Selain Lianhua Qingwen, Ini Obat Dipercaya Ampuh Basmi Covid-19, Ternyata Mengandung Bahan Berbahaya

Tak hanya Lianhua Qingwen, ternyata ini Obat yang dipercaya ampuh basmi Covid-19, namun mengandung bahan berbahaya bahkan mematikan.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/HUMAS POLDA SUMSEL
Virus corona (Covid-19) 

SRIPOKU.COM - Memuncaknya kasus Covid-19 membuat kekhawatiran masyarakat bertambah.

Apalagi hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar ampuh untuk membasmi Covid-19.

Sebelum menemukan obat yang benar-benar ampuh, akhir akhir ini bermunculan obat-obat yang katanya dipercaya membasmi Covid-19.

Salah satunya obat yang terkenal di china, obat herbal ini dipercaya ampuh basmi Covid-19 namun nyatanya memiliki bahan berbahaya.

Ya, beberapa waktu lalu obat cina yang bernama Lianhua Qingwen sedang viral di media sosial.

Diketahui, Lianhua Qingwen adalah obat herbal china yang mengandung ekstrak bahan-bahan alami.

Lianhua Qingwen secara tradisional digunakan untuk membantu meredakan demam, sakit kepala, pegal linu dan tenggorokan kering.

Lianhua Qingwen dikemas dalam bentuk sediaan kapsul, diproduksi oleh Zhijiazhuang Yiling Pharmaceutical dan diimpor oleh PT Intra Aries.

Namun nyatanya Obat Lianhua Qingwen ini mengandung bahan berbahaya bahkan bisa mematikan.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Menurut Zullies, ada perbedaan kandungan dalam LQC donasi dan yang sudah terdaftar BPOM.

Pada LQC donasi, terdapat bahan ephedra yang termasuk dalam bahan yang dilarang digunakan dalam obat tradisional.

Hal ini sesuai dengan daftar dalam ketentuan BPOM No: HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.

Lebih lanjut, Zullies menjelaskan, bahan tersebut menimbulkan efek yang membahayakan tubuh seperti meningkatkan tekanan darah.

BPOM melalui akun Instagram-nya juga menyebutkan, ephedra bisa menyebabkan gangguan pada sistem kardiovaskuler dan sistem saraf pusat.

Agar tidak menyesal di kemudian hari, masyarakat diimbau untuk cermat dan berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obat tradisional.

Baca juga: Tak Perlu Berebut, Ternyata Susu Beruang tak Ampuh Lawan Covid-19, Begini Kata Ahli Gizi UGM

Tak hanya Lianhua Qingwen, ternyata ini Obat yang dipercaya ampuh basmi Covid-19, namun mengandung bahan berbahaya bahkan mematikan.

ilustrasi
Update 5 Juli 2021. (https://covid19.go.id/)

1. Klorokuin

Obat malaria klorokuin sempat disebut-sebut bisa digunakan untuk penyembuhan COVID-19.

Di Indonesia, obat ini diketahui sempat digunakan pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga berat.

Namun karena berbahaya WHO meminya obat ini distop peredarannya.

Kenapa?

Melansir Kompas.com, Banyak peneliti yang memperingatkan bahaya penggunaan klorokuin.

Ahli penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat Anthony Fauci mendesak masyarakat untuk tetap berhati-hati sampai uji klinis yang lebih besar memvalidasi penelitian yang lebih kecil.

Fauci mengatakan tidak ada bukti substantif bahwa kedua obat itu bekerja dalam melawan pandemi mematikan ini.

Dikutip Washington Post (31/3/2020), pakar kesehatan juga memperingatkan efek sampingnya.

Secara khusus, kata mereka, pasien dengan penyakit jantung atau menggunakan obat-obatan tertentu seperti anti-depresi yang memengaruhi ritme jantung, berisiko mengalami episode fatal.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Para ahli merekomendasikan skrining sebelum obat diresepkan untuk mencegah kematian terkait obat.

