Berita Sriwijaya FC

Striker Sriwijaya FC Rudiyana Senang Bisa Kembali Latihan, Andalan Nil Maizar Ini Siap Jadi Bomber

Tentu saja saya akan membuktikan kemampuan saya bersama Sriwijaya SFC. Dan mudah-mudahan saya bisa membantu Sriwijaya naik lagi ke liga 1

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
MEDIA OFFICER SRIWIJAYA FC
Striker Sriwijaya FC Rudiyana menggiring bola di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. 

Pesepakbola beristrikan Shani Zakiyyah yang dipersuntingnya sejak 29 Januari 2017 namanya melejit di klub Sriwijaya FC ketika memulai latihan musim kompetisi 2020 lalu.

Di setiap latihan maupun petandingan ujicoba, Rudiyana kerap membuktikan kepiawaiannya dalam menjebol gawang lawan. 

Untuk membantu Sriwijaya FC juara, Rudiyana memiliki target pribadi. Rudi yang menjadikan tanggal pernikahannya sebagai nomor punggung jerseynya ini ingin mengejar sepatu emas Liga 2.

Lama dia tidak menjadi pencetak gol terbanyak kompetisi. Koleksi gol terbanyak dirasakan saat memperkuat Persis Solo dengan sembilan gol pada 2017.

Setelah itu produktivitasnya menurun.

Penurunan ini bukan karena alami kemerosotan kualitas melainkan pergeseran posisi di lapangan.

Posisi Rudiyana saat di Karawang pada 2018 dan PSIM Yogyakarta juga Sulut United selusin berikutnya lebih banyak beroperasi di sektor sayap.

“Pergeseran posisi itu ikut mempengaruhi produktivitas gol. Semoga di Sriwijaya FC saya kembali menempati posisi ideal, yaitu striker.

Dengan begitu saya bisa mewujudkan target mencetak 20 gol semusim. Artinya 10 gol untuk putaran pertama.

Target setinggi mungkin. Yang lebih penting kemenangan tim. Cetak gak cetak gak masalah, yang penting raih 3 poin setiap kali pertandingan," ujarnya.

Rudi yang telah banyak pengalaman merumput di tim besar seperti Persib Bandung, Persis Solo, PSIM Yogyakarta dan Sulut United, mengaku memiliki kesan dan cerita manis di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.

"Paling berkesan waktu angkat trofi juara ISL bersama Persib Bandung di Jakabaring pada 2014. Itu momen spesial yang tak bisa dilupakan. Awal karir jadi bagian juga juara di Palembang. Ada cerita manis di Jakabaring,” katanya.

Bungsu dari 3 bersaudara pasangan Dodo Hamid dan Ai Kartini mengaku berawal dari pemain bola kampung di Bandung.

"Saya lambat masuk SSB, baru 2005 atau 2006 sekitar awal kelas 2 SMP. Setelah beberapa tahun ikut KU Suratin Haornas, U21 sampai senior di Bandung. Pas ada 2 kubu Persibat Batang, PS Beltim, Persib U21 baru ke senior," terangnya.

Ia menceritakan awalnya dulu di SSB mendapat posisi stoper. Suatu ketika ada turnamen strikernya berhalangan, ia yang ditunjuk menjadi striker pengganti.

"Mulai dari situlah. Kalau ada bola corner penjuru saya hiding. Harapan lain datang ke sini bantu Sriwijaya bisa juara dan lolos Liga 1. Optimis pelatih manajemen, teman semua dari kekeluargaan sangat erat paling penting. Tidak hanya materi latihan, kualitas. Kalau kekeluargaan sangat kuat di dalam dan dalam luar lapangan," pungkas Rudiyana.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved