Berita Religi

Apa Hukum Mempercayai Ramalan Zodiak yang Berisi Karir & Masa Depan? Ini Jawaban Ustaz Adi Hidayat

Jika dipikir secara logika, yang meramal merupakan manusia, berarti jika kita percaya terhadap ramalan akankah menjadi syirik? Begini penjelasannya.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
https://www.google.co.id/
Ilustrasi - Ramalan Bintang Keuangan. 

SRIPOKU.COM - Apa hukum mempercayai ramalan zodiak? Begini penjelasan Ustaz Adi Hidayat.

Di masa kini ramalan masih saja dipercaya oleh sebagian besar kalangan baik itu mengenai masa depan, karir hingga jodoh.

Bahkan demi mengetahui seperti apa masa depannya dilakukan melalui cara-cara yang umumunya tidak rasional atau diluar nalar.

Orang yang melakukan ramalan biasa disebut sebagai peramal, tukang/juru ramal, atau ahli nujum.

Seperti ramalan zodiak yang berisi sejumlah bintang yang membagi bulan dan tanggal lahir seseorang.

Di dalam zodiak terdapat ramalan bintang yang berisi masa depan, karier hingga jodoh orang yang lahir di bulan dan tanggal tersebut.

Bahkan tak jarang ramalan zodiak muncul setiap harinya dan meramalkan akan seperti apa hari-hari si pemiliki bulan lahir tersebut.

Padahal jika dipikir secara logika, yang meramal tersebut juga seorang manusia, berarti sama saja kita percaya terhadap selain Allah yang dinamakan syirik.

Lantas, bagaimana hukum mempercayai ramalan zodiak dan semacamnya menurut pandangan Islam?

Berikut ini hukum mengena mempercayai ramalan disampaikan Ustaz Adi Hidayat melalui kanal YouTube Taman Firdaus.

Baca juga: Hukum Menikahi Sepupu Sendiri jadi Tren Idul Fitri, Hukum & Efek Perkawinan Sedarah Menurut Sains

Ustaz Adi Hidayat Ungkap Asal Usul Hari Minggu, Berasal dari Santo Dominggo-Seorang Imam Katolik
Ustaz Adi Hidayat (Instagram @ustadz Adi hidayat official)

Baca juga: Bolehkah Kita Membaca Huruf Latin Dalam Mengaji? Begini Hukum Membaca Alquran Ibarat Dagang Tak Rugi

Pembahasan mengenai ramalan ini diawali dengan pertanyaan yang diajukan oleh seorang jemaah.

"Tentang tautan yang lagi trending di media sosial berkaitan dengan ramalan jodoh, karir dan lain-lain bersifat lelucon atau hiburan semata, apakah itu termasuk dalam perbuatan syirik?," tanya seorang jemaah.

"Semua jenis ramalan itu masuk dalam kategori syirik, nggak boleh, dilarang, ingat ya semua ramalan-ramalan itu tidak diperkenankan," terang Ustaz Adi Hidayat.

"Bahkan di masa Nabi sangat dikecam, banyak ayat turun bahkan hadits-hadits keluar dengan keras dalam persoalan ini," sambungnya.

"Kalau anda mau meramal sekarang, anda terlambat, zaman jahiliyah sudah banyak ramalan, jadi kalau anda misalnya pengen meramal maka anda berlomba dengan orang jahiliyah," jelasnya.

"Dan anda kalah cepat, dulu metodenya banyak, ada yang pakai burung, burung dilepas, diramal keadaan, datang pebisnis saya mau pergi ke anu, tunggu dulu ya burungnya dilepas dulu, kalau burung balik lagi aman nih situasi, begitupun sebaliknya," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Selain itu pula, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan jika dukun yang meramal tersebut sangat kreatif.

"Mereka sepekan mencari jimat-jimat, dateng ke sana, detang ke sini, nanti mereka juga akan lomba tingkat dukun pada saat itu, nanti yang paling hebat dia manteranya kuat dan jimatnya bagus, itu yang kemudian menempati posisi pertama jadi acuan dalam kehidupan," jelasnya.

Dulu menjadi acuan ada tiga yakni:

1. Dukun atau santet

2. Pengusaha atau pedagang

Padza zaman dulu jika pengusaha atau pedagang yakni semakin kaya maka semakin terhormat, punya kedudukan.

Dulu ada Abu Jahal, Abu Lahab dan Abu-abu yang lainnya.

Mereka banyak punya harta, punya macem-macem dan punya kedudukan.

3. Kalangan artis

"Jadi mereka itu berlomba sampai nanti dimunculkan banyak istilah di Quran, surat ke 26 kan surat Asy-Syuara, kalau anda baca dari 224, Masya Allah mereka pergi ada yang ke lembah, mereka itu seringkali melampaui batas karena mereka datang ke lembah-lembah terinspirasi, bikin puisi di situ, bikin syair," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Nanti siapa yang paling hebat syairnya akan ditulis dengan tinta emas, digantungkan ke Ka'bah.

Di masa Islam itu semua dihapuskan dan diganti dengan kain kiswah tulisannya ayat-ayat Alquran.

Dalamnya patung, patungnya dihancurkan semua dan dikeluarkan.

Dan ada pula bait yang dulu dipakai nyanyi, di masa Islam dipakai untuk keilmuan.

"Ramalan yang semacam itu sudah banyak di jahiliyah, di masa Islam dihapuskan dengan apa? Dengan tawakal, muncul qodo dan qodar, muncul ketakwaan kepada Allah," terangnya.

"Turun ayat dis itu Quran misalnya surat Al-Lukqman ayat 34,

Artinya:

Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.

"Ramalan tertinggi tentang kiamat, sudah banyak yang meramal, yang puncak tertinggi aja, kalau yang tertinggi aja udah ditolak apalagi yang rada rendah," tuturnya.

"Kalau ramalan-ramalan yang tertinggi tentang kiamat cuma Allah yang tahu apalagi yang kecil-kecil," sambungnya

"Jadi hal-hal yang sifatnya semacam ramalan baik itu sifatnya canda dan sebagainya tinggalkan, nggak ada manfaatnya, termasuk ramalan zodiak," tukasnya.

Baca juga: Apakah Bermain Catur Diharamkan atau Diperbolehkan? Ternyata Begini Hukumnya dalam Pandangan Islam

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved