Breaking News

PANTAS Saja Dijuluki Wanita Berhati Iblis, Salah Sedikit,Pejabat Tinggi Korea Utara Dieksekusi Mati

Wanita berusia 34 tahun itu dilaporkan telah memerintahkan eksekusi atau pembunuhan para pejabat yang menentangnya.

Editor: Wiedarto
dailymail
Kim Jong Un dan Kim Yo Jong. Kim Yo Jung kini dikabarkan menjadi sosok menakutkan karena gampang membunuh siapapun yang tak disukainya. Kian menakutkan karena ia kini makin berkuasa 

SRIPOKU.COM, KORUT--Kim Yo Jong, Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kini menjadi bahan gunjingan. Itu sejalan dengan makin berkuasanya Kim Yo Jong, menyusul merosotnya kesehatan Kim Jong Un sejak setahun lalu.

Wanita berusia 34 tahun itu dilaporkan telah memerintahkan eksekusi atau pembunuhan para pejabat yang menentangnya.

Kabar itu membuat para pejabat Korut dan elit politik lainnya menjadi resah.

Mereka dikhawatirkan menjadi korban berikutnya, diekskusi tanpa bisa membela diri.

Pejabat pemerintah Korea Utara hidup dalam ketakutan setelah serangkaian eksekusi atas perintah Kim Yo Jong dan menjulukinya wanita iblis.

Sejak pemerintahan Kim Jong Un dimulai pada 2011, Kim Yo Jong, saudara perempuannya, memiliki kekuasaannya sendiri dan puncaknya dengan ia menjadi anggota alternatif Politbiro pada April 2020.

Baca juga: Pengancam Kurir di Ciputat Punya Pedang Panjang Bekas Tawuran Pelajar di Parung

Pada saat itu, saudara laki-lakinya dikabarkan mengalami masalah kesehatan dan beberapa ahli percaya dia bisa menjadi kandidat untuk menggantikan Kim Jong Un, jika meninggal.

Namun, dia diturunkan jabatannya selama Kongres Partai ke-8 Partai Buruh Korea pada Januari 2021.

Ia hanya menjadi anggota Komite Sentral Partai dengan golongannya diturunkan dari wakil direktur I menjadi wakil direktur saja, seperti yang dilansir dari Radio Free Asia (RFA) pada Selasa (18/5/2021).

Namun, Kim Yo Jong tetap menjadi salah satu orang paling berkuasa di Korea Utara, dan menurut informasi dua pejabat bahwa ia telah memerintahkan eksekusi pejabat pemerintah hanya karena "membuat dia kesal".

“Berita bahwa mereka menembak mati seorang pejabat tinggi di Pyongyang menyebar di antara para pejabat di Hyesan sekarang," kata seorang pejabat badan administratif di provinsi Ryanggang utara tengah kepada RFA Korean Service pada Kamis (13/5/2021).

"Kami tidak tahu siapa pejabat yang dieksekusi itu, tetapi saya mendengar dari seorang pejabat yang dekat dengan saya bahwa dia dieksekusi atas perintah Kim Yo Jong," lanjut perjabat tersebut.

Kemudian pejabat itu menceritakan bahwa pada November 2020, ada insiden penyelundupan emas yang dilaporkan ke Komite Sentral Partai.

Lalu, "tentara komando keamanan perbatasan dieksekusi oleh regu tembak pada Desember, sementara 9 warga dipenjara seumur hidup."

"Puluhan anggota keluarga mereka, sementara itu, dikirim ke kamp penjara politik," kata sumber itu, yang meminta namanya dirahasiakan karena alasan keamanan.

RFA melaporkan pada November bahwa 2 tentara tertangkap menyelundupkan sejumlah emas bernilai 10 juta dollar AS (Rp 142,9 miliar) ke China dekat Hyesan, pada 1 November.

Salah satu tentara ditangkap segera, sementara yang lain seorang penjaga keamanan perbatasan melarikan diri ke China dan diyakini menjadi tahanan otoritas China, menurut sumber pemerintah setempat.

Sumber di pemerintahan provinsi Ryanggang memberitahu RFA bahwa tentara yang ditangkap pada 1 November, mengungkapkan selama investigasi bahwa mereka telah bekerja dengan 6 warga dalam perjalanan menyelundupkan emas ke China.

Setelah itu, 6 warga yang membantu ditangkap pada 16 November, menurut keterangan seorang pejabat pengadilan kepada RFA pada saat itu.

Salah satu sumber Ryanggang mengatakan kepada RFA pada November ada kemungkinan penyelundup dieksekusi karena emas dikontrol ketat oleh negara.

Pelanggaran mereka juga termasuk menentang lockdown ketat di perbatasan, yang diberlakukan untuk memerangi virus corona.

Sumber yang berbicara kepada RFA pada pekan lalu mengatakan warga dan pejabat kesal karena eksekusi tersebut atas perintah Kim Yo Jong.

"Dia memberikan perhatian khusus kepada pejabat yang membuatnya kesal. Dia mengumpulkan data yang menunjukkan bahwa mereka menantang otoritas partai dan melaporkan hal ini kepada atasannya, saudara laki-lakinya Kim Jong Un," kata sumber itu.

“Ada serangkaian eksekusi pejabat karena (Kim Yo Jong) 'anti-revolusioner partai'.

Kebencian terhadap Kim Yo Jong semakin dalam,” kata sumber itu.

Sumber tersebut mengatakan Sentral Partai saat ini sedang menyelidiki semua pejabat provinsi Ryanggang atas perintahnya.

“Mereka mengatakan bahwa mereka menangkap orang-orang yang reaksioner karena menyerahkan data rahasia dan materi kuliah ke Badan Intelijen Nasional Korea Selatan," kata sumber itu.

"Banyak orang dikirim ke kamp penjara politik dengan tuduhan terlibat dalam hal ini," imbuhnya.

Kekejaman Kim membuat orang membandingkannya dengan tokoh sejarah wanita lain yang mereka anggap menghukum tanpa ampun.

"Mereka mulai memanggilnya Janda Permaisuri Cixi untuk mengungkapkan kemarahan mereka," kata sumber itu.

Janda Permaisuri Cixi adalah tokoh pada masa penguasa de-facto Dinasti Qing di China, yang dianggap oleh beberapa sejarawan sebagai seorang lalim yang menentang reformasi modern untuk memperpanjang kekuasaannya sendiri.

Sumber lain, seorang pejabat di provinsi barat laut Pyongan Utara, mengatakan kepada RFA pada hari yang sama bahwa Kim memerintahkan penyelidikan di Sinuiju, kota lain di perbatasan dengan China.

"Menyusul eksekusi petugas bea cukai Sinuiju oleh regu tembak di Pyongan Utara pada 2019, sejumlah pejabat juga dieksekusi setelah penyelidikan badan administrasi, dan departemen keamanan negara," kata sumber kedua, yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Wanita iblis" "

Ketika tersiar kabar bahwa Kim Yo Jong berada di balik eksekusi ini, para pejabat mulai memanggilnya 'wanita iblis'," kata sumber kedua.

Para pejabat bahkan takut mendapat pujian Kim Yo Jong, karena itu berarti dia memperhatikan mereka.

Mereka takut bahwa mereka harus bersiap untuk dieksekusi suatu hari nanti, jika mereka mendapatkan sisi buruknya, menurut sumber kedua.

“Saat eksekusi yang tidak adil ini meningkat, bahkan penduduk biasa pun takut padanya. Mereka bilang dia adalah iblis yang haus darah,” kata sumber kedua

“Tahun ini, dia bahkan memimpin pembersihan pejabat senior yang dekat dengan saudara laki-lakinya Kim Jong Un, ketika dia tanpa ampun mengeksekusi para pembantunya," ungkapnya.

"Dia adalah teror bagi para pejabat. Meskipun dia sekarang di posisi yang lebih rendah, dia menunjukkan kekuatannya dengan mengeksekusi yang kuat," tandasnya.

Pembersihan politik berperan penting dalam upaya Kim Jong Un untuk mengkonsolidasikan kepemimpinannya setelah kematian ayahnya Kim Jong Il pada 2011.

Setelah mengambil alih kendali negara, ia dengan cepat menyingkirkan saingan politik, yang sebagian besar adalah pejabat tinggi di bawah pemerintahan ayahnya, termasuk pamannya Jang Song Theak, yang diyakini pernah menjadi orang kedua di Korea Utara.

Biografi Kim Yo Jong

Kim Yo Jong lahir pada 26 September 1987 (34 tahun).

Dia menghabiskan tahun-tahun awalnya di kediaman ibunya di Bukit Ch'angkwang, Pyongyang, bersama dua kakak laki-lakinya.

Menurut koki keluarga Kenji Fujimoto, keluarga tersebut akan merayakan ulang tahunnya di rumah lain di Wonsan.

Pada 1996, Kim Yo Jong dikirim ke Swiss untuk melanjutkan pendidikannya.

Dia mulai bersekolah di sekolah umum Liebefeld Hessgut dan kemudian bergabung dengan Kim Jong Un di sekolah umum Liebefeld-Steinholzli.

Baik Kim Yo Jong dan Kim Jong Un, keduanya terdaftar dengan nama samaran.

Meski mereka tinggal bersama seorang bibi dan paman dan dilayani oleh staf pengurus rumah tangga sekaligus pengawal, keduanya dilaporkan mengalami pengalaman terisolasi.

Hal itulah yang membuat hubungan Kim Yo Jong dan Kim Jong Un menjadi dekat sebagaimana dilansir dari Biography.

Hampir tidak ada yang diketahui tentang aktivitas Kim Yo Jong di tahun-tahun setelah dia kembali ke Korea Utara pada 2000 atau 2001.

Namun, dia dilaporkan lulus dari Universitas Kim Il Sung di Pyongyang pada 2007 dengan gelar sarjana ilmu komputer.

Dia dilaporkan sempat bertanggung jawab untuk mengelola citra kakaknya, Kim Jong Un.

Ketika laporan tentang kesehatan Kim Jong Un yang buruk muncul pada April, media berfokus pada Kim Yo Jong sebagai calon penerus.

Beberapa analis menyarankan bahwa dia adalah pilihan yang paling mungkin untuk menggantikan kakaknya mengingat hubungannya dengan garis keturunan Paektu yang diklaim berhak memimpin Korea oleh keluarganya.

Sementara yang lain berpendapat bahwa Partai Buruh Korea yang didominasi laki-laki akan lebih memilih kepemimpinan dari pria.

Ditunjuk sebagai kader junior untuk Partai Buruh Korea pada 2007, Kim Yo Jong dilaporkan terlibat dalam rencana suksesi setelah Kim Jong Il menderita stroke pada tahun berikutnya.

Perannya semakin meningkat sejak menjabat sebagai sekretaris ayahnya hingga kematian Kil Jong Il pada Desember 2011.

Di bawah pemerintahan saudara laki-lakinya, Kim bertugas di Komisi Pertahanan Nasional sebelum diangkat ke Departemen Propaganda dan Agitasi pada akhir 2014.

Dia menjadi pengganti anggota politbiro Partai Buruh Korea tiga tahun kemudian. Kim Yo Jong lantas terpilih menjadi Majelis Rakyat Tertinggi sebagai perwakilan dari distrik Killimgil pada pemilihan parlemen 2019.

Kim mengeluarkan perintah pertamanya kepada unit yang semuanya perempuan dari tentara Korea Utara pada akhir 2019.

Pada Maret 2020, dia merilis pernyataan publik pertamanya dalam membela kebijakan, menghukum Korea Selatan atas keluhan mereka tentang latihan militer Korea Utara.

Terbaru, dia dikabarkan menjadi anggota penuh politbiro Korea Utara sejak 11 April 2020.

Pengangkatan Kim Yo Jong tersebut menunjukkan bahwa dia terus memperkuat posisinya sebagai orang nomor dua di Korea Utara.

Dalam rapat politbiro Partai Buruh Korea pada Agustus, corong media resmi Korea Utara, KCNA, Kim Yo Jong duduk di barisan depan dalam rapat.

Dalam tradisi rapat politbiro Korea Utara, para penanggung jawab atas hal-hal yang dibahas dalam rapat duduk di ujung kanan di baris depan.

Dia duduk diapit oleh Kepala Departemen Organisasi dan Bimbingan (OGD) Jo Yong Won di sebelah kanan dan Kepala Departemen Keamanan Negara (MSS), Jong Kyong-thaek, di sebelah kirinya.

Kim Yo Jong menemani saudara laki-lakinya dalam pembicaraan denuklirisasi dengan Trump.

Pertemuan itu digelar sebanyak dua kali. Pertemuan pertama diadakan di Singapura pada Juni 2018 dan yang kedua di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019.

Baca juga: Robert Rene Alberts Liburkan Pemain, Ardi Idrus Semakin Optimistis Menatap Kompetisi Liga 1 2021

Setelah itu, kedua belah pihak tiba-tiba mengakhiri negosiasi.

Kim Jong Un dilaporkan menyalahkan saudara perempuannya atas kegagalan tersebut.

Kim Jong Un lantas mengeluarkan Kim Yo Jong dari politbiro partai sebelum dipekerjakan kembali pada April 2020.

Atas peran kepemimpinannya di Departemen Propaganda dan Agitasi, Kim termasuk di antara tujuh warga Korea Utara yang dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada awal 2017.

Bersama keenam warga Korea Utara lainnya, dia disebut AS melakukan "pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan kegiatan sensor."

Pada awal 2015, dikabarkan bahwa Kim Yo Jong telah menikah dengan Choe Song, putra komando militer kedua Kim Jong Un, Choe Ryong-hae.

Dia dilaporkan hamil pada musim semi 2015 dan dikabarkan hamil lagi sekitar Olimpiade Musim Dingin 2018.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Sosok Kim Yo Jong, Wanita yang Paling Menakutkan di Korut Saat Ini, Telah Bunuh Sejumlah Pejabat

Editor: Wito Karyono

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved