Anggota KKB Papua Pimpinan Rudy Orarey Mengaku Menderita, Hidup tak Layak, Memohon Kembali ke NKRI
Setelah didatangi dan dimintai keterangan, kelima orang tersebut mengaku ingin menyerahkan diri dan bergabung lagi dengan NKRI.
SRIPOKU.COM - Anggota KKB Papua Pimpinan Rudy Orarey Mengaku Menderita, Hidup tak Layak, Memohon Kembali ke NKRI
Anggota KKB Papua pimpinan Rudy Orarey yang mengaku menderita, mereka mengaku hidup tak layak hingga akhirnya menyerah dan kembali ke NKRI.
Diketahui, 5 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua menyerahkan diri beserta empat pucuk senjata api serta belasan butir peluru (amunisi) ke Polres setempat.

Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP Ferdyan Indra Fahmi dalam Press Conference yang diterima Tribun-Papua, Senin (26/4/2021) malam, mereka adalah anak buah dari Rudy Orarey selaku pimpinan KKB Papua wilayah Distrik Angkaisera.
Rudy Orarey sebelumnya dikabarkan telah tewas pada 2014 silam.
Kapolres menyebutkan, penyerahan diri kelima anggota KKB Papua ini terjadi setelah aparat melakukan pendekatan.
"Kami aktif lakukan pendekatan, pemahaman dan memberikan jaminan kepada keluarga mereka. Segalanya baik-baik saja jika setia kepada NKRI," katanya.
Seperti dilansir dari Tribun-Papua.com dalam artikel 'Pengakuan KKB Kepulauan Yapen yang Serahkan Diri ke Polisi, Mengaku Dikucilkan dan Hidup Tak Layak'
Menurut dia, ini langkah agar keamanan dan kenyamanan masyarakat di pelosok kampung dapat tercipta tanpa ada kelompok yang berseberangan.
ST salah satu anggota KKB yang menyerahkan diri, mengaku merasa tidak mendapatkan kehidupan yang layak saat bergabung bersama KKB Papua.
Bahkan, ia dikucilkan oleh masyarakat sekitar.
Sehingga ia mengajak rekan-rekannya yang lain untuk bersama-sama menyerahkan diri.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
"Saya juga akan berupaya mengajak dan meminta kepada saudara-saudara kita lainya untuk mari kita tinggalkan hal-hal yang melawan Negara dan kembali untuk mencintai NKRI dan bekerja untuk Republik Indonesia," tambah dia.