Mantan Komandan KRI Nanggala 402

Mantan Komandan KRI Nanggala 402 Kolonel Iwan,Terbujur Sakit Terpaksa Jual Rumah untuk Pengobatan

Cerita demi cerita pun muncul setelah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 bersama 53 penumpang.

Editor: Salman Rasyidin
(Dok. Pelopor Passus Kapal Selam Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa) X Editor David Oliver Purba
Mantan Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwan semasa masih sehat dan bertugas yang kini terbaring sakit di kediamannya Tasikmalaya. 

Rupanya bendera setengah tiang tersebut dipasang oleh keluarga sang kolonel untuk menghormati para awak KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam di Perairan Bali pekan lalu.

Diketahui, sang kolonel senior pasukan khusus kapal selam milik Indonesia itu saat ini tinggal di rumah yang berlokasi di gang sempit bersama istri dan ketiga anaknya selama ini.

Sang kolonel penakluk seluruh kapal selam milik Indonesia itu kini hanya bisa terbaring lemas dan tak bisa bicara akibat puluhan tahun terkena radiasi serbuk besi saat menjalankan tugas di kapal selam.

"Kalau hari ini tidak ada, tadi subuh berangkat untuk berobat ke RS di Jakarta. Tadi juga banyak orang yang pada datang mau jenguk ke sini. Tapi, anak saya sudah berangkat dibawa berobat ke Jakarta," jelas Heni Hunaeni (62), ibu mertua sang kolonel kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Sabtu pagi.

Heni pun turut bercerita kalau anaknya langsung menangis terisak saat mendengar seluruh anak didiknya di KRI Nanggala tenggelam.

Suara bicara yang parau terdengar dibarengi isakan tangisannya.

Kala itu, Heni pun ikut panik dan kaget bagaimana kalau hal itu menimpa menantunya tersebut.

Apalagi, ketiga anaknya sampai sekarang masih kecil dan tak bisa bermain dengan ayahnya karena hanya bisa terbaring tak berdaya di kamar tidur setiap harinya.

"Tiap hari begitu saja di kamar tidur dan sudah tak bisa bicara. Berobat terus sudah tahunan bolak balik Tasikmalaya-Jakarta. Sekarang sudah tak tinggal lagi di Surabaya sejak akhir 2019 terakhir menjabat Komandan Satsel. Sekarang tinggal di sini," ujar ibu paruh baya berkerudung coklat tersebut.

Jual rumah untuk pengobatan

Heni pun bercerita kalau anak dan menantunya tersebut telah menjual rumah pribadinya di daerah Parakan Honje (Parhon) Indihiang untuk biaya berobat selama ini.

Sejak dijualnya rumah untuk berobat beberapa tahun lalu, sang kolonel beserta istri dan anaknya kini tinggal di rumah gang sempit bersama mertuanya tersebut.

 "Kalau rumahnya dulu ada tapi bukan di Jati, di Parhon itu. Itu sudah lama dijual untuk berobat Pak," kata Heni sembari mengingat kembali tahun berapa anaknya menjual rumahnya di Parhon. Heni pun yang ramah mempersilakan Kompas.com untuk masuk ke teras depan rumah saat meminta izin mengambil foto.

Dirinya dan keluarga pun merasa khawatir karena kejadian informasi anaknya sang kolonel sakit menjadi ramai dan banyak sekali tamu yang datang untuk menjenguk dan sekadar menanyakan kondisi menantunya tersebut.

"Ini enggak akan apa-apa anak saya. Saya takut nanti malah jadi pikiran dan kasihan sedang sakit. Takut jadi pikiran kenapa jadi ramai begini pada tahu anak saya sakit. Banyak orang yang datang ke sini," ujar Heni.

Sumber:
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved