Ingat Jenderal Bintang Empat Gagah Ini? Dua Anaknya Sukses Jadi Jenderal, Satu di Polri, Satu di TNI

Dialah Jenderal (Purn) Try Sutrisno yang juga mantan wakil Presiden ke-6 Indonesia yang mendampingi Presiden Soeharto pada 1993-1998.

Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
IST
Jenderal (Purn) Try Sutrisno, Irjen Firman Santyabudi, dan Brigjen Kunto Arief Wibowo. 

Salah satu aksinya yang paling jadi sorotan adalah saat ia turun langsung meredam konflik 2 desa di Jambi pada tahun 2020.

Saat itu, Irjen Firman Santyabudi menjabat sebagai Kapolda Jambi.

Irjen Pol Firman Santyabudi saat Kapolda Jambi dan ayahnya Try Sutrisno. Irjen Firman sekarang asisten logistik Kapolri. (twitter dan kompas.com)
Irjen Pol Firman Santyabudi saat Kapolda Jambi dan ayahnya Try Sutrisno. Irjen Firman sekarang asisten logistik Kapolri. (twitter dan kompas.com) ()

Ia turun langsung untuk mendinginkan situasi konflik dua desa di Kerinci.

Konflik yang dipicu persoalan tanah ini telah menewaskan seorang warga dari Desa Semerap, Kecamatan Danau, Kerinci Barat.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Konflik Tanah di Kerinci Tewaskan 1 Orang, Kapolda Turun Tangan'

Korban tewas karena tertembak setelah nekat menyerang warga Desa Muak, Kecamatan Bukit Kerman, Kabupaten Kerinci.

Meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

"Ya, Pak Kapolda untuk mengamankan dan menenangkan masyarakat," kata Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi melalui pesan WhatsApp, Selasa (27/10/2020).

Ia mengatakan, kedatangan Kapolda Jambi untuk mendinginkan situasi dan mencegah bentrok susulan dengan menempatkan personel Polri didampingi TNI di lokasi.

Proses hukum tetap berjalan, kata Kuswahyudi, untuk memastikan setiap masyarakat mendapatkan keadilan, tentu apabila dilihat ada unsur pidananya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kerinci Iptu Edi Mardi menuturkan, untuk saat ini, situasi sudah kondusif.

Bentrokan antar-warga ini dipicu konflik tanah.

Menurut Mardi, konflik tanah yang menjadi persoalan warga dua desa inisudah lama.

"Kita udah berupaya maksimal dengan menggandeng pemda untuk langkah mediasi, tapi memang karekternya susah," kata Mardi menjelaskan.

Upaya mediasi sudah dilakukan, namun belum memperoleh hasil yang memuaskan, sehingga sempat terjadi penyerangan.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved