Tingkat Keterisian LRT Hanya 30 Persen Selama Ramadan, Dampak dari Larangan Mudik 2021?
Tingkat keterisian LRT Sumsel sejak awal ramadan hanya mencapai 30 persen dengan jumlah perjanalan sebanyak 88 kali.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tingkat keterisian LRT Sumsel sejak awal ramadan hanya mencapai 30 persen dengan jumlah perjanalan sebanyak 88 kali sejak pukul 06.00-19.30 WIB.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, Amanna Gappa, mengatakan, saat ini operasional LRTdi Palembang sesuai program meski tingkat keterisian masih di bawah 40 persen.
"Diharapkan nanti pasca ramadan atau di hari raya ada peningkatan signifikan untuk angkutan penumpang," katanya, Senin (19/4/2021).
Menurut Amanna, operasional LRT selama pandemi Covid-19 tetap berjalan karena sifatnya seperti kereta commuter atau kereta perkotaan sehingga dimungkinkan tidak berdampak pada larangan mudik.
• Bisa-bisa Jimbaran Bali Kalah, Ucap Gubernur Herman Deru Usai Dengar Rencana untuk Pulau Kemaro
"Ini yang pengecualian dari larangan mudik, jadi tetap berjalan sesuai program walaupun di masa pandemi ini memang tingkat keterisian penumpang rata-rata masih di bawah 30 persen," ujarnya.
Saat ini pihaknya terus berupaya meningkatkan okupansi termasuk memberikan imbauan ataupun pemasangan iklan di beberapa stasiun.
Meski demikian, adanya kebijakan dari pemerintah pusat mengenai tingkat keterisian batas maksimum per gerbong menjadikan pihak pengelola harus mengurangi jumlah penumpang demi meminimalisasi potensi penularan Covid-19.
"Load factor 80 persen dan ini tetap kita jaga kemudian sambil kita kejar sampai titik maksimal batas keterisian karena saat ini masih masa pandemi," jelas dia.
Selama masa pandemi, LRT tetap beroperasional dengan syarat hanya menampung 80 persen dari kapasitas penumpang atau sekitar 240 orang saja. Pengguna LRT selama Ramadan didominasi perjalanan menuju dan ke bandara.
• UNESCO Tetapkan Belitong Jadi Global Geopark, Jadi yang ke-6 di Indonesia, Ini Alasannya
"Ada dua kereta yang beroperasi. Satu yang melakukan perjalanan dan satu lagi cadangan di depo. In case ada trouble satu bisa dioperasikan," jelasnya.
Menurutnya, hingga kini LRT Sumsel masih menggunakan subsidi perintis sekitar Rp 114 miliar.
Sebelumnya, subsidi sebesar Rp123 miliar dan saat ini mengalami penurunan karena ada efisiensi di beberapa item tetapi untuk operasi tidak ada pengurangan.
Mulai tahun ini pun direncakan akan ada iklan komersial yang dipasang di area stasiun dan tiang LRT.
"Belum untuk saat ini karena masih menunggu proses serah terima dari kontraktor. Jadi, kalau sudah diserahterimakan ke Kementerian mungkin secara formal bisa kita lakukan pemanfaatannya.
Upayakan dalam waktu dekat tahun ini," kata Amanna.