Breaking News

Asal Usul Virus Corona

'MALING Teriak Maling, Selama Ini Tuduh CHINA , Nyatanya Amerika Malah Kembangkan Virus Corona

Lebih dari 2 juta netizen China telah menandatangani surat terbuka, Selasa siang (20/7/2021), menuntut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Editor: Wiedarto
AFP PHOTO/HECTOR RETAMAL
Pemandangan udara ini menunjukkan laboratorium P4 (tengah) di kampus Institut Virologi Wuhan di Wuhan di provinsi Hubei tengah China pada 13 Mei 2020. 

SRIPOKU.COM, DETROIT--Lebih dari 2 juta netizen China telah menandatangani surat terbuka, Selasa siang (20/7/2021), menuntut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki laboratorium Fort Detrick Amerika Serikat (AS) terkait asal-usul Covid-19.

Global Times melaporkan, surat itu dikeluarkan ketika WHO pada Jumat (16/7/2021) mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus corona di China. Usulan WHO itu termasuk melakukan "audit laboratorium dan pasar di Wuhan" dan menyerukan "transparansi" dari pihak berwenang.

Kementerian Luar Negeri China pada Senin (19/7/2021) mengeklaim proposal peyelidikan terbaru tidak sesuai dengan posisi China dan banyak negara. Beijing mendesak WHO bekerja sama dengan komunitas internasional, untuk melawan tren buruk mempolitisasi masalah asal-usul Covid-19.

Menurut media pemerintah China, Global Times, sekelompok netizen China kemudian menyusun surat terbuka untuk meminta WHO menyelidiki Institut Penelitian Medis Angkatan Darat AS untuk Penyakit Menular (USAMRIID) di Fort Detrick, Maryland.

Global Times mengaku mendapat kepercayaan untuk mengunggah surat itu di platform WeChat dan Weibo pada Sabtu (17/7/2021) untuk meminta tanggapan publik. Mereka mengatakan dalam surat itu bahwa untuk mencegah epidemi berikutnya, WHO harus memberi perhatian khusus pada laboratorium yang sedang melakukan penelitian tentang virus berbahaya atau bahkan senjata biokimia.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Surat terbuka itu secara khusus mencatat laboratorium Fort Detrick, yang menyimpan virus paling mematikan dan menular di dunia, termasuk Ebola, cacar, SARS, MERS, dan virus corona baru. “Kebocoran salah satu dari mereka akan menyebabkan bahaya besar bagi dunia,” bunyi petisi itu menurut Global Times.

Sebelum ini, kelompok yang sama menerbitkan surat terbuka pada Juni yang menyerukan WHO untuk menyelidiki Fort Detrick. Global Times mengaku juga meluncurkan jajak pendapat online pada Sabtu (17/7/2021). Hasilnya hingga pada Senin (19/7/2021) disebut menunjukkan lebih dari 90 persen dari 18.000 responden setuju bahwa WHO harus menyelidiki laboratorium biologi Fort Detrick.

Pada konferensi pers Senin (19/7/2021), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan AS harus transparan dan menghadapi seruan masyarakat internasional, termasuk China. Dia juga meminta AS memberikan tanggapan yang memuaskan terhadap surat terbuka dan jajak pendapat online.

“Publik dan media berusaha mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang selama ini ditanyakan masyarakat internasional. Namun, beberapa orang di AS telah merahasiakannya dari publik,” kata Zhao.

Zhao kemudian balik melontarkan sederet pertanyaan yang ditujukan untuk AS.

"Tolong jawab pertanyaan berikut: Pertama, apa hubungan antara lab Fort Detrick dan penyakit pernapasan yang tidak dapat dijelaskan seperti yang diduga vaping?" "Kedua, mengapa AS tidak mengundang WHO untuk melakukan penyelidikan menyeluruh di Fort Detrick?"

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

"Ketiga, mengapa para ahli internasional tidak dapat mengunjungi AS untuk melacak asal-usul virus setelah mengunjungi China?" Mengenai proposal WHO untuk studi lanjutan tentang asal-usul Covid-19, Zhao mengatakan bahwa itu tidak konsisten dengan posisi China dan banyak negara lain.

Cara Ini China kata dia, berharap WHO akan memiliki komunikasi penuh dengan negara-negara anggota, mendengarkan dan mengadopsi pendapat semua pihak dan memastikan bahwa proses penyusunan studi fase-II terbuka dan transparan.

“China prihatin dengan politisasi penelusuran asal-usul Covid-19 oleh beberapa negara. Kami berharap WHO, dalam semangat profesionalisme dan obyektivitas ilmiah, akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melawan tren negatif dari mempolitisasi masalah ini,” kata Zhao.

Yang Zhanqiu, Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, mengatakan kepada Global Times bahwa hampir semua varian virus corona yang ada telah ditemukan di AS. “Sebagai perbandingan, jenis virus yang ditemukan di China tidak memiliki banyak varian. Oleh karena itu, tepat untuk melakukan penyelidikan asal virus di AS,” klaim Yang.

Ahli virologi itu juga meminta AS menyerahkan sampel darah pasien Covid-19 tersebut, dan mengungkapkan lebih banyak informasi tentang survei epidemiologi negara itu. Tujuannya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antara kasus AS dan negara lain. Dia mengatakan bahwa laboratorium AS menyimpan sampel darah yang berasal dari tahun 1980-an.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Pada Juni, sebuah penelitian terhadap lebih dari 24.000 sampel diambil untuk program penelitian National Institutes of Health (NIH) di AS antara 2 Januari dan 18 Maret 2020. Penelitian itu menemukan bahwa tujuh orang di lima negara bagian - Illinois, Massachusetts, Mississippi, Pennsylvania dan Wisconsin - mungkin telah terinfeksi Covid-19 jauh sebelum kasus pertama yang dikonfirmasi di negara itu dilaporkan pada 21 Januari 2020.

Pemerintah China kembali mengutip hasil laporan asal-usul Covid-18 WHO di China yang dikeluarkan pada 30 Maret 2021, mencapai kesimpulan dan menawarkan saran untuk fase berikutnya dari studi global tentang asal-usulnya, yang menyimpulkan bahwa hipotesis "kebocoran lab" Wuhan sangat tidak mungkin. Adapun terkait hasil laporan WHO di Wuhan pada 30 Maret 2021, Tedros sendiri mengaku tidak percaya studi tersebut cukup mengeksplorasi teori laboratorium. Dia menambahkan bahwa semua hipotesis "tetap ada di atas meja."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Juta Lebih Netizen China Ajukan Petisi Desak WHO Selidiki Lab AS Terkait Asal-usul Covid-19"
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Bernadette Aderi Puspaningrum

ilustrasi
Update 20 Juli 2021. (https://covid19.go.id/)
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved