Jalan Penghubung di Palembang Ini Sudah Satu Tahun Rusak Sepanjang 10 Meter, Bak Kubangan Kerbau
Sudah sejak sekitar setengah tahun lalu, Jalan Noerdin Pandji yang ada di simpang empat Tegal Binangun kondisinya sangat memprihatinkan.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sudah sejak sekitar setengah tahun lalu, Jalan Noerdin Pandji yang ada di simpang empat Tegal Binangun kondisinya sangat memprihatinkan.
Jalan penghubung Palembang dengan Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin ini kondisinya rusak berat dan dipenuhi dengan genangan air, sudah tak ubahnya kubangan kerbau.
Sampai saat ini jalan tersebut tak kunjung diperbaiki oleh pihak terkait.
Beberapa titik kerusakan jalan tampak hanya ditambal seadanya dengan menggunakan tanah liat dan juga bebatuan.
• Detik-detik Pembunuh Petani di Empat Lawang Tewas Ditembak, Nyaris Bacok Polisi yang Dobrak Pintu
Dari pantauan di lapangan Jumat (4/6/2021), kondisi jalan terlihat ada kerusakan sepanjang sekitar 10 meter dengan lebaran sekitar lima meter.
Kedalaman lubang di jalan rusak ini sekitar 20 centimeter.
Kerusakan jalan tersebut diduga lantaran akses ini merupakan jalan nasional yang sering dilewati oleh kendaraan dengan tonase besar, seperti dump truck.
Dampak dari rusakakan jalan tersebut membuat kendaraan melambat lajunya.
Tak jarang, antar kendaraan nyaris bersenggolan satu sama lain dan bahkan terperosok ke dalam genangan air yang berlubang.
"Jalan ini sudah lama sekali rusak tetapi tidak kunjung diperbaiki. Padahal jalan ini adalah akses jalan nasional milik pemerintah," ujar Rahmat Hidayat, warga Tegal Binangun.
• TERPAKSA Lockdown, WARGA Satu Kampung Jatuh Sakit Usai Hadiri Hajatan Pernikahan: 4 Meninggal Covid
Hariansyah, warga Jakabaring lainnya, mengaku dampak kerusakan jalan sering kali membuat sejumlah kendaraan tergelincir dan masuk ke dalam lubang khususnya pada malam hari.
Menurutnya, kerusakan jalan ini tak dapat perhatian dari pemerintah.
Terbukti, lubang-lubang jalan yang menganga lebar tersebut kerap kali ditutup warga secara swadaya menggunakan peralatan apa adanya.
"Karena bukan di aspal jadi jalan ini selalu rusak lagi. Apalagi yang lewat kendaraan besar semua. Kami harap jalan ini jadi perhatian pemerintah," harapnya.