Tak Hanya Menjadi Penjahit Bendera, Fatmawati Punya Peran Penting Dalam Kemerdekaan, Simak Kisahnya
Namun para generasi penerus bangsa tak banyak yang tahu bagaimana perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Tetesan air mata Fatmawati merupakan ungkapan keharuannya atas perjuangan panjang rakyat Indonesia dan para pemimpinnya meraih kemerdekaan secara mandiri hingga tahap akhir.
Perjuangannya menjahit dua kain katun halus itu menunjukkan sumbangsih seorang perempuan Indonesia yang ikut memperjuangkan nasib bangsanya.
Fatmawati telah mengisi kepingan besar perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Bendera yang telah dijahit dengan susah payah dan tetesan air mata itu kini menjadi Bendera Pusaka sekaligus simbol nasionalisme yang selalu dibentangkan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini dan ke depannya.
Terakhir dikibarkan pada tahun 1968
Pada rentang tahun 1946 – 1968, bendera buatan Fatmawati hanya dikibarkan saat perayaan kemerdekaan di tanggal 17 Agustus saja.
Sejak 1969, Sang Saka dipensiunkan dan tak pernah absen dalam upacara bendera di Istana Kepresidenan, meskipun hanya berada di kotak penyimpanan.
Asal-usul bendera replika
Ide pembuatan replika bendera merah putih muncul dari usulan Husein Mutahar yang saat itu bekerja di bawah naungan Kemendikbud.
Bendera pertama berkibar selama 16 tahun.
Bendera duplikat kedua merupakan bendera yang paling lama berkibar di Istana Negara.
Setidaknya selama 30 tahun, bendera duplikat kedua berkibar dari tahun 1985 hingga tahun 2014.
Tahun selanjutnya, tepatnya pada upacara kemerdekaan tahun 2015 telah menggunakan bendera replika ketiga.
Duplikasi ketiga bendera Merah Putih sebenarnya telah dibuat sejak tahun 1995.
Namun pada saat itu bendera tidak dikibarkan dan hanya disimpan karena bendera replika kedua dirasa masih layak untuk digunakan
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Ibu Fatmawati Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih Walau Sedang Dalam Kondisi Hamil Tua, https://bali.tribunnews.com/2021/08/15/kisah-ibu-fatmawati-menjahit-bendera-pusaka-merah-putih-walau-sedang-dalam-kondisi-hamil-tua