Mimbar Jumat

Memaknai Kesalihan Kita dalam Berislam

Iman dan amal salih adalah dua topik perbincangan yang senantiasa aktual dan selalu menarik di ka-langan umat beragama.

Editor: Bejoroy

Sementara itu, kata kerja bentuk kedua selalu memerlukan obyek penderita, memberikan pengertian bahwa apabila ada sesuatu nilai yang hilang atau terjadi disfungsi pada nilai tersebut.

Sehingga, tujuan kehadirannya tidak tercapai, maka pada saat itulah manusia dituntut untuk menghadirkan dan mengaplikasikan nilai dimaksud, dan apa yang dilakukan itu adalah islah/perbaikan (M.Quraish Shihab, 1997: 158-159).

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Dalam al-Quran, kata salaha dalam pelbagai derivasinya terulang sebanyak 180 kali.

Dalam bentuk kata kerja, ditemukan dua kali, masing-masing dalam QS. Ar-Ra’d/13:23 dan QS. Al-Mukmin/40:8 yang berbicara mengenai orang-orang yang hidup sejahtera, bebas dari kerusakan dan penyakit-penyakit rohani dan balasan yang akan diperoleh atas kebaikannya di dunia ini untuk kehidupan abadi di akhirat.

Dalam bahasa Indonesia, amal salih diartikan sebagai perbuatan yang sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah untuk menunaikan kewajiban agama seperti perbuatan baik terhadap sesama (Dep. P&K, 1995: 866).

Secara spesifik, amal salih ialah setiap hal yang mengajak dan membawa kepada ketaatan kepada Allah, baik perbuatan lahir maupun perbuatan batin, yang berakibat pada hal yang positif dan bermanfaat (Ensiklopedi Islam Indonesia, 2001: 132).

Perpaduan antara kata amal dan salih menunjukkan adanya motivasi dan tujuan atau kesadaran dari pelaku untuk melakukan perbuatan yang baik dan bermanfaat, sehingga implikasi yang ditimbulkan pun akan baik dan bermanfaat.

Nurcholish Madjid (1995:189) menyatakan, bahwa tujuan paling penting dari amalan-amalan keagamaan adalah untuk mendidik kita agar memiliki pengalaman ketuhanan dan menanamkan kesadaran ketuhanan yang sedalam-dalamnya.

Sebab dengan kesadaran ketuhanan itulah berpangkal, bersumber, dan memancar seluruh sikap hidup yang benar, dan dengan kesadaran ketuhanan itu pula manusia akan dibimbing ke arah kebaikan atau amal salih yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pada diri seorang muslim terdapat dua tugas pokok, yakni tugas sebagai hambah Allah dan tugas se-bagai makhluk sosial.

Jika kedua tugas itu dikerjakan secara sinergis, itulah yang disebut dengan kesalihan, dan jika dilakukan dalam tindakan nyata, itulah yang disebut dengan amal salih.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Perlu dipahami bahwakesalihan secara ritual dan individual berupa pelaksanaan ibadah-ibadah mahdah, sungguh belum memadai jika ibadah tersebut tidak atau belum mengantar pelakunya menjadi orang yang salih secara sosial.

Karena itu, sejumlah ayat al-Quran mengecam keras mereka yang melaksanakan ibadah ritual yang tidak berdampak pada kesalihan sosial.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved