Mengenal Sosok Letkol Untung, Komandan Operasional G30S PKI, Ditangkap Armed saat Menumpang Bus

Letkol Untung kala itu merupakan pemimpin pasukan Cakrabirawa, resimen militer yang menculik dan membunuh dewan jenderal TNI AD di Lubang Buaya

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Welly Hadinata
Istimewa
Letkol Untung Syamsuri (YKPP 1965) (IST) 

Melansir dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010) karya Julius Pour, semasa perang kemerdekaan Kusman bertugas di daerah Wonogiri sebagai anggota batalyon Soedigdo.

Batalyon ini merupakan bagian dari Divisi Panembahan Senopati yang berbasis di Jawa Tengah bagian selatan, namun banyak dipengaruhi paham-paham komunisme/marxisme.

Batalyon ini pula yang diyakini terlibat dalam Peristiwa Madiun 1948.

Ketika Batalyon Sudigdo ini dibersihkan oleh pasukan Siliwangi, Kusman yang pangkatnya sudah Sersan Mayor meloloskan diri ke Madiun dan menjadi bagian kecil dari pemberontakan Madiun Affair 1948.

Kusman kembali ke Jawa Tengah setelah peristiwa Madiun dan Agresi Militer Belanda II, dia pun mengganti namanya menjadi Untung

Dia bergabung kembali dengan TNI dan pernah menjabat Komandan Batalyon Banteng Raider.

Letkol Untung Syamsuri Saat Ditangkap Aparat
Letkol Untung Syamsuri Saat Ditangkap Aparat (http://www.erwinedwar.com/))

Pada tahun 1949, dia bergabung di Batalyon 444 di Kleco, Solo sebagai Komandan Kompi.

Pada 10 Oktober 1950, berubah menjadi Brigade Panembahan Senopati, yang wilayahnya meliputi Surakarta dan berkedudukan di Surakarta.

Pada Januari 1952, Brigade Panembahan Senopati berubah nama menjadi Resimen Infanteri 15.

Untung sempat ikut dalam Operasi 17 Agustus pada 1958 yang dipimpin Ahmad Yani.

Saat itu Untung masih menjadi Komandan Kompi dengan pangkat Letnan Satu.

Pada 1959, Untung kembali ke Jawa Tengah.

Untung menjadi Komandan Batalyon 454/para Banteng Raiders Diponegoro, Srondol, selatan Semarang, setelah operasi itu selesai, dia ketika itu pangkatnya Mayor

Sekitar 14 Agustus 1962, Untung diterjungkan ke daerah Sorong, Papua Barat, menjadi bagian dari Operasi Mandala yang dipimpin Soeharto.

Setelah operasi militer sukses, Untung mendapat kenaikan pangkat istimewa dari mayor ke Letnan Kolonel serta mendapatkan bintang jasa setelah memimpin pasukan gerilya menyerang tentara Belanda di Papua Barat.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved