Berita Palembang
Cerita Kirno, 50 Tahun Jadi Pembersih Makam Leluhur Warga Tionghoa Jelang Cheng Beng di Palembang
"Bersihkan sampai cat ulang itu bisa Rp.500 ribu, kita kerjakan mereka datang tinggal sembahyang saja," ujar Kirno.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Sudarwan
Namun akibat pandemi Covid-19, sejak tahun lalu sebagian warga Tionghoa masih belum sepenuhnya membersihkan kuburan para leluhurnya.
Bahkan tahun lalu, perayaan Cheng Beng benar-benar ditiadakan karena khawatir penularan Virus Corona akan meluas.
"Tahun ini juga masih belum pasti akan dirayakan dengan ziarah atau tidak. Tapi banyak juga yang minta bersihkan kuburan," ujarnya.
Menurutnya, dalam sehari setidaknya satu kuburan yang berukuran besar biasanya dikerjakan oleh tiga orang untuk pengecatan.
"Tergantung dengan permintaan ahli warisnya, minta dibersihkan saja atau dicat ulang," ujarnya.
Biaya perawatan kuburan tersebut juga ditanggung ahli waris, dengan kisaran atu kuburan bisa dibayarkan hingga Rp.500 ribu.
Namun kesulitan yang cukup rumit untuk dicat yaitu tulisan huruf yang ada pada nisan, harus dibuat sesuai dengan warna yang diminta.
"Bersihkan sampai cat ulang itu bisa Rp.500 ribu, kita kerjakan mereka datang tinggal sembahyang saja," ujarnya.