Oknum Anggota TNI Eksekusi Wartawan Marsal Harapa dari Atas Motor dan Tewas Kehabisan Darah
Menurut Kapolda, kejadian bermula dari kekesan pemilik Ferari Kafe yang kerap diberikan oleh korban sebagai tempat transaksi dan peredaran narkoba.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Sebab, Wartawan asal Simalungun Marsal Harapa, tewas di dalam mobilnya pada dengan bersimbah darah akibat luka pada pembuluh arteri, Sabtu (19/7/2021) lalu, terungkap sudah.
Pelakunya adalah 4 oknum anggota TNI yang bermaksud ingin memberikan pelajaran kepada korban yang kerap memeras pemilik salah satu Kafe di kawasan Medan Sumatera Utara.
Hal ini terungkap berdasarkan keterangan dari Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Simanjuntak, Rabu(28/7/2021) seperti dilansir dari kompas.com.
Korban Marsal Harapa dieksekusi oknum anggota TNI berinisial Y, sembari mengendarai sepeda motor saat melintas di Jalan Huta VII, Nagori Karanganyar kabupaten Simalungun.
Menurut Kapolda, kejadian bermula dari kekesan pemilik Ferari Kafe yang kerap diberikan oleh korban sebagai tempat transaksi dan peredaran narkoba.
Selain kerap menulis pemberitaaan, Marsal pun mengancam pemilik Kafe untuk memberinya uang sebesar Rp 12 juta perbulan, selain itu Marsal juga meminta bonus 2 butir ekstasi.
Dari sinilah kemudian menimbulkan kekesalan terhadap korban yang memerasnya, sebab meski uang sudah disetor, tetapi berita tetap keluar.
"Korban meminta uang sejumlah Rp 12 juta per bulan dan per harinya meminta dua butir ekstasi," kata Kapolda, dikutip dari Serambinews, Rabu.
Tak ingin selalu diperas dan meminta uang dalam jumlah besar, pemilik Kafe memanggil 4 anggota TNI.
"Saudara S meminta Y memberikan pelajaran kepada korban.
"Lalu, Tersangka S bertemu Y serta bersama saudara A (AS) di Jalan Seram Siantar."
"Maka itu, saudara S menyampaikan kepada Y dan A (AS) kalau begini orangnya cocoknya ditembak," ujar Kapolda menirukan ucapan pelaku.
Selanjutnya, S kemudian mentransfer uang Rp 15 juta kepada AS dan kembali mentransfer pada 19 Juni 2021 sebesar Rp 10 juta.
Selain itu, S juga memberi imbalan Rp 5 juta kepada Y dan tambahan Rp 3 juta yang diambil dari kasir Kafe Ferrari.
Lalu tugas dimulai, Y dan AS kemudian mendatangi korban di rumahnya di Huta VII, Nagori Karanganyar, Kabupaten Simalungun.