Selain Lianhua Qingwen, Ini Obat Dipercaya Ampuh Basmi Covid-19, Ternyata Mengandung Bahan Berbahaya

Tak hanya Lianhua Qingwen, ternyata ini Obat yang dipercaya ampuh basmi Covid-19, namun mengandung bahan berbahaya bahkan mematikan.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/HUMAS POLDA SUMSEL
Virus corona (Covid-19) 

Penggunaan jangka panjang obat-obatan juga dikaitkan dengan kemungkinan kehilangan penglihatan yang disebut renopati,

tetapi penggunaan obat untuk melawan virus pada pasien CNN (25/3/2020) melaporkan seorang pria di daerah Phoenix meninggal dan istrinya kritis setelah keduanya mengonsumsi klorokuin fosfat dalam upaya mengobati virus corona.

Keduanya memutuskan mengobati sendiri sakit mereka setelah mendengar pernyataan Trump.

2. Ivermectin

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan pemerintah untuk memberhentikan izin penggunaan obat Ivermectin demi kesehatan masyarakat.

Hal itu ia ungkapkan merespons temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan produksi Ivermectin dianggap tidak sesuai dengan aturan dan berbahaya.

Dicky juga mengatakan pemerintah seharusnya harus lebih hati-hati dan mempertimbangkan konsekuesinya. Ia mengatakan, jangan sampai karena dalam situasi panik, pemerintah terus membiatkan obat tersebut digunakan.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Apalagi, kata dia, pemerintah mengamini anggapan Ivermectin bisa digunakan untuk pasien Covid-19. Ia mengingatkan, pemerintah jangan cepat percaya. Sebab, belum ada penelitian secara ilmiah yang membuktikan anggapan itu.

3. Lianhua Qingwen

Melansir Kompas.com, Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM) RI menghentikan produk herbal Donasi Lianhua Qingwen Capsules (LQC) untuk percepatan penanganan Covid-19.

Hal tersebut disebabkan, karena terdapat kandungan bahan Ephedra dalam obat China Lianhua Qingwen Capsules Donasi, yang mana bahan ini dilarang penggunaannya.

Dijelaskan pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Nafrialdi, PhD, SpPD, ephedra adalah obat golongan simpatomimetik, yang punya efek terhadap sistem kardiovaskular.

“Efek samping ephedra bisa meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa di masa lalu ephedrine pernah digunakan untuk mengobati batuk dan pilek, karena dapat mengeringkan pilek.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved