Berita OKU Timur
Pegawai KUA di OKU Timur Ini Ternyata Penulis Novel, Karyanya Siap Dijadikan Film, Ini Sosoknya!
Salah satu karya Kiay Safar yang hendak dijadikan Film layar lebar adalah novel yang berjudul Pelangi Cinta di Langit Musi.
SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Banyak para penikmat buku novel yang terbawa ke dalam suasana cerita yang disajikan penulisnya.
Para pembaca biasanya benar - benar menikmati dan berusaha meresapi kisah yang tertuang pada buku novel tersebut.
Sebuah novel tidak hanya dinikmati alur ceritanya semata.
Di dalam novel juga bisa diambil nilai-nilainya.
Tidak jarang ada yang termotivasi untuk menjadi lebih baik setelah membaca sebuah novel.
Semua pecinta novel tentunya sudah tidak asing lagi jika mendengar nama Habiburrahman El Shirazy yang sukses dengan novel Ayat - Ayat Cinta, Andrea Hirata dengan buku Laskar Pelangi, begitu juga dengan Tere Liye dengan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Siapa sangka di Martapura OKU Timur Sumatera Selatan, terdapat seorang penulis luar biasa yang sudah menerbitkan 5 buku, bahkan salah satu karyanya hendak diangkat menjadi film layar lebar atau film yang biasa ditayangkan di bioskop.
Penulis hebat itu ialah Safaruddin atau lebih dikenal dengan kiay Safar, dalam bukunya ia menuliskan namanya sebagai "Safar Ubaknom" yang artinya ayah dari enam anak.
Putra daerah OKU Timur berusia 39 tahun ini sudah memiliki banyak karya, buku pertama miliknya yang diterima penerbit yaitu di tahun 2014 berjudul Skenario Maha Cinta dan juga sukses terbit di Gramedia.
Dikatakannya, buku Skenario Maha Cinta miliknya adalah kumpulan kisah inspiratif dari kisah nyata orang - orang yang konsultasi padanya.
Selanjutnya karya Kiay Safar meledak di buku miliknya yang kedua yakni Rahasia Hati Suami yang tembus penjualan hingga mencapai 1000 eksemplar.
Novel karya kiay Safar itu kerap diseminarkan dalam acara bedah buku oleh sebagian besar pecinta novel. Dirinya juga sudah dua kali di undang ke OKU Selatan.
"Acara seminar bedah buku milik saya saat itu diadakan di Gedung Kesenian Muara Dua OKU Selatan dan dihadiri Bupati secara langsung," kata orang yang sempat menjadi Jurnalis ini.
Dijelaskan Kiay, buku Rahasia Hati Suami itu menceritakan hubungan rumah tangga dari sisi suami, karena menurutnya banyak buku yang hanya menceritakan dari pandangan istri, maka Kiay Safar lebih fokus dari sisi pandangan Suami.
"Buku itu juga merupakan tantangan dari penerbit Lov Rindz yang kerap membantu saya. Buku itu saya kerjakan hanya dalam waktu 3 bulan 2 minggu, di dalam buku Rahasiaku Hati Suami itu terdapat solusi dalam hubungan pernikahan dan juga inspiratif," kata Kiay Safar kepada Tribunsumsel.com saat dibincangi. Jumat (19/3/2021).
Dikarenakan Kiay Safar juga berdinas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bunga Mayang ia sering mendapatkan ide bahan tulisan dari banyak orang yang bekonsultasi.
"Salah satunya ialah buku Rahasia Hati Suami, jadi di buku itu banyak kisah nyata yang saya peroleh. Di dalam buku saya, saya biasakan selalu memberikan nilai dakwah," ungkapnya.
Karya tulisan Kiay Safar yang paling berkesan menurutnya ialah buku Rahasia Hati Suami karena diendors oleh penulis nasional Habiburahman, Pipiet Senja dan Ustad Cahyadi.
"Berlinang air mata saya, saat mereka menghubungi untuk endorse buku saya saat itu," kata Kiay Safar.
Selain bertugas di KUA dan menjadi penulis kiay safar juga kerap diundang untuk memberikan tausiyah.
"Saat saya ceramah, kadang saya juga membagikan buku - buku karya saya itu sebagai hadiah," ungkapnya.
Untuk penjualan sendiri dirinya mengaku lebih banyak dibantu oleh Penerbit dan di pasarkan secara online. Bahkan ada yang memesan hingga dari luar negeri.
"Buku itu sempat dikirim ke Malaysia dua kali dan Arab Saudi satu kali," Jelas Kiay.
Salah satu karya Kiay Safar yang hendak dijadikan Film layar lebar adalah novel yang berjudul Pelangi Cinta di Langit Musi.
Buku 480 halaman itu hendak dijadikan film oleh Pipiet Senja karena memang banyak detail - detail konsep tentang kota Palembang yang dibalut indah dalam sebuah tulisan.
"Buku itu rencananya memang sudah diniatkan untuk diangkat ke layar lebar, ibu Pipiet sudah menghubungi saya bahkan dia siap menjadi produsernya," ungkap Kiay.
Sayangnya keinginan tersebut terpaksa harus ditunda, pasalnya tidak lama setelah merencanakan keinginan itu Pipet mengalami sakit.
"Setidaknya kita sudah berusaha," ujarnya.
Tidak mudah tentunya perjuangan yang dilalui Kiay Safar untuk sampai ke titik ini, pasalnya dulu ia juga sering ditolak oleh penerbit.
"Karena untuk lulus di penerbit itu juga tidak mudah saat itu, apalagi Gramedia itu benar - benar selektif," katanya.
Kiay Safar mengawali dunia penulisan sejak ia berkuliah di IAIN yang saat ini berubah menjadi UIN Raden Fatah Palembang.
Karena kecintaanya di dunia penulisan, Saat itu ia pernah mengikuti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di Kampus dan ia juga sering menjuarai lomba tentang tulisan saat berkuliah.
Hingga akhirnya di tahun 2009 istri dari Robuan ini lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil dan berdinas di KUA.
Saat ini dirinya berkeinginan untuk membuat pelatihan untuk anak - anak sekolah ataupun Mahasiswa karena Kiay Safar menyadari banyak potensi hebat dari mereka, hanya saja kurang ada yang memfasilitasi.
"Namun saya juga menyayangkan bahwa saat ini minat baca anak - anak mulai terkikis padahal membaca adalah jendela utama pengetahuan. Ayo sama - sama mulai tumbuhkan kesadaran minat baca itu kembali," katanya.
Karya terbarunya yaitu buku Pasung Mimpi yang di cetak pada tahun 2020.
Sedangkan untuk saat ini Kiay Safar dalam proses mengerjakan beberapa buku, salah satunya yaitu buku puisi dengan bahasa khas Komering.
"Karena belum ada buku yang membuat itu. Sampai saat ini sudah ada 40 puisi, targetnya 100 puisi," kata penulis hebat ini.
Kiay Safar biasanya menulis jika ada senggang waktu saat di kantor.
"Kalau sedang mood, saya terus menulis bahkan sampai malam di kantor, kalau di rumah fokus untuk keluarga," ujarnya
Menurutnya, Untuk penulis pemula silahkan selesaikan tulisanya dan jangan fokus dengan satu tulisan saja.
"Artikel, Cerpen, Novel, semua dikerjakan nanti akan ketemu sendiri titik kenyamanan dalam menulis dan kalau sedang mood bagus, kerjakan tulisan itu sampai batas kemampuan," tutupnya.(Edo/TS)