Berita Palembang
Warga Sungki Kertapati Ini Keok Ditembak, Spesialis Jambret di Jakabaring, 'Ampun Pak Saya Salah'
spesialis Jambret keok dihadiahi petugas Pidum (Pidana Umum) dan Tekab 134 Polrestabes, Palembang dengan timah panas
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Gagah saat melakukan aksinya menjambret di kawasan Jakabaring Palembang, kini Akbar (26), spesialis Jambret keok dihadiahi petugas Pidum (Pidana Umum) dan Tekab 134 Polrestabes, Palembang dengan timah panas, Kamis (25/3/2021) sekitar pukul 14.00.
Akbar yang tercatat sebagai warga Sungki Kertapati Palembang ini terus meringis kesakitan saat digiring petugas ke Polrestabes, Palembang, guna mempertanggung jawabkan ulahnya.
Akbar pun hanya bisa pasrah dan mengakui perbuatannya sudah dua kali menjambret, di kota Palembang, " ampun pak, saya mengaku salah, ampun pak," kata sambil merengek-rengek.
Informasi yang dihimpun, aksi jambret yang dilakukan Akbar bersama teman Isep (menjalani hukum), pertama terjadi pada 22 Agustus 2020, TKP Mesjid Agung, Palembang, dan kedua pada bulan November 2020, yang mana kedua korbannya merupakan IRT (ibu rumah tangga) dan melaporkan kejadian ini ke Polrestabes, Palembang.
"Pelaku kita tangkap saat tengah berada di kawasan SPUB, Kertapati Palembang, karena melawansl saat ditangkap terpaksa kita lumpuhkan, ini juga lantaran tembakan peringatan ke udara tak digubris pelaku," ungkap Wakasat Reskrim Kompol Wahyu Maduransyah Putra, didampingi Kanit Pidum AKP Robert Siombing, ketika dikonfirmasi.
Lanjutnya, pelaku ini terbilang licin, karena sudah kurang lebih 6 bulan menjadi TO (target operasi). Ketika keberadaan berhasil diendus pelaku langsung sergap.
"TO kita ini sudah lama kita incar. Aksinya pun licin saat beraksi. temannya yakni isep sudah kiat tangkap dan tengah menjalin hukuman," katanya, sambil mengatakan, pelaku akan dijerat pasal 365 KUHP, dengan ancaman kurungan penjara di atas 5 tahun.
Sedangkan Akbar, mengaku sudah dua kali beraksi di Palembang. Pertama di depan mesjid Agung dan kedua di jalan gub H Bastari tepatnya depan kejari, Palembang.
"Dua kali pak beraksi, saat yang jadi pilot, sedangkan menarik tas korban Isep. Uang selalu bagi dua, terakhir kami dapaat uang Rp 700 ribu dan saya mendapat bagian 350 ribu. Uang untuk makan dan merokok sehari-hari," akunya.