Berita Palembang

Sebelum Meninggal, Pelajar di Palembang Sempat Berkelahi, 2 Minggu Meninggal Makam Madon Dibongkar

"Dari hasil penyelidikan kami, hasil olah TKP, dan pemeriksaan saksi-saksi, ditemukan indikasi sebelum meninggal dunia bahwa korban sempat berkelahi,"

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / M Yandi Pratama
Makam M Madon remaja 14 tahun di Kota Palembang dibongkar setelah dua pekan dimakamkan untuk diautopsi, Senin (25/10/2021) 

SRIPOKU.COM,PALEMBANG - Unit Ranmor Satreskrim Polrestabes Palembang melakukan pembongkaran terhadap makam Muhammad Madon (14) di TPU Bukit Siguntang, Kota Palembang, Senin (25/10/2021).

Hal ini dilakukan pihak kepolisian untuk melakukan autopsi terhadap jasad remaja 14 tahun tersebut, untuk memastikan penyebab kematian korban.

Sebelumnya jasad Muhammad Madon ditemukan tergeletak di sekitar Jembatan Karang, Jalan Merdeka, Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil Palembang, Senin (11/10/2021).

Saat itu, keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad Madon.

Sehingga almarhum langsung dimakamkan hari itu juga.

Namun pihak kepolisian tidak tinggal diam, tetapi terus melakukan penyelidikan terkait kecurigaan penyebab meninggalnya korban.

"Dari hasil penyelidikan kami, hasil olah TKP, dan pemeriksaan saksi-saksi, ditemukan indikasi sebelum meninggal dunia bahwa korban sempat berkelahi," kata dia.

Sehingga pihaknya memohon izin kepada keluarga, untuk melakukan autopsi terhadap korban, dengan cara membongkar makamnya.

"Alhamdulillah pihak keluarga mengizinkan," katanya.

Tangannya Terpelintir ke Belakang, 2 Pekan Dimakamkan Makam Remaja di Palembang Dibongkar

Selain itu, pembongkaran makam korban itu juga memastikan agar kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti ini.

Dimana ada komplain dari pihak keluarga bahwa korban meninggal karena vaksin Covid-19.

"Untuk hasilnya kita masih menungu, karena saat ini masih berlangsung pemeriksaan dilakukan oleh Forensik Dokkes Polda Sumsel.

Dugaan sementara hasil pemeriksaan kami, bahwa korban indikasi korban pembunuhan," tutup Kompol Tri.

Tangan Korban Terpelintir

Setelah dua minggu dimakamkan, jasad Muhammad Madon (14) dibongkar untuk dilakukan autopsi, Senin (25/10/2021) di Pemakaman Umum Puncak Sekuning, Kota Palembang.

Jenazah Madon sebelumnya ditemukan mengambang di aliran Sungai Musi di kawasan Jerambah Karang, Jalan Merdeka, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, Senin (11/10/2021).

Saat ditemukan meninggal sang ibu Tina (40) menjelaskan bahwa anaknya itu sedang sakit.

Menurut warga Kuto Batu 27 Ilir ini anaknya sudah empat hari demam.

Pada malam sebelum korban ditemukan meninggal dunia, buah hatinya sempat muntah-muntah dan meminta ibunya memasangkan koyo di kepalanya.

"Anak saya memang sedang sakit, semalam itu sempat minta dipasangkan koyo di kepalanya," ujar Kina.

Setelah dipasangkan koyo, sekira pukul 02.00 WIB , pada saat sedang beristirahat di rumah, korban pun memberitahu ibunya mau ke DAM yang berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mencari angin.

Selanjutnya, sekira pukul 06.00 WIB ibu korban mendapatkan informasi bahwa anaknya sudah meninggal di dalam DAM.

"Setelah kami dengar anak saya ditemukan meninggal, kami sekeluarga langsung ke TKP dan ternyata benar mayat tersebut adalah anak kami," jelasnya sambil menangis terisak.

Sementara itu, Kapolsek IB I Palembang, Kompol Roy Tambunan
menerangkan penemuan mayat tersebut bermula pada saat saksi, Turmini beserta anaknya sedang bersiap-siap untuk membuka warung tak jauh dari lokasi kejadian.

Mengetahui hal itu, saksi mata bergegas meminta bantuan warga.

Dari hasil pemeriksaan aparat kepolisian terhadap jasad korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan terhadap jenazah Madon.

"Dari hasil pemeriksaan luar, korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga juga sudah membuat pernyataan dan menerima korban meninggal dikarenakan sakit," ungkap Roy.

Namun dua pekan berlalu jasad korban akan diautopsi.

"Jam 7 tadi kuburan nya sudah dibongkar," ungkap Sakdiah(43), sepupu Madon.

Sementara itu keluarga korban lainnya bernama Iip (35) mengungkapkan ada kejanggalan.

Menurut dia, yang kebetulan saat kejadian mengangkat jasad Madon menemukan kejanggalan yakni tangannya terpelintir.

"Tangannya terpelintir kebelakang," ujar Iip.

Sampai saat ini, pihak keluarga masih menunggu autopsi dilakukan.

"Katanya jam 11 an dokternya datang," kata Sakdiah.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved