Kisah Guru yang Setahun Lebih WFH Karena Covid-19, 'Cepat atau Lambat Saya Tak Akan Sanggup Lagi'
Kasus Covid-19 yang terus bertambah setiap harinya di setiap negara di seluruh dunia memaksa setiap orang untuk membatasi setiap aktivitas.
"Tapi karena semua pekerjaan aku lakukan di kamar tidur, rasanya batasan antara "tempat tidur" dan "tempat kerja" jadi tak ada lagi, dan itu membuatku tidak nyaman."

===
Lisa juga menyebut ada banyak hal yang menjadi alasan kenapa dirinya semakin merasa tak nyaman dengan WFH.
Misalnya, kalau bekerja di rumah Lisa harus berhadapan dengan kodnisi cuaca Malaysa yang sangat panas, berbanding terbalik di sekolah tempat ia mengajar yang menggunakan AC.
Selain itu, ia juga harus rela mengajar saat suara bising dari jalan ikut terdengar.
"Kalau tidak mata, kepalaku yang sering sakit karena ini," ujar Lisa.
"Mau komunikasi sama murid juga sulit. Setiap anak punya pekerjaan dan tugas yang berbeda-beda, jadi aku harus bolak-balik mengajar pelajaran yang berbeda hanya agar tugas mereka bisa diperiksa dan agar mereka bisa mengerti dengan pelajaran."
"Aku tak bisa mengajar dengan leluasa dan berinteraksi dengan murid layaknya di sekolah. Mau mendekati mereka saat mereka bertanya tak bisa, mau memberitahu mereka kalau ada yang salah juga tak bisa."
"Capek rasanya terus menerus belajar pakai Zoom, dan semakin ke sini, terus-terusan memeriksa tugas murid lewat WhatsApp itu semakin menyiksa. Itu kenapa, kalau tidak mata, kepala yang sakit."
"Kadang aku harus menggambar secara digital cuma untuk memberitahu murid mana tugasnya yang salah dan butuh dikoreksi. Ya aku tahu hal ini memang sepele, tapi karena sudah terjadi berulang kali, aku merasa makin hari makin tersiksa dan frustasi," ungkap Lisa.

===
Tak Bisa Mengontrol Siswa
Lisa juga bercertita kalau sejak WFH, muridnya jadi sering mengirim tugas sesuka hati mereka, tidak seperti saat masih sekolah tatap muka yang semua diatur dengan baik.
Bahkan, tak jarang para siswa Lisa langsung membombardir WhatsAppnya dengan tugas sehingga membuat Lisa kesusahan akibat harus memeriksa tugas yang datang "segunung."
Sebagai salah seorang guru yang juga supervisor yang dikenal paling tegas di sekolahnya, Lisa justru tak punya kontrol atas kedisiplinan murid-muridnya yang seringkali masuk kelas online terlambat atau bahkan tak mau menyalakan webcamnya agar bisa dilihat gurunya.