Perawat RS Siloam Dipukul
CRS Perawat RS Siloam Palembang Masih Dirawat Inap, Siap Dipanggil Polisi untuk Berikan Keterangan
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumsel, Subhan Haikal mengatakan kondisi dari CRS saat ini masih dirawat di RS Siloam untuk mend
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Korban penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya berinisial CRS masih menjalani perawatan hingga hari ini, Senin (19/4/2021).
Selain itu, proses hukum terhadap kasus penganiyaan yang dilakukan keluarga pasien berinisial JT pada Kamis (15/4/2021) lalu masih terus dilakukan oleh Polrestabes Palembang.
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumsel, Subhan Haikal mengatakan kondisi dari CRS saat ini masih dirawat di RS Siloam untuk mendapatkan perawatan dari fisik dan psikis.
"Sekarang organisasi profesi tugas paling utama memberikan ketenangan dan langkah terbaik untuk korban, agar tidak terjadi trauma psikologis karena sudah terjadi trauma fisik," ujarnya.
PPNI Sumsel bekerjasama dengan pihak rs juga sudah mempersiapkan psikolog untuk memberikan ketenangan atas trauma yang dialaminya.
"Bekerja sama dengan RS Siloam dalam memberikan bimbingan psikolog, sampai saat ini CRS masih dirawat disana," ujarnya.
Menurutnya dari awal kasus tersebut terjadi pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah seperti langsung bertemu dengan korban, berkoodinasi dengan pihak manajemen RS siloam, dan anggota Polrestabes yang sudah ada disana.
Hingga pelaku ditangkap dan sudah berstatus tersangka, pihaknya masih akan terus mengawal secara hukum.
Bahkan PPNI Sumsel juga sudah menyediakan lawyer yang akan mendampingi korban nantinya.
"Untuk langkah selanjutnya akan tetap memberikan pendampingan hukum kepada korban, dengan menyediakan lawyer langsung dari PPNI," ujarnya.
Namun sampai hari ini, kepolisian belum melakukan pemanggilan terhadap saksi atau korban.
Menurutnya, jika korban dipanggil untuk memberikan kesaksian, PPNI Sumsel siap untuk mendampingi CRS.
"Belum ada konfirmasi pemanggilan saksi atau korban, kita menunggu panggilan saja, karena sudah berstatus tersangka, kita hormati proses hukum kepada pihak kepolisian," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) mengirimkan psikolog untuk melakukan pendampingan kepada CRS, perawat RS Siloam menjadi korban penganiayaan dilakukan JT.
Kepala Dinas PPPA Provinsi Sumatera Selatan, Henny Yulianti mengatakan, pendampingan terhadap CSR akan ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan lanjutan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengawal kasus ini lebih lanjut.
Akan tetapi, Hingga kini Henny belum bisa memberikan perkembangan lebih lanjut hasil dari pemeriksaan CRS.
"Ya karena hasil pemeriksaan ini bersifat rahasia. Oleh itulah akan kita lanjutkan secara berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam hal ini pihak Kepolisian," ungkap Henny.
Selain mengawal kasus ini, lanjutnya, psikolog yang dikirim bertujuan untuk memastikan kondisi psikis yang dialami oleh CS.
Sebab, korban CR sempat mengalmi guncangan setelah mengalami penganiayan yang dilakukan JT.
"Disini kami ingin memastikan psikologi korban dengan baik sesuai intruksi bapak Gubernur Sumsel," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru sempat menyayangkan adanya kasus penganiayaan terhadap terhadap seoarang perawat ini.
Bahkan, Herman sempat mengubungi CR secara langsung melalui sambungan Video Call, Sabtu (17/4/2021), kemarin.
Dimana saat itu Orang nomor 1 di Sumsel ini sempat berbincang dengan CR yang masih terbaring di ranjang ruang perawatan.
Dalam VC tersebut, Herman pun berjanji akan mengawal kasus CR sampai tuntas agar kejadian itu tak kembali terulang.
Sementara, Kasat Reskrim Polrestabes, Palembang, Kompol Tri Wahyudi mengatakan, terkait kasus penganiyaan yang dilakukan JT hingga kini kasus tetap berjalan.
"Kasusnya tetap berjalan sesuai laporan korban CR," tegas Tri Singkat.
DIberitakan sebelumnya,
Jajaran Satreskrim Polrestabes Palembang dipimpin langsung Kasat Reskrim Kompol Tri Wahyudi bergerak cepat langsung menjemput diduga pelaku penganiayaan JT, Jumat (16/4/2021) sekira pukul 20.00.
Untuk proses penyelidikan pelaku saat ini sedang dimintai keterangannya oleh Satreskrim terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya tersebut.
"Kita masih dalami dan meminta keterangan, motif atau asal mula mengapa sampai terjadi insiden di rumah sakit," ungkap Tri.
Lanjutnya, untuk saat ini terlapor kooperatif dan bersedia memberikan keterangan kepada polisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban sudah melaporkan pelaku inisial JT ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang dihari yang sama beberapa jam usai kejadian.
Kejadian persis terjadi didalam rumah sakit Siloam Sriwijaya ruangan IPD 6 dikamar 6026 Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan IB I Palembang dimana saat kejadian korban sedang berkerja di tempat kejadian perkara (TKP).
Kemudian korban dipanggil oleh pelaku dan menyuruh menemui di kamar tempat anak pelaku dirawat.
Lalu korban datang ditemani oleh saksi CH dan temannya 1 orang menemui pelaku, setelah bertemu pelaku di kamar kemudian pelaku menyuruh saksi CH dan temannya pergi meninggalkan korban sendirian saja di kamar tersebut.
Akan tetapi saksi tidak mau pergi meninggalkan korban sendirian.
Saat itu pelaku langsung menanyakan kepada korban "bagaimana cara korban melepaskan infus ditangan anaknya pada saat itu" disaat korban hendak menjawab pertanyaan tiba tiba saja pelaku langsung memukul wajah bagian sebelah kiri korban dengan tangan kosong.
Hal ini membuat saksi langsung membantu melerai, akan tetapi pelaku kembali memukul menggunakan tangan kanan dibagian wajah korban.
Saksi kemudian meminta bantuan pihak keamanan rumah sakit, namun saat kembali ke dalam kamar saksi melihat korban sudah berlutut didepan pelaku.
Saat itu pelaku menendang bagian perut korban, dan saksi kemudian berusaha melerai kemudian membawa korban keluar kamar namun rambut korban ditarik pelaku sehingga sempat tarik menarik, namun akhirnya dengan dibantu teman teman korban akhirnya berhasil keluar.
Korban pun langsung dilarikan ke emergency untuk diberikan perawatan akibat penganiayaan tersebut, korban juga mengalami memar dibagian mata sebelah kiri, bengkak di bagian bibir, dan bagian perut terasa sakit.
JT Minta maaf
Melihat tangan anaknya berdarah, istri pelaku langsung menghubungi JT.
Ketika tiba di ruangan anaknya, pelaku langsung marah-marah dan memukul korban.
Perawat lain yang berada di sana sempat mencoba melerai.
Namun, JT masih emosi dan menendang perawat itu ketika CRS meminta maaf.
"Istri pelaku menelepon suaminya yang ada di luar mengabarkan tangan anaknya berdarah. pelaku panik langsung datang dan menganiaya korban, ponsel milik teman korban yang merekam juga dibanting pelaku," ujar Kapolres.Pelaku yang berada di luar langsung emosi dan mendatangi rumah sakit.
JT pun mengakui perbuatannya salah dan mengaku tersulut emosi saat itu.
"Saya saat itu tidak di TKP pak. Lalu ditelepon istri, yang mengatakan bahwa tangan anak saya keluar darah usai dilepas infus. Nah mengetahui hal itu saya langsung cepat -cepat menuju kamar ruang anak saya di 6026 lantai 6 RS Siloam Palembang," ungkapnya.
Melihat hal tersebut, JT melanjutkan bahwa emosinya pun langsung tersulut, memarahi korban dan memukulinya.
Hingga peristiwa ini pun diketahui perawat yang lain.
"Jujur pak saya saat itu merasa panik. Melihat anak saya tanggan mengeluarkan darah, saat itulah saya langsung memarahi korban dan memukulinya,' katanya.
Atas peristiwa ini, JT pun meminta maaf sebesar-besarnya kepada korban, keluarga korban, dan semua pihak RS Siloam.