Penggunaan jangka panjang obat-obatan juga dikaitkan dengan kemungkinan kehilangan penglihatan yang disebut renopati,

tetapi penggunaan obat untuk melawan virus pada pasien CNN (25/3/2020) melaporkan seorang pria di daerah Phoenix meninggal dan istrinya kritis setelah keduanya mengonsumsi klorokuin fosfat dalam upaya mengobati virus corona.

Keduanya memutuskan mengobati sendiri sakit mereka setelah mendengar pernyataan Trump.

2. Ivermectin

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan pemerintah untuk memberhentikan izin penggunaan obat Ivermectin demi kesehatan masyarakat.

Hal itu ia ungkapkan merespons temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan produksi Ivermectin dianggap tidak sesuai dengan aturan dan berbahaya.

Dicky juga mengatakan pemerintah seharusnya harus lebih hati-hati dan mempertimbangkan konsekuesinya. Ia mengatakan, jangan sampai karena dalam situasi panik, pemerintah terus membiatkan obat tersebut digunakan.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Apalagi, kata dia, pemerintah mengamini anggapan Ivermectin bisa digunakan untuk pasien Covid-19. Ia mengingatkan, pemerintah jangan cepat percaya. Sebab, belum ada penelitian secara ilmiah yang membuktikan anggapan itu.

3. Lianhua Qingwen

Melansir Kompas.com, Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM) RI menghentikan produk herbal Donasi Lianhua Qingwen Capsules (LQC) untuk percepatan penanganan Covid-19.

Hal tersebut disebabkan, karena terdapat kandungan bahan Ephedra dalam obat China Lianhua Qingwen Capsules Donasi, yang mana bahan ini dilarang penggunaannya.

Dijelaskan pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Nafrialdi, PhD, SpPD, ephedra adalah obat golongan simpatomimetik, yang punya efek terhadap sistem kardiovaskular.

“Efek samping ephedra bisa meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa di masa lalu ephedrine pernah digunakan untuk mengobati batuk dan pilek, karena dapat mengeringkan pilek.

“Tapi obat ini juga bisa dimodifikasi menjadi golongan ectasy, sehingga dilarang penggunaannya,” tambah dr. Nafrialdi.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Ia juga menekankan, efektivitas obat China Lianhua Qingwen sebagai pereda demam dan batuk, sebenarnya sulit dipastikan. Apalagi, pasien Covid-19 umumnya mendapat banyak obat sekaligus.

Sebelumnya, Melansir Kompas.com, Terdapat 6 obat dan ramuan herbal Cina yang dilaporkan efektif menangani infeksi virus corona.

Salah satu obat yang populer yakni Lianhua Qingwen.

Obat dengan kandungan 13 bahan herbal ini telah banyak digunakan untuk mengatasi pilek dan flu.

Lianhua Qingwen dilaporkan memiliki efek memulihkan pada pasien dengan gejala ringan, terutama dalam meredakan demam, batuk, dan kelelahan.

Tak sampai di situ, Lianhua Qingwen juga disebutkan membantu mengurangi perburukan kondisi pasien.

Dilansir dari China News Service, Lianhua Qingwen secara signifikan dapat menghambat replikasi virus corona dalam sel yang mengalami infeksi Covid-19.

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan, obat ini juga membantu mengurangi penanda peradangan di tubuh.

Riset terdahulu terkait efektivitas Lianhua Qingwen Lianhua Qingwen merupakan obat herbal Cina yang telah banyak diteliti.

Baca juga: Vaksinasi Syarat Wajib Terbang ke Jawa dan Bali, Minimal Tunjukkan Bukti Vaksinasi Pertama

Berikut ini beberapa riset terdahulu terkait potensi manfaat Lianhua Qingwen:

1. Studi tahun 2017 dalam China Journal of Chinese Materia Medica

Menurut sebuah riset bersertifikasi yang mengumpulkan studi-studi terdahulu mengenai Lianhua Qingwen, obat ini ditemukan efektif meredakan gejala flu.

Gejala tersebut termasuk sakit kepala, batuk, rasa sakit di badan, rasa lemah, dan demam.

2. Studi tahun 2014 dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine

Studi bersertifikasi lain, yakni yang dimuat dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, melaporkan potensi efektivitas Lianhua Qingwen untuk tangani penyakit paru obstruktif kronis eksaserbasi akut

Studi ini melibatkan 100 responden dan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mengonsumsi kapsul Lianhua Qingwen.

Sementara itu, kelompok kedua mengonsumsi kombinasi obat konvensional dengan Lianhua Qingwen, atau hanya obat konvensional saja.

Penelitian ini menemukan bahwa kelompok pasien risiko berat yang mengonsumsi Lianhua Qingwen mengalami peningkatan kondisi pada hari ke-5.

Sementara itu, kelompok lain baru menunjukkan peningkatan kondisi setelah perawatan diselesaikan.

Dikutip dari China News Service, Lianhua Qingwen menjadi jenis obat baru pertama yang disetujui oleh China's National Drug Administration's selama wabah SARS.

Obat ini juga merupakan obat tradisional Cina pertama yang memasuki uji klinis FDA di Amerika Serikat untuk mengobati influenza.

Hasil Uji

Melansir Farmasietika.com, Penelitian yang dipimpin oleh Nan-shan Zhong dari Rumah Sakit Guangzhou Medical University, Cina, merekrut 284 pasien dengan Covid-19 antara 2 Februari dan 15 Februari 2020.

Kriteria kelayakan terdiri dari:

1) Kasus terkonfirmasi laboratorium dengan Covid-19 sesuai dengan Protokol Diagnosis dan Pengobatan Novel Coronarvirus Pneumonia (edisi ke-4) yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Nasional (Kantor Jenderal Kesehatan dan Kesehatan Nasional). Commission, 2020).

2.) Bergejala (baik demam, batuk, atau kelelahan) ditambah kelainan radiologis yang sesuai dengan pneumonia; 3) Pasien berusia 18 tahun atau lebih dari kedua jenis kelamin.

Tingkat pemulihan secara signifikan lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (91,5% vs 82,4%, p = 0,022).

Waktu median untuk pemulihan gejala secara nyata lebih pendek pada kelompok perlakuan (median: 7 vs. 10 hari, p <0,001).

Waktu pemulihan demam (2 vs 3 hari), kelelahan (3 vs 6 hari) dan batuk (7 vs 10 hari) juga secara signifikan lebih pendek pada kelompok perlakuan (semua p <0,001).

Namun, kedua kelompok tidakberbeda dalam tingkat konversi ke kasus yang parah atau temuan tes virus (keduanya p> 0,05). Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan.

Komposisi obat herbal ini memiliki komponen kunci seperti Lonicera japonica dan Forsythia suspense yang dapat memblokir pengikatan SARS-CoV-2 dengan enzim pengubah angiotensin.

Cablin Pogostemon telah terbukti dapat memperbaiki diare dan meningkatkan pertahanan tubuh pada saluran pencernaan.

Rhodiola rosea dapat memperbaiki cedera paru-paru melalui penekanan stres oksidatif dan apoptosis dan penghentian peradangan paru.

Selain itu, Rheum palmatum dapat secara efektif melawan pengikatan protein lonjakan dan enzim pengubah angiotensin dan menekan pelepasan mediator inflamasi yang berlebihan, sehingga memperbaiki cedera paru-paru.

Penelitian ini telah memberikan bukti mengenai efek antivirus dari kapsul ini.

Kapsul Lianhua ini disimpulkan dapat memberikan efek terapeutik pada Covid-19 dengan meningkatkan laju pemulihan gejala, mempersingkat waktu pemulihan gejala, dan meningkatkan pemulihan kelainan radiologis dada.

Mengingat profil kemanjuran dan keamanan, kapsul LH dapat dipertimbangkan untuk pengobatan Covid-19.

Di kemudaian hari uji double-blind, prospektif, uji coba terkontrol acak diperlukan untuk sepenuhnya mengevaluasi kemanjuran kapsul ini dalam populasi pasien yang lebih besar.

Baca juga: Dianggap Bisa Menyembuhkan Covid-19, Begini Penjelasan Ahli Gizi UGM Tentang Susu Beruang

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved