Omong Kosong Alat Antigen Bekas Hemat Anggaran, Ahli Mikrobiologi Prof Yuwono: Bukan Begitu Caranya!

dampak penggunaan alat tes bekas pakai dapat menyebabkan seseorang yang semestinya hasil tesnya negatif berpotensi menjadi positif.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
KOMPAS.COM/DEWANTORO
Lima orang ditetapkan sebagai tersangka kasus daur ulang alat kesehatan rapid test antigen di Bandara Kualanamu. Mereka adalah tersangka PC yang merupakan Bussines Manager PT Kimia Farma dan 4 pegawainya. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Penggunaan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, tengah ramai diperbincangkan.

Pasalnya, penggunaan alat antigen bekas menyebabkan kerugian bagi banyak pihak.

Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono, mengatakan, penggunaan ulang alat tes antigen atau alat antigen bekas tidak sesuai dengan kaidah ilmiah mikrobiologi.

"Untuk deteksi infeksi, alat tidak boleh digunakan ulang walaupun sudah disterilkan," katanya, Sabtu (1/5/2021).

Nama Saksi yang Dipanggil Kejati Sumsel Dugaan Korupsi Masjid Raya Sriwijaya, Sepekan Ini Ada Tiga

Yuwono menyebut, dampak penggunaan alat tes bekas pakai dapat menyebabkan seseorang yang semestinya hasil tesnya negatif berpotensi menjadi positif.

"Yang jelas, misalnya positif sudah dibersihkan orang setelahnya tidak positif namun nantinya jadi positif," ujarnya.

Menurutnya, kejadian tersebut jangan sampai terulang.

Terlebih, penggunaan alat bekas tersebut dilakukan oleh pihak resmi di bandara sehingga menyebabkan masyarakat menjadi takut saat akan melakukan deteksi infeksi virus.

Semestinya jika alasan penggunaan alat antigen bekas tersebut dengan dalih untuk menghemat anggaran, hal tersebut sepenuhnya salah.

Dengar Suara Aneh di Ruang Tamu, Istri Terduduk Lemas Lihat Anak Gadis, Suami : Sudah 3 Kali

Penghematan adalah mengeluarkan anggaran dengan penggunaan sesuai keperluan.

"Kalau pihak resmi yang lakukan mungkin itu fenomena gunung es. Mungkin juga ada di tempat lain dan bisa berdampak data palsu," jelas dia.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk bijak memilih metode pendeteksian Covid-19.

Jika untuk keperluan perjalanan cukup dengan Ge Nose.

Kemudian, deteksi cepat tes usap antigen dan perawatan barulah dengan PCR Swab.

Selain itu, jika ingin mengetahui antibodi dapat melakukan tes cepat berbasis antibodi.

Dicap Pelakor & tak Nongol Lagi di TV, Begini Nasib Ratu Antagonis Ini Sekarang: Cuma Makan Sayur!

"Tidak perlu keempatnya digunakan. Pilih metode sesuai keperluan," kata Yuwono.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved