Sholat Jumat
Celaka, Inilah Azab Bagi Orang yang Lalai Meninggalkan Sholat Jumat, Hatinya Ditutup dari Hidayah
Sholat Jumat merupakan ibadah wajib yang dilaksanakan secara berjamaah bagi lelaki Muslim setiap hari Jumat yang menggantikan sholat Zuhur.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Jangan dianggap sepele, inilah azab atau ancaman bagi orang-orang yang meninggalkan Sholat Jumat.
Sholat Jumat adalah kewajiban setiap laki-laki muslim.
Hari Jumat merupakan waktu istimewa bagi umat Islam khususnya kaum laki-laki karena mereka disyariatkan untuk menunaikan sholat Jumat.
Sholat Jumat merupakan ibadah wajib yang dilaksanakan secara berjamaah bagi lelaki Muslim setiap hari Jumat yang menggantikan sholat Zuhur.
Adapun hukum melaksanakan sholat Jumat merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki yang sudah baligh dan berakal, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Namun faktanya, masih banyak kaum pria yang lalai menjalani kewajiban ini.
Entah disengaja maupun tidak, ada orang-orang yang lalai dan meninggal ibadah wajib ini.
Lalu bagaimana balasan bagi orang-orang yang lalai dalam menjalankan ibadah Sholat Jumat.
Berikut ulasannya.
1. Hatinya ditutup dari hidayah
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits yang mereka lihat dan dengar dari Rasulullah SAW, ketika beliau bersabda,
Hendaklah orang – orang berhenti dari meninggalkan shalat Jumat atau Allah akan menutup hati mereka dari hidayah sehingga mereka menjadi orang – orang yang lalai. (HR. Muslim)
Dari hadis di atas, dijelaskan bahwa Allah akan menutup dan mencegah hati orang tersebut dari menerima kasih sayang Allah, lalu hati orang tersebut akan menjadi bodoh, kering, dan keras sebagaimana hati orang munafik.
2. Sama dengan mengabaikan hukum Islam
Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud juga disebutkan bahwa orang yang meninggalkan 3 kali sholat Jumat karena lalai, maka hatinya akan ditutup oleh Allah.
Saat seseorang meninggalkan shalat jumat lebih dari satu kali secara sengaja, maka sama halnya orang tersebut telah melempar Islam ke belakang punggungnya.
Artinya, orang tersebut tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah hal penting sehingga mereka bisa mengabaikannya dengan mudah.
Akan tetapi, hukum meninggalkan shalat jumat tersebut berlaku bagi orang yang meninggalkan shalat jumat secara sengaja dan tanpa ada alasan yang kuat.
Jika shalat jumat tidak dilakukan karena adanya udzur syar’i, misalnya karena sakit atau hal lainnya, maka kewajiban shalat Jumat tersebut bisa diganti dengan shalat Dzuhur.
Seseorang yang sedang menjadi musafir, tinggal di pegunungan atau di tempat yang tidak ada jamaah shalat jumat.
Akan tetapi, jika seseorang meninggalkan shalat Jumat secara sengaja dan dengan sadar, maka sudah seharusnya orang tersebut segera bertaubat dan melakukan shalat Dzuhur.
Baca juga: Apa Hukum Menjalankan Ibadah Sholat Jumat di Rumah di Tengah Pandemi Virus Corona, Ini Tata Caranya
Baca juga: Apa Hukum Meninggalkan Sholat Jumat Karena Ketiduran? Awas Bisa Haram Jika Sengaja Lakukan Hal Ini!
Surah yang sering dibaca Rasulullah SAW
Dalam sebuah riwayat, ada dua surat dalam Alquran yang selalu dibaca Nabi Muhammad SAW setiap menjalankan shalat Jumat.
Kedua surah tersebut ialah Surat Al'Ala dan Al Ghasyiah.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan ada alasan tersendiri kenapa Surah Al'Ala dianjurkan untuk dibaca.
Surat Al A'la artinya Yang Paling Tinggi, termasuk surah Makkiyah, 19 ayat turun sesudah Surat At-Takwir.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Suwayyir ibnu Abu Fakhitah, dari ayahnya, dari Ali ibn Abi Thalib ra yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menyukai surat ini, yaitu:
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi. (Al-Ala: 1), hingga akhir surat.
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepada sahabat Muaz:
"هَلَّا صَلّيت بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا، وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى"
Mengapa tidak baca saja dalam salatmu Sabbihisma Rabbikal Ala (surat Al-Ala) dan Wasy Syamsi Wadhuhaha (surat Asy-Syams) dan Wal Laili Iza Yagsya (surat Al-Lail)?
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ibrahim ibnu Muhammad ibnul Muntasyir, dari ayahnya, dari Habib ibnu Salim, dari ayahnya, dari An-Numan ibnu Basyir, bahwa Rasulullah Saw. dalam salat dua hari rayanya membaca surat Al-Ala dan surat Al-Ghasyiyah; dan jika hari raya bertepatan dengan hari Jumat, maka beliau membaca keduanya dalam kedua salatnya itu.
Dalam surat Al A'la itu, Muslim diperintahkan untuk selalu menyucikan nama Allah yang Mahatinggi dan mahasempurna atas semua ciptaan-Nya.
Sedangkan Surat Al Ghasyiyah artinya Hari Pembalasan, termasuk surah Makkiyah, 26 ayat.
Dari An-Numan ibnu Basyir yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw acapkali membaca surat Al-Ala dan surat Al-Ghasyiyah dalam salat hari raya dan salat Jumat.
Imam Malik telah meriwayatkan dari Damrah ibnu Said, dari Ubaidillah ibnu Abdullah, bahwa Ad-Dahhak ibnu Qais bertanya kepada An-Numan ibnu Basyir tentang surat apa yang dibaca oleh Rasulullah Saw dalam salat Jumat di samping surat Al-Jumuah?
Maka An-Numan ibnu Basyir menjawab, bahwa ia adalah surat Al-Ghasyiyah.
Surat Al Ghasyiyah berisi pembalasan bagi mereka yang tidak beriman kelak di hari kiamat.
Dalam surat tersebut juga ditegaskan bahwa Allah akan melakukan perhitungan terhadap amal perbuatan yang telah mereka kerjakan. Allah akan membalaskannya kepada mereka.
Jika amalnya baik, maka balasannya baik; dan jika amalnya buruk, maka balasannya buruk pula.
Karena itu, jika imam membaca ayat terakhir dari surat ini yakni {ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ}.
Artinya: kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka".
Menurut ulama tafsir, ketika mendengar ayat tersebut dianjurkan untuk membaca rabbi hasibni hisaban yasiira.
Ya Tuhanku hisablah hamba dengan hisab yang ringan. hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dari Sayidah Aisyah, dia berkata:
“Saya mendengar Nabi Saw berkata, ‘Allohumma hasibni hisaban yasira.’ Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud hisab yang ringan?’ Nabi Saw berkata, ‘Dia diperlihatkan kesalahannya kemudian dia diampuni. Sesungguhnya siapa saja yang dipersulit hisabnya pada hari itu, maka dia celaka.”