Berita Muara Enim
Aksi Johan Ong di Pandemi Covid-19 Bikin Sumringah Kuli Angkut & Sopir Ekspedisi di Muara Enim
Pasalnya, disaat orderan angkutan sepi, ada pengusaha yang peduli dengan nasib mereka dengan memberikan bantuan sembako beras.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Ardani Zuhri
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Yanto (48), warga Muara Enim yang sehari-harinya berprofesi sebagai kuli panggul, tampak bahagia.
Pasalnya, disaat orderan angkutan sepi, ada pengusaha yang peduli dengan nasib mereka dengan memberikan bantuan sembako beras.
"Alhamdulilah, masih ada yang membantu di masa sulit ini. Beras ini sangat berarti bagi kami yang berpenghasilan tidak menentu ini," ujar ayah empat anak ini, Minggu (1/8/2021).
Diceritakan Yanto, bahwa ia berprofesi sebagai kuli panggul ini sudah sekitar empat tahun yang lalu. Sebab dirinya tidak ada keahlian di bidang lain sehingga hanya tenaga yang ia digunakan yakni menjadi kuli panggul.
Dahulu, lanjut Yanto, sebelum pandemi Covid-19, penghasilannya sebagai kuli panggul cukup lumayan sehari bisa dapat Rp 70 hingga 100 ribu.
Namun sekarang penghasilannya merosot tajam hanya sekitar Rp 40 hingga 50 ribu sehari, bahkan pernah tidak mendapat uang sama sekali karena tidak ada orderan angkutan barang.
• Bertahun Tahun Menunggu, Warga Tiga Desa di Muara Enim Kini Dapat Menikmati Penerangan Listrik
Orderan angkutan barang tergantung mobil angkutan ekspedisi yang masuk ke Pasar Mambo Muara Enim, kalau sedikit maka penghasilannya sedikit, begitu juga sebaliknya.
"Disini saja (Pasar Mambo,red) ada sekitar 30 kuli panggul. Bayangkan saja, kuli panggulnya banyak, tapi orderan angkutan sedikit," jelasnya.
Hal senada dikatakan rekannya Musliadi (39) bahwa pihaknya sangat bersyukur dengan bantuan sembako yang diberikan tersebut.
Meski tidak banyak, namun sangat berarti di masa sulit ini. Sebab pandemi Covid-19 ini sangat berdampak bagi dirinya, rekan-rekan seprofesi (kuli panggul) dan keluarga.
Soalnya dalam seminggu paling banyak dua unit mobil ekspedisi yang masuk ke Pasar Muara Enim untuk bongkar muat barang.
Sementara, jumlah petugas bongkar muat barang sekitar 30 orang.
“Kita kaget pak Johan datang bertanya berapa jumlah rombongan, tidak selang berapa lama kita semua diberi beras. Alhamdulilah, terima kasih pak Johan,” ungkapnya.
Lain halnya menurut salah satu sopir ekspedisi Kumardi (54) warga Desa Gunung Kembang, Kecamatan Merpai Barat, Kabupaten Lahat.
Bahwa sebelum pandemi Covid-19, sedikitnya bisa membawa tiga kali seminggu, namun saat ini kadang-kadang dua kali bahkan satu kali seminggu.
Hal tersebut tergantung dengan barang yang akan diangkut, jika masih sedikit terpaksa menunggu sampai penuh atau setidaknya nilai tarikan angkutan minimal Rp 1,8 juta, jika dibawah itu bisa rugi di ongkos.
"Kami sopir juga terdampak, kalau tarikan sepi, uang jalan kami juga turun karena tidak ada tarikan. Belum ditambah resiko kerusakan atau kehilangan barang itu ditanggung oleh sopir," jelasnya.
• Langgar Peraturan Belasan ASN di Muara Enim Menanti Sanksi, Lima Diantaranya Terancam Dipecat
Sementara itu menurut owner Toko Aneka Elektronik Ir Johan Ong bahwa bantuan sumbangan sambako kepada jasa angkut bongkar muat truk ekspedisi tersebut adalah untuk membantu perekonomian mereka terutama dalam pangan.
Sebab dimasa pandemi Covid-19 ini, dipastikan semua terdampak tanpa terkecuali dan namun yang paling terdampak adalah mereka yang berpenghasilan kecil atau tidak menentu salah satunya kuli panggul.
“Saya memperhatikan setiap hari, dalam dua minggu ini ekspedisi dari Palembang sangat sepi sekali. Sebagai masyarakat yang peduli dampak Covid-19 saya memberikan bantuan untuk rekan-rekan kuli panggul truk ekspedisi berupa beras,” ujar Johan Ong yang juga tokoh masyarakat Muara Enim ini.
Untuk menghadapi pandemi Covid 19 ini, pihaknya berharap kepada semua masyarakat yang masih mampu atau memiliki rezeki lebih untuk bisa menyisikan sedikit rezeki untuk saudara kita yang terdampak Covid-19 ini sesuai kemampuan masing-masing.
Sebab, hal ini, bukan tugas pemerintah saja, tetapi semua lapisan masyarakat.