Puasa Ramadhan 2021

Arti Tarawih yang Sebenarnya Jangan Ngebut-ngebut, Ini Asal-Usul Banyak Versi Jumlah Rakaat Tarawih

Bacaannya panjang, rukuknya panjang, i’tidalnya panjang, sujudnya panjang, dan seterusnya. Itulah tarawih yang santai.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/Dokumen
Salat Tarawih 

"Tapi sahabat tidak sanggup sholat panjang seperti zaman Nabi, maka karena tak sanggup tegak lama kalau begitu rakaatnya saja ditambah, maka ditambahlah rakaatnya menjadi 20 rakaat, itulah asal-usul sholat tarawih 20 rakaat ditambah 2itir 3 jadi 23 rakaat," ungkapnya.

"Pada masa Imam Malik bin Anas meninggal 179 Hijriyah, maka sholat tarawih menjadi 36 rakaat tambah witir 39 rakaat, hal ini terdapat dalam kitab Fatawa Al-Azhar," tuturnya.

Maka, Ustaz Abdul Somad pun menuturkan ada banyak versi jumlah rakaat dalam tarawih.

"Jadi bisa saja orang sholat tarawih ayatnya misalnya satu lembar atau dua lembar tegaknya lama, tapi sujudnya sedikit.

Versi yang kedua ayatnya tidak terlalu panjang tapi rukuk dan sujudnya banyak," jelasnya.

"Sehingga dipahami jika sholat tarawih bukan mengejar target, bukan sekedar kejar berapa rakaat tapi sholat tarawih adalah bagaimana dia mengisi malam-malan Ramadhan, sebagaimana dalam hadits Nabi Siapa yang melaksanakan malam-malam Ramadhan karena beriman, karena takut kepada Allah, karena yakin, karena mengharapkan balasan dari Allah, tak mengharapkan yang lain, maka diampunkan Allah dosa-dosanya yang lalu," ujar Ustaz Abdul Somad.

Baca juga: Apakah Membaca Dzikir di Antara Sholat Tarawih Disebut Bidah? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Tarawih Nabi

Tarawih di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dilakukan berjamaah dengan beliau sebagai imam, hanya terjadi sebanyak 3 kali dalam 3 malam.

Dan itu beliau lakukan berseling. Di malam 23, malam 25, dan malam 27. Kita bisa simak penuturan sahabat an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu berikut,

قُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ ثَلاَثٍ وَعِشْرِينَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الأَوَّلِ ثُمَّ قُمْنَا مَعَهُ لَيْلَةَ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ قَامَ بِنَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنْ لاَ نُدْرِكَ الْفَلاَحَ

"Kami shalat tarawih bulan Ramadhan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam ke-23 hingga sepertiga malam pertama, kemudian kami shalat lagi pada malam ke-25, hingga pertengahan malam, kemudian beliau mengimami kami pada malam ke-27 hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak bisa ngejar sahur." (HR. Ahmad 18899 dan sanadnya dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Karena itu, kalau ada imam yang tarawihnya kepanjangan, sebenarnya ini wajar. Karena seharusnya itu yang sesuai selera jamaah.
Karena semangat semacam ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkan para sahabatnya. Di situlah beliau memberikan janji dalam hadis yang sangat terkenal,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ

“Barangsiapa yang shalat tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat tahajud semalam suntuk.” (HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani)

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved