Perawat RS Siloam Dipukul

Kemarin Kalap Sekarang Berkeringat Diborgol, Tingkah Penganiaya Perawat RS Siloam Saat Tertangkap

Dengan wajah tertunduk malu, JS pun langsung digiring petugas dari Ruang Reskrim menuju aula depan Polrestabes Palembang.

Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM/ANDI WIJAYA
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira didampingi didampingi Kasat Reskrim Kompol Tri Wahyudi, saat mengelar kasus pelaku JS penganiayan perawat RS Siloam, Sabtu (17/4/2021). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Tersangka JT, pelaku penganiayaan perawat RS Siloam Palembang menunjukkan tingkah gelisah saat digelandang di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).

Dengan tangan diborgol dan memakai baju bewarna orange bertulisan Tahanan Polrestabes, Palembang,  JT yang melakukan penganiayan terhadap perawat RS Siloam, yakni CH (27), hanya bisa terdiam saat perkara digelar langsung oleh Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira.

Dengan wajah tertunduk malu, JT pun langsung digiring petugas dari Ruang Reskrim menuju aula depan Polrestabes Palembang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Lepas Infus Tangan Anak Berdarah, Alasan Tersangka Menganiaya Perawat di RS Siloam

Baca juga: Kondisi Terkini Perawat RS Siloam Palembang yang Dianiaya, Trauma & Paha Memar, Tersangka Minta Maaf

Saat digiring sekali-kali dengan wajah tegangnya JT mengusak kening yang terlihat mengeluarkan keringat.

"Mau kemana ini pak," tanya JT kepada petugas.

"Mau rilis nanti, jawab saja yang bener saat wartawan tanya, " timpal petugas kepada JT. 

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Usai perkaranya di gelar, JT pun mengakui perbuatannya salah dan mengaku tersulut emosi saat itu.

"Saya saat itu tidak di TKP pak. Lalu ditelepon istri, yang mengatakan bahwa tangan anak saya keluar darah usai dilepas infus. Nah mengetahui hal itu saya langsung cepat -cepat menuju kamar ruang anak saya di 6026 lantai 6 RS Siloam Palembang," ungkapnya. 

Baca juga: Kondisi Terkini Perawat RS Siloam Palembang yang Dianiaya, Trauma & Paha Memar, Tersangka Minta Maaf

Baca juga: Tenaga Medis Ramai Pasang Status Pita Hitam, Bentuk Dukungan untuk Perawat RS Siloam yang Dianiaya

Melihat hal tersebut, JT melanjutkan bahwa emosinya pun langsung tersulut, memarahi korban dan memukulinya.

Hingga peristiwa ini pun diketahui perawat yang lain.

"Jujur pak saya saat itu merasa panik. Melihat anak saya tanggan mengeluarkan darah, saat itulah saya langsung memarahi korban dan memukulinya,' katanya. 

Atas peristiwa ini, JT pun meminta maaf sebesar-besarnya kepada korban, keluarga korban, dan semua pihak RS Siloam.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

"Saya saat itu panik, dan emosi sesaat. Jadi melihat anak saya begitu saya tepancing emosi. Sekali lagi saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada korban dan keluarga korban," ungkap JT singkat.

Baca juga: PERAWAT Psikopat,SUAMI Ditangkap, Kini Istri Pemukul Perawat Gantian Sok Benar: Dicaci Netizen

Baca juga: MATA Kiri Memar, Bibir Bengkak,Kondisi Terkini Perawat RS Siloam Usai Dianiaya: Dia Trauma Berat

Sementara itu, Direktur RS Siloam Palembang, dr Bona Fernando menyampaikan kondisi terkini perawat yang mengalami penganiayaan kemarin. 

Bona mengatakan, saat ini kondisi memar yang dialami korban mulai berangsur membaik seperti di bagian bibir, tetapi untuk paha kondisinya masih lumayan memar. 

"Yang di bibir sudah membaik, untuk di paha masih lumayan. Tapi hari ini saya belum cek lagi ya," ujarnya, Sabtu (17/4/2021). 

Bone mengatakan, memar di bagian paha diduga karena tendangan pelaku terhadap perawat yang bersangkutan. 

Baca juga: TAK Tahu Malu, Penganiaya Perawat RS Siloam Mengaku Oknum Polisi, Ternyata

Baca juga: KURANG dari 1x24 Jam, Penampar Perawat RS Siloam Ditangkap: Wajah Bengisnya Berubah Jadi Pucat

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

"Iya akibat tendangan. Sedangkan yang lain sudah membaik. Selain itu, kita ada tim psikolog dari RS yang mendampingi korban. Begitu juga rekan-rekan sejawat perawat juga banyak yang memberikan support ke beliau," jelasnya.

Sebab, pasca kejadian kondisi korban mengalami trauma psikis yang harus mendapatkan penanganan intensif.

Pihak RS pun telah memberikan waktu untuk yang bersangkutan beristirahat sembari mendapatkan pendampingan psikolog. 

"Kita berikan waktu untuk Christina sampai siap bekerja kembali," ujarnya.

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved