Kasus Alat Antigen Bekas

BOS Tersangka Kasus Antigen Bekas di Mata Warga Sekitar, 'Orang Kaya Kimia Farma Mobilnya ada Empat'

Selama 11 tahun tinggal di wilayah perumahan Griya Pasar Ikan, PC sudah dikenal warga sekitar bekerja di Kimia Farma.

Editor: Welly Hadinata
KOMPAS.COM/DEWANTORO
Lima orang ditetapkan sebagai tersangka kasus daur ulang alat kesehatan rapid test antigen di Bandara Kualanamu. Mereka adalah tersangka PC yang merupakan Bussines Manager PT Kimia Farma dan 4 pegawainya. 

Tak ada aktifitas apapun di rumahnya, rumah ini terlihat dalam keadaan kosong, informasi dari warga sekitar seluruh keluarga sudah pergi meninggalkan rumah.

Termasuk aktifitas para pekerja yang sedang membangun rumah baru PC diseberang rumahnya pun telah distop, semua tukang yang bekerja sudah di rumahkan sementara.

Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik PC menuturkan, mereka di stop bekerja Kamis (29/4/2021) pagi kemarin oleh ibu PC.

"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu PC) alasannya ada musibah, sementara istrinya sudah pergi sejak beberapa waktu lalu," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Jumat (30/4/2021).

Ia menuturkan sudah bekerja membangun rumah milik PC sejak dua pekan lalu, terakhir mereka bertemu dengan Picandi dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya.

"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya," ujarnya.

Sementara, Ketua RTsetempat mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.

"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas, sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.

Ia menuturkan  PC sudah tinggal sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan ia memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma.

"Tinggal disini sudah lama, kami berbarengan sejak perumahan dibangun, warga sekitar sini mengenalnya sudah lama bekerja di Kimia Farma untuk wilayah  Medan, Pekan Baru," ungkapnya.

Ia menuturkan selama ini PC dikenal baik oleh warga sekitar setiap dia pulang ke rumah, namun setiap pulang tidak pernah lama, paling lama hanya dua hari.

"Sebulan sekali pergi terus, kalau libur balik ke Linggau kadang dua hari kadang tiga hari, kalau ada kegiatan kemasyarakatan dia ada kalau pulang," ujarnya. (Joy/TS).

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved