Berita Prabumulih
Pihak Ponpes Buka Suara Terkait Seorang Santri di Prabumulih Tewas Dianiaya, Akui Ada Kelalaian
Seorang santri di Prabumulih tewas dianiaya, pihak pondok pesantren tempat si santri menempuh pendidikan buka suara.
SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Seorang santri di Prabumulih tewas dianiaya, pihak pondok pesantren tempat si santri menempuh pendidikan buka suara.
Hal ini juga sangat disayangkan oleh pihak salah satu pondok pesantren di Prabumulih tersebut.
Ustadz Roin Al Hadi selaku sekertaris dari pondok pesantren tersebut mengungkapkan aksi kekerasan sangat tidak dibenarkan di lingkungan ponpes dan jika ada pemukulan merupakan pelanggaran berat.
"Kejadian kekerasan yang sesungguhnya seperti ini pelanggaran berat di pesantren kami. Sudah jelas dalam aturan, tidak boleh ada kekerasan, hukumanpun tidak ada pemukulan, guru dilarang untuk memukul apalagi santri," tegas Ustadz Roin kepada wartawan.
Roni mengaku, hukuman yang diberlakukan di pondok pesantren bagi para santri selalu bersifat positif, seperti menulis, menghafal, dan lainnya.
"Jadi tidak diperbolehkan kekerasan sama sekali, tapi hukuman positif," bebernya.
Menurut Roni, apa yang terjadi tersebut diluar dugaan pihaknya, sementara untuk proses dugaan penganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia tersebut sepenuhnya diserahkan ke aparat penegak hukum.
Baca juga: Mak Peluk Aku Siapo Tau Aku Mati, Ibu Ungkap Pesan Terakhir Santri di Prabumulih Tewas Dianiaya
"Kita serahkan kepada pihak berwenang, dalam hal ini Polres Prabumulih. Begitupun untuk penyebabnya, kita serahkan kepada pihak RS dan polres Prabumulih untuk mendalami kejadian ini," jelasnya seraya menambahkan korban tak lagi di pesantren sejak pertengahan Agustus.
Sementara, untuk oknum santri yang melakukan tindak kekerasan, Ustadz Roin menuturkan akan memberikan sanksi tegas.
"Sikap pesantren tegas, apabila terbukti yang bersangkutan ada aturan yang akan kita berlakukan, kejadian tersebut berlangsung di malam hari," katanya.
Ditanya apakah ada kelalaian dari pihak ponpes sendiri atas kejadian tersebut, Roni mengakui ada sedikit kelalaian di lembaganya.
"Kita evaluasi serta mohon maaf kepada keluarga. Sekali lagi kami tegaskan, hukuman di pesantren kami tidak ada yang berbentuk pemukulan," jelasnya.
Lalu ditanya penyebab terjadinya pemukulan, menurutnya hal itu terjadi karena beberapa santri melakukan pelanggaran.
"Ada yang tidak mau pembersihan, tidak mau sholat," tambahnya.
