Tsunami
INFO BMKG, Tsunami Setinggi 6-10 Meter Tiba dalam Waktu 9 Menit, Ini Lokasi dan Permodelannya
Dwikorita Karnawati mengatakan, Provinsi Maluku termasuk wilayah titik rawan bencana baik itu gempa, tsunami dan lainnya.
SRIPOKU.COM, JAKARTA--Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), Dwikorita Karnawati menjelaskan hasil penelitian pemodelan potensi tsunami di wilayah Timur, yaitu di Ambon, Maluku.
Dwikorita Karnawati mengatakan, Provinsi Maluku termasuk wilayah titik rawan bencana baik itu gempa, tsunami dan lainnya.
Melansir Antara News, berdasarkan hasil riset sebelumnya dilakukan sumber pembangkit gempa di Maluku adalah beberapa daerah patahan aktif yakni sesar Buru Utara M 7,4, Sesar Buru M 7,0, Sesar Manipa M7,4 dan sesar Bobot M7,5.
Info gempa magnitudo 5.4 Sabtu 21 Agustus di NTT pada pukul 00:45 WITA. BMKG beri arahan.
(Ilustrasi Foto: Info gempa dan tsunami./Istimewa)
Dwikorita Karnawati menjelaskan, sudah banyak yang melakukan riset penelitian di Provinsi Maluku baik perguruan tinggi dalam maupun luar negeri namun tindak lanjut tidak dilakukan.
"Kita rawan gempa tsunami tetapi kita tetap melakukan pembangunan. Ini mesti diwujudkan dengan langkah di lapangan.
Kita datangi bersama pemerintah agar bisa melakukan langkah mencegah terjadi korban jiwa apabila terjadi gempa dan tsunami.
Pantai di provinsi Maluku perlu di mitigasi agar tidak ada korban jiwa," ungkapnya dalam pertemuan bersama Pemprov Maluku dan Pemkot Ambon di kantor Gubernur Maluku, Kamis malam, 2 September 2021, dikutip dari Antara.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, mulai dari beberapa titik di kota Ambon ini juga menjadi titik patahan rawan.
"Namun bukan berarti daerah rawan gempa tsunami daerahnya tidak berkembang.
Nah langkah memitigasi gempa dan tsunami agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Ia mengatakan, daerah rawan tidak hanya di Ambon tetapi di Jawa juga.
Di mana kejadian gempa bumi di Maluku mengalami kenaikan peningkatan terutama pada tahun 2019 yaitu 5.101 dengan berbagai kekuatannya, tahun 2020 mengalami penurunan tetapi trennya masih peningkatan dibandingkan tahun 2019 yaitu 3.139.
Dwikorita mengaku sejarah gempa dan tsunami di Indonesia frekuensi tertinggi berada di Maluku.
