Begini Cara Memakai Siwak yang Tepat Sesuai Sunnah Rasulullah, Perhatikan Ukuran yang Dianjurkan
Siwak merupakan sunnah Rasulullah Sholallahu'alaihiwasallam yang dianjurkan untuk dibiasakan oleh umatnya dalam kehidupan, begini cara tepat bersiwak.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Menjaga kebersihan mulut merupakan salah satu kebiasaan yang sangat dianjurkan.
Apalagi kebersihan merupakan sebagian dari iman, yang dapat berpengaruh pada pola hidup dan kesehatan.
Sebelum adanya sikat dan pasta gigi, pada zaman Nabi membersihkan mulut dengan menggunakan siwak.
Siwak atau miswak adalah dahan atau akar dari pohon Salvadora persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan mulut.
Hukum bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran rasulullah dan kesenantiasaan dia melakukannya dan kecintaan dia serta ajakan dia kepada siwak tersebut.
Dari Ali bin Abi Thalib, rasulallah bersabda,
"Sesungguhnya seorang hamba bila bersiwak lalu berdiri mengerjakan salat, maka berdirilah seorang malaikat dibelakangnya lalu mendengarkan bacaannya dengan saksama kemudian dia mendekatinya (atau dia mengucapkan kalimat seperti itu) hingga malaikat itu meletakkan mulutnya di atas mulut orang yang membaca al-Qur'an, maka tidaklah keluar dari mulutnya bacaan al-Qur'an itu melainkan langsung ke perut malaikat, oleh sebab itu bersihkanlah mulut-mulut kalian untuk membaca al-Qur'an. Dikeluarkan oleh Abdullah bin al-Mubarak dalam kitabnya az-Zuhd no. 1211, al-Mundziri dalam at-Targhiib dan at-Tarhiib dan al-Albani berkata: Hasan shahih (Shahih at-Tarhiib no. 215).
Lantas bagaimana cara bersiwak yang tepat sesuai sunnah?
Berikut penjelasan Buya Yahya yang dilansir Sripoku.com melalui tayangan YouTube Al-Bahjah.
Baca juga: Apa Hukum Menggunakan Siwak Bagi Orang yang Berpuasa dan Penggunaan Pasta Gigi? Begini Penjelasannya

Baca juga: Jarang Diketahui, Selain Puasa & Tarawih, Ini 5 Amalan Penting yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadhan
"Siwak adalah membersihkan mulut dengan suatu alat yang kasar, biar pun orang nggak punya gigi, ya tetep disunnahkan siwakkan, ini bukan urusan gigi," jelas Buya Yahya.
"Siwak itu adalah sesuatu yang kasar, apapun yang aksar bisa kita gunakan untuk bersiwak," tambahnya.
"Sampai para ulama kalo ada orang punya jari-jemari kasar, ada sebagian mengatakan jarimu sendiri jangan, nggak pantes, misalnya istri atau suami punya tangan kasar, umpama, ada sesuatu yang kasar bisa kain yang dibungkus, ada kayu dibungkus kain yang penting kasar itu bisa dijadikan siwak," terangnya.
"Kemudian paling bagus adalah dengan kayu yang biasa dilakukan oleh Nabi Arok, kayu yang khas yakni kayu siwak yang selama ini sudah kita kenali," tuturnya.
"Kemudian kesunnahan siwak itu di saat kita mau melakukan sholat, membaca hadits, mau wudhu, bangun dari tidur, mau masuk rumah, ini adalah disunnahkan menggunakan siwak," ungkap Buya Yahya.

Adapun kayu arok, bebas ukurannya, kalo tidak punya kayu arok, bekas pulpen anak kita itu ambil saja bungkus kain.