Perawat RS Siloam Dipukul
Istri JT Disarankan Lakukan Hal Ini, Tanggapan Psikolog Atas Kasus Penganiayaan Perawat RS Siloam
Menurut Psikolog Klinis dan Forensik, Syarkoni, S. Psi., M. Psi kasus penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga pasien tersebut seharusnya tidak
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kasus penganiayaan yang dilakukan JT (38) yang merupakan orang tua dari pasien terhadap perawat di RS Siloam Palembang hingga saat ini masih terus berlanjut.
Kasus penganiayaan ini pun mendapat tanggapan dari berbagai pihak, bahkan ditanggapi langsung oleh Psikolog Palembang.
Menurut Psikolog Klinis dan Forensik, Syarkoni, S. Psi., M. Psi kasus penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga pasien tersebut seharusnya tidaklah terjadi.
Namun, yang membuat hal tersebut terjadi diakarenakan adanya perasaan yang tidak puas dari hati orang tua pasien melihat anaknya mengeluarkan darah ketika infus ditangan pasien dicabut.
Dikatakan Syarkoni, seharusnya pihak keluarga diberikan komunikasi dan penjelasan terkait kejadian itu.
"Yang lebih penting seharusnya diberikan edukasi dan penjelasan bahwa sesudah dicabut jarum suntik itu jangan banyak bergerak dulu biasanya seperti itu.
Ya saya kira mengeluarkan darah saat infus dicabut itu hal wajar dan mungkin pihak RS sudah sesuai dengan prosedurnya," kata Syarkoni, Selasa (20/4/2021).
Pihak keluarga pasien pun seharusnya bisa melakukan komunikasi dengan baik terhadap pihak rumah sakit agar sama-sama menjaga agar hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Tidak perlu dengan sikap yang emosional, apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan," lanjutnya.
Menurut Syarkoni, dari sisi psikologi keluarga dengan kejadian tersebut merasa dipojokkan. Terlebih lagi dari kejadian, melihat dari viralnya video tersebut persepi masyarakat pun berbeda.
"Secara sosial merasa di pojokkan, disalahkan, sebagai keluarga pasti merasakan hal itu. Menurut saya tidak perlu dibesarkan karena hal ini kan sudah terjadi," ungkap Syarkoni.
Dengan kejadian itu, kedua belah pihak baik korban dan pelaku agar sama-sama dapat mengintropeksi diri agar kedepan tidak terjadi miss komunikasi.
Terlebih lagi tindakan emosional yang menyebabkan kekerasan itu sangat menyalahi aturan hukum.
"Akan lebih bermartabat, bermoral, dan terhormat kalau istri pelaku, pihak keluarga meminta maaf ke RS dan profesi perawat, dengan mengedepankan minta maaf bisa meredam di publik," ungkapnya.
Selain itu juga, Syarkoni menyarankan agar istri dan keluarga dari pelaku menyiapkan langkah hukum untuk proses pidana terhadap JT.
Namun bukan tidak mungkin jika diselesaikan dengan cara kekeluargaan bisa saja hal tersebut tidak bergulir ke ranah hukum dan bisa saja dicabut.
"Kalau tidak ya bisa saja dihadapi dengan menyiapkan langkah hukum untuk melakukan pembelaan," ungkapnya.
Melisa Bongkar Pemicu Aduannya ke Suami
Terungkap sudah dari pihak Melisa, istri penganiaya perawat RS Siloam Palembang atas apa yang terjadi dengan anaknya.
Selama dirawat rupanya ada perkataan suster yang menyakiti hatinya.
Bahkan saat menyuntikkan ke anaknya, perawat diakuinya telah melakukan hal tak sesuai prosedur hingga darah bercucuran bahkan ke lantai.
JT, pelaku penganiayaan terhadap perawat RS Siloam Palembang sudah ditahan di Polrestabes Palembang, sejak Jumat (16/4/2021) malam.
Tak terima melihat suaminya dipenjara, sang istri, Melisa pun meluapkan kegeramannya,
Lewat akun Instagram pribadi, Melisa, istri JT menyebut bahwa laporan pihak RS Siloam Palembang terhadap suaminya itu palsu.
Maka dari itu, Melisa siap menantang dan melaporkan balik sang perawat yang berinisial CRS kepada polisi.
"Saya pelaku, silakan tanya saya langsung. Untuk RS Siloam laporannya palsu. Siap-siap kita akan selesaikan secara hukum," tegas Melisa dilansir dari akun Instagram halomelisa21.
Diakui Melisa, ia sudah memiliki banyak bukti berupa foto dan video, bahwa sang suster lebih dulu menganiaya anaknya.

Bahkan akibat perlakuan kasar sang perawat, anak Melisa disebut sampai mengeluarkan darah cukup banyak.
"Foto anak saya ada, dan perawat sudah melakukan penganiayaan terhadap anak saya yang usianya 2,5 tahun. Sampai darah anak saya muncrat kemana-mana. Fotonya ada, kita siapkan," tegas Melisa.
Disebutkan Melisa, perawat RS tersebut juga sama sekali tak minta maaf ataupun merasa bersalah.
"Coba kalau anaknya yang masih bayi diperlakukan tidak baik oleh perawat RS, sehingga darah anaknya kemana-mana. Kira-kira kamu akan diam atau marah?"
"Suster nyabut infus dan hansaplast anak saya tidak sesuai dengan prosedur, dan ia tidak merasa bersalah ataupun minta maaf.
Untung ya, jarumnya gak patah di dalam tangan anak saya," papar Melisa.
Maka dari itu, Melisa pun ngaku siap membongkar perlakuan kasar sang perawat di persidangan nanti.
"Sampai jumpa di persidangan," tulis Melisa.
Hal serupa diungkapkan Melisa, Istri JT kepada wartawan Sripoku.
Menurut Melisa, perawat RS Siloam Palembang yang dianiaya JT itu tidak profesional.
"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidak profesionalan seorang suster rumah sakit dalam melayani pasien.
Menurut saya sebagai orang tua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," ungkap Melisa dikutip TribunnewsBogor.com dari Sripoku.com.
Menurut Melisa, perlakuan perawat RS Siloam sudah tak mengenakan sejak awal.
Mulai dari nada bicara, hingga ucapannya saat menangani anak Melisa.
"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu.

Dari nada bicaranya saja agak ketus saat menangani anak saya yang rewel,
juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'.
Yah saya jadi tidak enaklah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," kata Melisa.
Melisa mengatakan, cara perawat mencabut infus anaknya begitu kasar.
"Ternyata bener kejadian kan, udah dia nyabutnya kasar darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur," kata Melisa.
Melisa mengaku malah disalahkan ketika banyak darah yang keluar.
"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.
Melihat yang terjadi pada anaknya, Melisa panik.
"Sebagai orangtua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah liat anak saya sampai keluar darah si suster itu tidak mau meminta maaf,
Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," kata Melisa.
Saat darah keluar, menurut Melisa perawat di RS Siloam hanya diam saja.
Ia baru mendapat penanganan ketika mengadukannya ke kepala perawat.
"Fatal sampai berdarah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester. Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet. Saya ga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," kata Melisa.
Melisa pun menyarankan agar RS Siloam memperbaiki pelayanannya.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun. Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," pungkasnya.
JT Minta maaf
Melihat tangan anaknya berdarah, istri pelaku langsung menghubungi JT.
Ketika tiba di ruangan anaknya, pelaku langsung marah-marah dan memukul korban.
Perawat lain yang berada di sana sempat mencoba melerai.
Namun, JT masih emosi dan menendang perawat itu ketika CRS meminta maaf.
"Istri pelaku menelepon suaminya yang ada di luar mengabarkan tangan anaknya berdarah. pelaku panik langsung datang dan menganiaya korban, ponsel milik teman korban yang merekam juga dibanting pelaku," ujar Kapolres.Pelaku yang berada di luar langsung emosi dan mendatangi rumah sakit.
JT pun mengakui perbuatannya salah dan mengaku tersulut emosi saat itu.
"Saya saat itu tidak di TKP pak. Lalu ditelepon istri, yang mengatakan bahwa tangan anak saya keluar darah usai dilepas infus. Nah mengetahui hal itu saya langsung cepat -cepat menuju kamar ruang anak saya di 6026 lantai 6 RS Siloam Palembang," ungkapnya.
Melihat hal tersebut, JT melanjutkan bahwa emosinya pun langsung tersulut, memarahi korban dan memukulinya.
Hingga peristiwa ini pun diketahui perawat yang lain.
"Jujur pak saya saat itu merasa panik. Melihat anak saya tanggan mengeluarkan darah, saat itulah saya langsung memarahi korban dan memukulinya,' katanya.
Atas peristiwa ini, JT pun meminta maaf sebesar-besarnya kepada korban, keluarga korban, dan semua pihak RS Siloam.
Diberitakan sebelumnya, Jajaran Satreskrim Polrestabes Palembang dipimpin langsung Kasat Reskrim Kompol Tri Wahyudi bergerak cepat langsung menjemput diduga pelaku penganiayaan JT, Jumat (16/4/2021) sekira pukul 20.00.
Untuk proses penyelidikan pelaku saat ini sedang dimintai keterangannya oleh Satreskrim terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya tersebut.
"Kita masih dalami dan meminta keterangan, motif atau asal mula mengapa sampai terjadi insiden di rumah sakit," ungkap Tri.
Lanjutnya, untuk saat ini terlapor kooperatif dan bersedia memberikan keterangan kepada polisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban sudah melaporkan pelaku inisial JT ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang dihari yang sama beberapa jam usai kejadian.
Kejadian persis terjadi didalam rumah sakit Siloam Sriwijaya ruangan IPD 6 dikamar 6026 Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan IB I Palembang dimana saat kejadian korban sedang berkerja di tempat kejadian perkara (TKP).
Kemudian korban dipanggil oleh pelaku dan menyuruh menemui di kamar tempat anak pelaku dirawat.
Lalu korban datang ditemani oleh saksi CH dan temannya 1 orang menemui pelaku, setelah bertemu pelaku di kamar kemudian pelaku menyuruh saksi CH dan temannya pergi meninggalkan korban sendirian saja di kamar tersebut.
Akan tetapi saksi tidak mau pergi meninggalkan korban sendirian.
Saat itu pelaku langsung menanyakan kepada korban "bagaimana cara korban melepaskan infus ditangan anaknya pada saat itu" disaat korban hendak menjawab pertanyaan tiba tiba saja pelaku langsung memukul wajah bagian sebelah kiri korban dengan tangan kosong.
Hal ini membuat saksi langsung membantu melerai, akan tetapi pelaku kembali memukul menggunakan tangan kanan dibagian wajah korban.
Saksi kemudian meminta bantuan pihak keamanan rumah sakit, namun saat kembali ke dalam kamar saksi melihat korban sudah berlutut didepan pelaku.
Saat itu pelaku menendang bagian perut korban, dan saksi kemudian berusaha melerai kemudian membawa korban keluar kamar namun rambut korban ditarik pelaku sehingga sempat tarik menarik, namun akhirnya dengan dibantu teman teman korban akhirnya berhasil keluar.
Korban pun langsung dilarikan ke emergency untuk diberikan perawatan akibat penganiayaan tersebut, korban juga mengalami memar dibagian mata sebelah kiri, bengkak di bagian bibir, dan bagian perut terasa sakit.(Tim)