KRI Nanggala Tenggelam
TENGGELAM di Kedalaman 850 Meter, KRI Nanggala 402 Tak Utuh Lagi: Didesain Maksimal 500 Meter
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf AL Laksamana TNI Yudo Margono mengumumkan KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman 850 meter.
Ia mengatakan perusahaannya meningkatkan sebagian besar struktur dan sistem internal kapal selam Indonesia itu tetapi tidak memiliki informasi terbaru tentang kapal tersebut.
Frank Owen, dari Submarine Institute of Australia juga mengatakan kapal selam itu mungkin tenggelam terlalu dalam sehingga akan menyulitkan tim penyelamat untuk mengoperasikannya jika ditemukan.
“Sebagian besar sistem-sistem penyelamatan kapal selam hanya bisa beroperasi hingga kedalaman sekitar 600 meter. Kapal selam bisa masuk lebih dalam dari itu karena memang memiliki margin keselamatan yang dibangun di dalam desainnya, tetapi pompa dan sistem-sistem lain yang terkait dengannya mungkin tidak memiliki kapasitas untuk beroperasi. Jadi kapal itu bisa bertahan di kedalaman itu, tapi belum tentu bisa beroperasi," katanya.
Owen, yang mengembangkan sistem penyelamatan kapal selam Australia, mengatakan KRI Nanggala-402 yang sedang dicari itu tidak dilengkapi kursi penyelamat di sekitar pintu keluar yang dirancang untuk penyelamatan bawah air.
Ia mengatakan kapal selam penyelamat perlu membuat koneksi kedap air ke kapal selam yang rusak melalui rongga yang dihubungkan ke kursi penyelamat itu sehingga pintunya dapat dibuka tanpa kapal selam yang rusak dibanjiri air.
Sebelum kasus tenggelamnya KRI Nanggala-402, Argentina juga mengalami kasus serupa kapal selam ARA San Juan miliknya tenggelam, 15 November 2017 dan menewaskan seluruh awak yang berjumlah 44 orang.
Setahun kemudian puing-puing kapal selam ARA San Juan ditemukan dalam operasi pencarian “Ocean Infinity of the US” di kedalaman sekitar 900 meter, di bagian timur Semenanjung Valdes, Patagonia.
Argentina telah menghabiskan lebih dari 25 juta dolar AS dalam operasi pencariannya.
Ocean Infinity dikatakan mendapatkan imbalan sebesar 7,5 juta dolar AS untuk menemukan kapal selam yang hilang.
Namun Argentina akhirnya memutuskan tidak mengangkat bangkai kapal selam ARA San Juan karena masalah biaya dan ketersediaan teknologi saat itu.
Saat ditemukan, pejabat Argentina menunjukkan gambar kapal selam, yang terletak di dasar laut dengan lambungnya dalam kondisi benar-benar rusak.
Bagian baling-balingnya terkubur dan puing-puing berserakan hingga sejauh 70 meter.
Suatu penyelidikan menemukan bahwa bencana itu disebabkan ketidakefisienan komandan Angkatan Laut dan keterbatasan anggaran, bukan karena serangan atau tabrakan.
Kapal selam yang sebelumnya terpotong dalam dua bagian itu disatukan kembali pada tahun 2008-2014, dan para pakar sudah mengingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan keselamatan awak.
Tetapi peringatan itu tidak diindahkan.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Kecil Kemungkinan Kru KRI Nanggala Selamat, Begini Hancurnya Kapal Selam saat Karam 900 Meter, https://pekanbaru.tribunnews.com/2021/04/24/kecil-kemungkinan-kru-kri-nanggala-selamat-begini-hancurnya-kapal-selam-saat-karam-900-meter?page=all.
Editor: Hendri Gusmulyadi