Inilah Sosok Predator Baru di Balik Serangan Mematikan Israel ke Gaza
PM Benjamin Netanyahu mengatakan hilangnya 188 nyawa, termasuk 55 anak, dalam serangan Israel ke Gaza seminggu terakhir sebagai suatu ketidaksengajaan
Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv, Israel, dan dibesarkan di Yerusalem.
Tapi kemudian ayahnya, Benzion Netanyahu, mendapat posisi sebagai profesor sejarawan Yahudi di Philadelphia, Amerika Serikat (AS).
Di sanalah “Bibi” kecil menghabiskan sebagian besar masa remaja.
Pada usia 18 tahun, dia kembali ke Israel.
Dia menghabiskan lima tahun berikutnya di ketentaraan, sampai menjabat sebagai kapten di unit elite Pasukan Pertahanan Israel, Sayeret Matkal.
Sejumlah operasi militer pernah dijalaninya, mulai dari serangan di bandara Beirut pada 1968.
Yang paling populer adalah perannya dalam pasukan operasi khusus penyelamatan jet penumpang Sabena, yang dibajak di bandara Tel Aviv pada 1972.
Aksi penyelamatan itu dikenal dengan nama sandi "Operasi Isotop," yang dipimpin oleh pemimpin masa depan Israel, Ehud Barak.
Kemudian pada 1973, Netanyahu mengambil bagian dalam perang Timur Tengah.
Setelah menyelesaikan dinas militer tersebut, Netanyahu kembali ke AS.
Dia melanjutkan pendidikan hingga memperoleh gelar sarjana dan master di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Dorongan Anti-terorisme
Pada 1976, dia sempat bekerja dengan Boston Consulting Group.
Tapi kabar buruk datang dari tanah airnya.
Saudara laki-laki tertuanya, Jonathan, terbunuh saat mencoba membebaskan sandera dari pesawat Air France yang dibajak di Uganda.
