Mengapa Aib Zina Tak Boleh Diceritakan Kepada Siapapun? Begini Kata Buya Yahya Bagi yang 'Kepeleset'
Manusia tempatnya salah dan dosa, bisa jadi ada yang terpeleset dalam perbuatan maksiat tersebut, begini caranya taubat dari zina.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Perbuatan zina termasuk dosa besar setelah syirik dan membunuh.
Zina masuk ke dalam kategori dosa besar, perbuatan keji, serta seburuk-buruknya jalan yang ditempuh oleh manusia.
Perbuatan zina dilakukan oleh orang yang bukan suami istri atau di luar nikah.
Maka dari itu, bukan hanya melakukan zina dilaknat oleh Allah, justru mendekati zina saja sudah dilarang oleh Allah.
Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al-Isra' ayat 32
Artinya :
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
Namun, manusia tempatnya salah dan dosa, bisa jadi ada yang terpeleset dalam perbuatan maksiat tersebut.
Akan tetapi, sehina-hina orang yang berzina, kita dianjurkan untuk menutup rapat aibnya, mengapa?
Lantas, bagaimana menutup aib zina yang dilakukan? Atau menutupi aib seorang pezina jika kita mengetahuinya?
Berikut ulasan selengkapnya yang dijelaskan oleh Buya Yahya melalui tayangan YouTube Al-Bahjah TV.
Baca juga: Apakah Zina Sebelum Menikah Dosanya Bisa Diampuni? Begini Kata Buya Yahya Cara Bertaubat yang Tepat

Dalam hal zina, Buya Yahya selalu mengingatkan jemaahnya untuk menutup rapat aib zina.
Caranya yakni jangan menceritakan aib zina kepada siapapun kecuali pada Allah Subahanahuwata'ala saja.
"Semua umatku ini aman-aman saja, kecuali mereka yang terang-terangan, dalam riwayat kecuali mereka itu yang terang-terangan dalam maksiat termasuk adalah zina," jelas Buya Yahya.
"Sangat dungu dam bodoh orang melakukan zina di tengah malam, esok harinya dia bercerita kepada manusia, itu yang tidak diampuni oleh Allah Subhanahuwata'ala," jelasnya.
"Maka siapapun yang pernah melakukan dosa, jangan ceritakan kepada bangsa manusia, agar mudah dia bertaubat, agar dia tidak direndahkan di masyarakat, agar dia tidak dikucilkan lagi oleh masyarakat, jadi pendidikan," tambahnya.
Dala hal ini juga Buya Yahya menyampaikan sebuah kisah di zaman Nabi tentang seseorang yang mengaku tekah melakukan zina di hadapan Rasulullah.
Dalam kisah tersebut tanggapan dan sika Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam dapat dipetik pelajaran dan hikmahnya.
Nabi sangat bijak dalam menasehati dan mendidik umatnya ketika berterus terang soal perbuatan zinanya.
"Sampe sautu ketika pendidikan indah dari Nabi, suatu ketika seorang ma'is berkata ya Rasulullah aku kepeleset, aku melakukan zina, bagaimana pendidikan Nabi?
Mungkin kamu hanya bersentuhan saja,
tidak ya Rasulullah aku melakukan zina,
Mungkin kamu hanya mencium saja,
tidak ya Rasulullah aku melakukan,
Mungkin tidak sampe masuk,
tidak ya Rasulullah aku benar melakukan.
Nabi berkata apakah otaknya bener orang ini,
sehat ya Rasulullah, bari dihukum, inilah pendidikan dari Nabi.
Datang ke Nabi bercerita soal perzinaannya Nabi mengajari agar ditarik kembali dan ditutup, jangan cerita ke orang.
Termasuk khususnya para pembimbing dan sebagainya.
"Di masyarakat mungkin ada orang yang kepeleset zina, namanya manusia kepeleset, pertama kali kalo kita ingin memberikan pendidikan kepada dia tutup, jangan boleh ada yang tau," ujar Buya Yahya.
Apalagi zaman sekarang banyak kasus anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah sudah hamil di luar nikah, Buya Yahya sangat menyangkan hal itu.
"Semoga Allah menjaga anak-anak kita dari kehinaan itu," ungkapnya.
Baca juga: Benarkah Dosa Zina Tidak Diampuni Selama 40 Tahun Bahkan Sampai 7 Turunan? Begini Jawaban Buya Yahya
Taubatnya seorang pezina juga tak lepas dari dukungan lingkungan sekitar.
Tetapi, tetap untuk menutup aib zina harus dilakukan oleh orang yang melakukan.
Sehingga jika dia menutup rapat dan tak bercerita ke bangsa manusia, maka dia bisa bertaubat dengan lega.
"Kalo ada orang yang kepeleset dalam zina dan hamil diluar nikah, bagaimana kita upayakan kalo anaknya sendiri tidak tahu kalau ibunya pezina," tuturnya.
"Masyarakat tidak boleh tau kalo dia berzina, ini tugas semuanya dari kita, sebab kalo misalnya perzinaan ini sudah tersebar misalnya seorang perempuan diketahui bahwa dia adalah pezina, susah baginya untuk taubat, kenapa?
Orang lain memandang dia picik, kedua bisa jadi perempuan ini menjadi putus asa, kalo sudah putus asa orang pun sudah tau kalo saya pezina mau ngapain terserah mau zina dengan siapa saja, putus asa," jelasnya.
"Akan tetapi pendidikan dari Nabi agar ditutup dan awas, awas, awas, kita bukan hanya tugaskita menjaga diri kita agar tidak terjerumus dalam zina, ternyata lebih penting dari itu juga adalah jangan biasa membicarakan orang berzina, naudzubillah, dosa membicarakan orang berzina sama pelaku zina itu sendiri hina dan rendah, membuka aibnya orang, kadang kita seneng si fulan selingkuh, ini pendidikan dari mana?," tutur Buya Yahya.
"Bahkan mungkin di sebuah kampung orang melakukan zina satu kampung tau semuanya, ditutup, kita punya kewajiban menutup,
dan ketahuilah jika anda menutup aibnya orang, maka Allah akan menutup aibn anda nanti di akhirat anda tidak akan disiksa Allah Subhanahuwata'ala," jelasnya.
Dikatakan Buya Yahya jika ini merupakan pendidikan untuk mengajari bagaimana bertaubat.
Mungkin orang kepeleset dalam segala kemaksiatan, tapi ingat tolong mereka dengan keindahan dan kelembutan.
Jangan sampai orang melakukan zina malah ia terpuruk.
"Bahkan bila perlu ada anaknya hasil zina hamil di luar nikah tidak mengerti kalo ibunya pernah berzina," ungkap Buya Yahya.
"Memang ada semacam keyakinan kalo ibunya pezina anaknya juga pezina, oh nggak anaknya bisa menjadi waliyullah, anaknya tidak berdosa, anaknya tidak dibagi kesalahan," tuturnya.
"Hanya permasalahnnya adalah kadang seorang anak ini putus asa karena merasa terpuruk, ibunya pezina, karena tau ibunya pezina maka dia tidaklah takut lagi untuk melakukan zina, karena apa? Ibu saya juga begitu ngapain saya tahan-tahan, ibu saya orang rendah, saya pun ndak ada masalah jadi orang rendah," bebernya.
"Maka begitu pentingnya pendidikan untuk taubat ini, jadi taubat urusan dosa kepada Allah, hendaknya pertama adalah bagaimana dosa oitu ditutup tidak boleh diceritakan kepada siapapun," ungkap Buya Yahya.
"Dan ada ilmu taubat nanti, ilmu taubat macem-macem untuk zina ditutup, minuman keras ditutup, ada orang taubat dari minuman keras tapi kalo bercerita masih bangga, nggak perlu berbangga, merasa malu," tuturnya.
"Kalo sudah bertaubat ketahuilah walaupun dia pelaku zina, pemabuk, kemudian pelaku segala macem kejahatan kalau sudah bertaubat ketahuilah orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa," jelas Buya Yahya.
Sehingga inilah yang harus dihadirkan yakni mendidik masyarakat untuk bertaubat dengan cara yang benar.
Buya Yahya pun menerangkan jangan sampai salah berguru dalam bertaubat.
"Misalnya kita pernah mendengar suatu ketika mohon maaf jika ada kejadian yang serupa, misalnya ada orang yang mau taubat oh kamu harus dirajam atau dicambuk, berzina misalnya, hukum cambuk atau rajam itu yang menegakkan hanya hakim pemerintah, orang per orang tidak boleh," jelasnya.
"Bahkan kalo ada orang kok melakukan zina kemudian ngaku kepada hakim, disunnahkan untuk ditarik kemabli, karena takut setelah itu akan tercemar nama baiknya," tambahnya.
Jadi dianjurkan untuk menarik kemabli pengakuannya.
Sehingga beda zina dengan pengakuan dan ditemukan dengan saksi, jadi hendaknya ditutup.
"Begitu indahnya dalam Islam, tidak boleh orang seenaknya mengatakan dia berzina, kalo ada sau orang atau dua orang, tiga orang melihat orang berzina dengan matanya sendiri, lalu datang ke hakim mengadu pak hakim polisi saya melihat orang berzina di rumah saya, bahkan mungkin difoto dan sebagainya, apa kata hakim?
Kamu dicambuk karena apa? Kamu hanya dengan tiga orang, sebab kalo orang mau menangkap perzinaan dengan empat saksi, kalo hanya tiga orang yang dicambuk adalah orang yang lenihat tadi, karena kurang satu saksinya," ungkapnya.
Namun, di dalam sejarah tidak pernah ditemukan orang berzina dihukum karena saksi.
"Karena orang berzina dilihat oleh 4 orang di alun-alun di perempatan jalan, akan tetapi adanya ikrarnya ma'is dan ghomidiyah seorang wanita dari sahabat Nabi, pengakuan, kalo dari saksi tidak ada," terang Buya Yahya.
Bahkan jika ada yang menfitnah dengan perzinaan termasuk dosa besar di hadapan allah Subhanahuwata'ala.
"Kalau ada orang yang kepeleset zina hendaknya ditutup, dirinya harus merasa malu dan takut kepada Allah jangan ceritakan kepada siapapun dari bangsa manusia, sleagi engaku berkeinginan menutup maka Allah lah yang akan menutup," ungkapnya.
Baca juga: Siapakah Wali Nikah Anak Hasil Zina? Apakah Pernikahannya Dianggap Sah? Begini Penjelasan Buya Yahya
SUBSCRIBE US