Mimbar Jumat
Masjid Pendana Kegiatan Ekonomi Umat
Setelah resmi menerima wahyu pertama, Rasulullah SAW semakin nyata diperintahkan pulang ke masjid. Saat itu penduduk Makkah ingkar, mereka berdusta,
Tidak dibolehkan terang-terangan melakukan ibadah (shalat), harus sembunyi-sembunyi.
Tidak boleh di dalam masjidil haram.
Akhirnya shalat dilaksanakan di rumah Arqam bin Arqam di Bukit Safa.
Setelah memiliki kekuatan untuk dakwah secara terang-terangan barulah beliau jika pergi ke mana-mana mendirikan masjid baik di Makkah maupun di Madinah.
Di mana ia dan rombongan sampai, bukan rumah tempat tinggal yang terpikir olehnya terlebih dahulu, tetapi yang pertama dicarinya ialah masjid --tempat ia meletakkan dahi ke tanah untuk sujud kepada Tuhannya.
Hal itu diitunjukkannya dengan membangun masjid pertama kali yakni Masjid Quba ketika dalam perjalanan hijrah ke Madinah.
Pada waktu mendirikan Masjid Quba, Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan dan kerja sama.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Beliau turut mengangkat batu, sehingga tampak pada wajahnya yang mulia bekas letih bekerja berat.
Tanda kiblat yang menjadi tujuan arah shalat pun hari itu dibuat oleh beliau sendiri dari batu-batu bata yang dimintanya dari penduduk Quba.
Dan yang pertama kali meletakkan batu di mihrab adalah Rasulullah SAW sendiri, kemudian disusul berturut-turut Abu Bakar, Umar, dan Usman.
Siapakah yang dapat menyangka bahwa urutan peletakan batu kiblat ini ada hubungannya kemudian dengan sejarah pengangkatan khulafaur rasyidin.
Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk dari pada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari.
Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid.
Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.