Berita Palembang
'Bukan Kabut Asap', BMKG Jelaskan Penyebab Palembang Berkabut Pagi Tadi : Partikel Basah
Kabut yang menerpa Palembang pada hari ini merupakan fog atau kabut dari partikel-partikel basah.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun SMB II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan membantah kabut asap di Palembang merupakan dampak dari asap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Selasa (28/9/2021).
Ia menyebut, berdasarkan alat yang memantau partikel udara Palembang, saat ini masih dalam kondisi aman dari asap Karhutla.
Kabut yang menerpa Palembang pada hari ini merupakan fog atau kabut dari partikel-partikel basah.
"Bukan kabut asap, yang terjadi adalah atau kabut dari partikel basah," katanya
Berdasarkan informasi partikulat meter (PM2,5) BMKG, kandungan partikel udara di Palembang berada dikisaran angka 58,50 mikrogram per meter kubik, atau kondisi udara sedang.
Lalu, kandungan partikel udara berangsur menurun pada pukul 10.00 WIB dikisaran 44,70 mikrogram per meter kubik.
Dijelaskannya, kabut yang muncul di pagi hari itu biasa disebut Fog atau partikel basah. Di masa transisi di musim kemarau hal tersebut pun bisa terjadi.
Adanya kabut itu lantaran adanya afeksi masa udara yang hangat dan permukaan tanah yang dingin menyebabkan kondensasi.
"Palembang masih aman dari kabut asap untuk saat ini. Apalagi memang untuk kabut titik api di Sumsel masih skala kecil," jelas Deddy.
Menurut Deddy, sejauh ini, sebagian wilayah Sumsel mengalami peralihan musim, dari kemarau ke hujan. Hujan mulai mengguyur beberapa daerah, namun disebagian wilayah lain masih musim kemarau.
"Musim hujan tahun ini diprakirakan akan terjadi akhir September hingga dasarian awal Oktober," jelas Deddy.
Diberitakan sebelumnya, kabut diikuti bau asap kembali terasa menyelimuti langit kota Palembang, Selasa (26/9/2021) pagi.
Bau asap tersebut diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi sejumlah wilayah di Sumsel.
Bau asap diduga dari Karhutla tersebut membuat masyarakat terganggu, saat hendak pergi bekerja di pagi hari.