Berita Ogan Ilir
Keindahan Songket Limar 3 Negeri Motif Pulir dari Limbang Jaya, Bikin Istri Bupati Ogan Ilir Terpana
Macam-macam songket itu diantaranya songket Berlian, Limar Antik, Rakam Tulang, Tiga Negeri, Cantik Manis, Tretes Mender.
SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Bicara kain songket di Sumatera Selatan, banyak yang mengaitkannya dengan sentra kerajinan songket di Palembang.
Namun sebenarnya di daerah selain Palembang, juga ada sentra kerajinan songket kenamaan yang dikerjakan secara turun-temurun.
Seperti di Desa Limbang Jaya II, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.
Salah satu pengrajin songket yang cukup lama malang-melintang ialah Nurlita atau nama populernya Elita Songket.
Sejak 2007, Elita menghasilkan kerajinan songket yang tak terhitung lagi berapa banyak jumlahnya.
Lebih dari soal kuantitas, kualitas songket Elita ini sudah dikenal ke mana-mana, bahkan hampir seluruh Indonesia.
"Kerajinan songket ini merupakan karya seni turun-temurun dari orang tua dan nenek moyang kami," kata Elita saat ditemui di kediamannya di Limbang Jaya, Minggu (4/7/2021).
Ada puluhan lembar dan berbagai macam songket yang menghiasi lemari di ruang kerja Elita.
Macam-macam songket itu diantaranya songket Berlian, Limar Antik, Rakam Tulang, Tiga Negeri, Cantik Manis, Tretes Mender.
Sedangkan motifnya ada Nago Besaung, Nampan Perak, Mawar Jepang, Mawar Jatuh, Pulir, Cantik Manis dan motif-motif khas Sumatera Selatan lainnya.
Baca juga: Penipu Seorang Wanita Muda di Muara Enim Digerebek Saat Berhubungan Badan, Tinggal di Ogan Ilir
"Saat ini kira-kira ada hampir 30 lembar songket yang selesai ditenun. Ini pesanan pembeli," ujar Elita.
Mengenai macam dan motif songket, Elita mengaku selalu mengikuti perkembangan zaman dan tren di media sosial.
Wanita 49 tahun ini mengungkapkan, ada juga warna kain songket yang menggunakan bahan dari alam.
"Pewarna alam itu seperti dari mahoni, pandan, mengkudu, kunyit, kangkung laut. Keunggulannya, selain warna tidak mudah luntur, tentunya ini bahan alami dan tidak pakai bahan kimia," jelas wanita berkacamata ini.
Untuk menghasilkan selembar kain tenun songket dengan desain dan motif ciamik, Elita dan sejumlah karyawannya bisa menghabiskan waktu beberapa minggu bahkan satu bulan lebih.
"Tergantung ya. Semakin komplek motifnya, bahannya apa, maka waktu pengerjaannya juga bervariasi bisa satu bulan lebih," ujar Elita.
Baca juga: Heboh Seorang Terduga Pencuri di Ogan Ilir Tewas Diduga Diamuk Massa, Polisi turun Tangan
Untuk satu lembar songket, dipatok dengan harga mulai Rp 900 ribu hingga Rp 4 juta.
Bahkan untuk kain songket yang menggunakan pewarna dari bahan alam, harganya bisa mencapai Rp 7,5 juta.
"Seperti contohnya ada Songket Berlian dengan motif Nago Besaung yang menggunakan pewarna alam, dibanderol segitu (Rp 7,5 juta)," jelas Elita.
Adapun songket hasil kreasi Elita ini dipasarkan ke wilayah Sumatera Selatan diantaranya Palembang, Prabumulih, Muaraenim dan Lahat.
Sementara di luar Sumatera Selatan, Elita Songket telah memperluas pangsa pasar hingga ke Bengkulu, Medan, Lampung, Jakarta, Yogyakarta, hingga Kalimantan.
Elita juga membagikan tips merawat kain songket yakni perlu dianginkan setelah dipakai.
Kain songket lalu digulung bersama kertas dan disimpan di lemari dalam posisi tegak.
"Kain songket ini perawatannya agar benangnya awet. Jika telaten, kain songket ini bisa untuk seumur hidup," ucap Elita.
Beberapa waktu lalu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Ogan Ilir, Siti Khadijah Mikhailia Khairunisa Alamsjah mengunjungi sentra kain tenun Elita Songket di Limbang Jaya ini.
Tikha, nama panggilannya, mengaku senang dapat bertemu langsung dengan para pengrajin lokal yang sangat giat mengembangkan kerajinan peninggalan para leluhur yang telah dijalankan secara turun-temurun sehingga saat ini semakin berkembang dan inovatif.
"Saya sangat bangga dan mengapresiasi karya-karya para pengrajin lokal. Semoga dengan adanya karya lokal yang berkualitas dapat memajukan dan semakin mengenalkan serta melestarikan kearifan lokal," tutur Tikha.
Pada kesempatan tersebut, selain memberi dukungan pada pengrajin lokal tradisional, Tikha juga membeli kain songket Limar Tiga Negeri dengan motif motif pulir.
"Adanya kerajinan lokal yang juga bagian dari UMKM ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan meningkatkan kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Ogan Ilir tercinta," ucapnya. (Agung/TS)