Puasa Ramadhan 2021
Arti Tarawih yang Sebenarnya Jangan Ngebut-ngebut, Ini Asal-Usul Banyak Versi Jumlah Rakaat Tarawih
Bacaannya panjang, rukuknya panjang, i’tidalnya panjang, sujudnya panjang, dan seterusnya. Itulah tarawih yang santai.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Inilah arti kata tarawih yang menjadi acuan dalam ibadah sunnah, jadi jangan ngebut-ngebut.
Sholat tarawih dilakukan pada bulan Ramadhan oleh umat muslim di seluruh dunia.
Ibadah sunnah ini dilakukan selepas sholat isya' dan diakhiri dengan sholat witir.
Tarawih berasal dari kata: [رَاحَ – يَـرُوح], artinya istirahat.
Orang mengartikannya dengan santai. Sehingga sholat tarawih adalah salat yang santai.
Santai dalam arti salatnya tidak ngebut.
Bacaannya panjang, rukuknya panjang, i’tidalnya panjang, sujudnya panjang, dan seterusnya. Itulah tarawih yang santai.
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai arti tarawih yang disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad melalui tayangan YouTube Ustadz Abdul Somad Official.
Baca juga: Hukum Melaksanakan Sholat Tarawih Terlalu Cepat atau Tergesa-gesa, Awas Ibadah Jadi Sia-sia Belaka!

Setelah berakhirnya bulan Sya'ban dan memasukki awal Ramadhan, maka ritual pertama umat Islam setelah melakukan sholat Isya' yakni adalah sholat tarawih.
"Tarawih itu berasal dari kata tarwihah yang artinya istirahat, satu kali istirahat tarwihah, dua kali istirahat tarwihah, tiga kali istirahat tarwihah, satu, dua, tiga maka disebut dengan tarawih," jelasnya.
"Tarawhi artinya sholat yang ada duduk istirahatnya, karena setelah 4 rakaat ayatnya panjang," tambahnya.
"Sholat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat salam, begitu dalam hadits sunnahnya, lalu kemudian setelah dua rakaat imam langsung berdiri, setelah 4 rakaat duduk istirahat namanya tarwihah," jelas Ustaz Abdul Somad.
"Tiga kali tarwihah jadi tarawih, jadi sholat tarawih artinya sholat yang pakai duduk istirahat, kenapa? Karena ayatnya panjang, sepanjang apa ayatnya? Sampai sahabat yang sholat sama Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam itu tegak sampai urat-urat kakinya bengkak," jelasnya.
"Lalu kemudian setelah duduk istirahat sholat tarawih kemudian ditutup dengan sholat witir," tambahnya.
"Lalu sholat tarawih itu banyak versi rakaatnya, pada masa Umar bin Khatab dikumpulkanlah imam-imam itu disatukan yang sebelumnya mereka menyebar yang sekelompok di sini, sekelompok di sini, maka kata Umar bin Khattab alangkah baiknya bila disatukan imam-imam ini lalu kemudian diangkatlah imamnya bernama Ubay bin Kaab," terangnya.

Baca juga: Bacaan Doa Kamilin Dibaca Setelah Sholat Tarawih Lengkap Dengan Arab, Latin & Artinya
"Tapi sahabat tidak sanggup sholat panjang seperti zaman Nabi, maka karena tak sanggup tegak lama kalau begitu rakaatnya saja ditambah, maka ditambahlah rakaatnya menjadi 20 rakaat, itulah asal-usul sholat tarawih 20 rakaat ditambah 2itir 3 jadi 23 rakaat," ungkapnya.
"Pada masa Imam Malik bin Anas meninggal 179 Hijriyah, maka sholat tarawih menjadi 36 rakaat tambah witir 39 rakaat, hal ini terdapat dalam kitab Fatawa Al-Azhar," tuturnya.
Maka, Ustaz Abdul Somad pun menuturkan ada banyak versi jumlah rakaat dalam tarawih.
"Jadi bisa saja orang sholat tarawih ayatnya misalnya satu lembar atau dua lembar tegaknya lama, tapi sujudnya sedikit.
Versi yang kedua ayatnya tidak terlalu panjang tapi rukuk dan sujudnya banyak," jelasnya.
"Sehingga dipahami jika sholat tarawih bukan mengejar target, bukan sekedar kejar berapa rakaat tapi sholat tarawih adalah bagaimana dia mengisi malam-malan Ramadhan, sebagaimana dalam hadits Nabi Siapa yang melaksanakan malam-malam Ramadhan karena beriman, karena takut kepada Allah, karena yakin, karena mengharapkan balasan dari Allah, tak mengharapkan yang lain, maka diampunkan Allah dosa-dosanya yang lalu," ujar Ustaz Abdul Somad.
Baca juga: Apakah Membaca Dzikir di Antara Sholat Tarawih Disebut Bidah? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:
Tarawih Nabi
Tarawih di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dilakukan berjamaah dengan beliau sebagai imam, hanya terjadi sebanyak 3 kali dalam 3 malam.
Dan itu beliau lakukan berseling. Di malam 23, malam 25, dan malam 27. Kita bisa simak penuturan sahabat an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu berikut,
قُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ ثَلاَثٍ وَعِشْرِينَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الأَوَّلِ ثُمَّ قُمْنَا مَعَهُ لَيْلَةَ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ قَامَ بِنَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنْ لاَ نُدْرِكَ الْفَلاَحَ
"Kami shalat tarawih bulan Ramadhan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam ke-23 hingga sepertiga malam pertama, kemudian kami shalat lagi pada malam ke-25, hingga pertengahan malam, kemudian beliau mengimami kami pada malam ke-27 hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak bisa ngejar sahur." (HR. Ahmad 18899 dan sanadnya dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Karena itu, kalau ada imam yang tarawihnya kepanjangan, sebenarnya ini wajar. Karena seharusnya itu yang sesuai selera jamaah.
Karena semangat semacam ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkan para sahabatnya. Di situlah beliau memberikan janji dalam hadis yang sangat terkenal,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ
“Barangsiapa yang shalat tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat tahajud semalam suntuk.” (HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani)
SUBSCRIBE US