Banjir di Palembang

Semoga Saja Hari Ini Tidak Hujan Lagi, Air Selutut Masih Merendam Warga di Sekip Bendung

"Semoga saja hari ini tidak hujan lagi," katanya. Andi,warga Sekip Bendung lainnya mengatakan setiap kali hujan deras tiba

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Odi Aria
Banjir di kawasan Sekip Bendung Palembang tak kunjung surut hingga Kamis (2/9/2021) usai diguyur hujan deras kemarin 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Banjir di Palembang selalu berulang tiap tahunnya. Meski sejumlah upaya sudah dilakukan oleh pemerintah. Namun persoalan ini seperti sakit yang tak ada obatnya.

Kamis (2/9/2021), sisa hujan kemarin masih membekas bagi warga Sekip Bendung, Palembang.

Meski sudah semalaman hujan reda, namun air di lokasi ini masih tinggi.

Selain genangan air, warga mengeluhkan kehadiran sampah yang hanyut dibawa air masuk ke pemukiman mereka.

Warga pun tak tau harus berbuat apa lagi, proyek rumah pompanisasi bendungan yang selama ini digaungkan untuk menangkal banjir, nampaknya tak berjalan maksimal.

"Katanya ada pompa bendung untuk atasi banjir di sini, tetapi kenapa tidak ada pengaruhnya sama sekali. Kami masih saja kebanjiran saat hujan tiba," kata warga Nopri.

Hujan deras yang mengguyur Kota Palembang pada, Rabu (1/9/2021) kemarin menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.

Padatnya rumah penduduk serta minimnya drainase, membuat air lambat mengering.

Tinggi genangan air pun mencapai lutut orang dewasa atau sekitar 30 cm.

Tak hanya banjir, derita warga di kawasan tersebut diperparah dengan banyaknya sampah yang ikut mengalir bahkan sampai masuk ke rumah-rumah warga.

Seakan terbiasa dengan kondisi banjir yang cukup dalam, warga sekitar pun tampak tak begitu terganggu.

Aktifitas warga tetap berjalan seperti biasa.

Hanya saja, untuk keluar rumah warga terpaksa menggunakan sepatu boots agar terhindar dari banjir.

Nopri, warga sekitar mengaku genangan banjir di tempat tinggalnya sejak kemarin hingga hari ini tak kunjung surut.

Ia pun berharap hujan jangan kembali mengguyur, apabila hujan kembali turun Nopri khawatir akan memperparah ke dalam banjir di kawasan tersebut.

"Semoga saja hari ini tidak hujan lagi," katanya.

Andi,warga Sekip Bendung lainnya mengatakan setiap kali hujan deras tiba warga sekitar selalu dihantui ketakutan akan diterpa banjir.

Banjir yang menggenangi kawasan tersebut bisa sampai masuk ke dalam rumah-rumah warga.

Setiap kali hujan deras kawasan tempat ia tinggal menjadi langganan banjir.
Jika banjir telah turun, aktivitas warga pun menjadi terganggu.

"Bendung ini sudah langganan banjir tiap kali hujan deras. Yang jadi permasalahan itu banjir ini kerap kali disertai sampah, karena kan di sini ada beberapa titik pembuangan sampah," jelasnya.

Pekerja swasta ini pun mempertanyakan bagaimana upaya pemerintah menanggulangi permasalahan banjir di kota Palembang, khususnya kawasan Sekip yang kerap jadi langganan banjir.

Sejauh Ini Belum Ada Solusinya, Palembang Kewalahan Hadapi Banjir, Salahkan Sungai Musi 

Sejumlah bocah berenang ketika melihat tepi Jalan R Soekamto banjir usai Palembang diguyur hujan pada Rabu (1/9/2021).
Sejumlah bocah berenang ketika melihat tepi Jalan R Soekamto banjir usai Palembang diguyur hujan pada Rabu (1/9/2021). (sripoku.com/zaini)

Kata BMKG

Sebelumnya, Kepala Unit Analisa Dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani mengatakan memang Sumsel saat ini masih dalam periode musim kemarau.

Namun cuaca pada musim kemarau ini banyak dipengaruhi oleh faktor pengendali cuaca lain yang silih berganti menambah uap air di atmosfer bertambah lembab atau basah sehingga potensi terjadi hujan cukup besar untuk wilayah Sumsel.

Ia mencotohkan, saat ini sedang terjadi fenomena Gelombang Ekuatorial Rossby di sekitar Sumsel dan terdapat sirkulasi angin di barat Kalimantan serta konvergensi menyebabkan pertemuan massa udara.

"Suhu permukaan laut terdeteksi masih hangat yang huga membuat atmosfer juga semakin basah," terang Sinta.

Sinta pun membantah, jika hujaan deras menerpa Palembang merupakan hujan buatan.

Terlebih, pembuatan hujan buatan sudah selesai pada bulan Juni kemarin.

Saat ini hujan yang terjadi murni karena proses alami di atmosfer.

"Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, masih cukup tinggi hingga tiga atau lima hari ke depan. Karena itu saya himbau masyarakat untuk selalu waspada akan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor terutama di daerah perbukitan," bebernya. (Oca)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved