ke sungai dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.

"Tambang yang beraktivitas di hulu harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini.

Kerugian masyarakat pun harus diganti oleh perusahaan penambangan karena semenjak penambangan di hulu sungai beberapa desa di Kecamatan Merapi Selatan sering terkena banjir,"kata dia.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved