Ternyata Obesitas Simbol Penyakit Kronis dan 200 Penyakit Menggerogoti Tubuh

Banyak orang mengira kegemukan bagi seseorang diidentik dengan kesejahteraan padahal itu pendapat yang sangat keliru.

Editor: Salman Rasyidin
Food NDTV
Ilustrasi pria mengalami obesitas. Obesitas menyimpan penyakit kronis yang bisa mematikan seperti jantung dan diabetes. 

SRIPOKU.COM—Banyak orang mengira kegemukan bagi seseorang diidentik dengan kesejahteraan padahal itu pendapat yang sangat keliru.

Dan yang paling berbahaya berat badan yang tidak selaras dengan tinggi badan –sering disebut dengan istilah obesitas ada tanda-tanda penyakit yang berbahaya.

Dikutip dari Wartakota.Com.live menjelaskan bahwa  masih menganggap  gemuk sebagai simbol kemakmuran dan sehat?

Itu anggapan salah.

Apalagi memilih pria gemuk dijadikan pasangan hidup karena dianggap lebih makmur.

Alih-alih makmur bisa jadi malah jadi jatuh miskin, gemuk alias obesitas lebih dikonotasikan sebagai gudangnya penyakit.

Ada sekitar 200 penyakit yang berhubungan dengan kegemukan.

ilustrasi ----Rizky Ramadhan, bocah penderita obesitas saat menjalani perawatan di RSMH Palembang.
ilustrasi ----Rizky Ramadhan, bocah penderita obesitas saat menjalani perawatan di RSMH Palembang. (ISTIMEWA)

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, 1 dari 3 orang dewasa Indonesia mengalami obesitas.

Sedangkan 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Angka kegemukan naik dua kali lipat dalam 10 tahun

Cut Putri Arianie MHKes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI mengatakan, obesitas di Indonesia melonjak mengkhawatirkan.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018  menunjukkan bahwa tren masalah berat badan pada orang dewasa Indonesia telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat. 

Dari 19,1 persen pada 2007 hingga 35,4 persen pada 2018.  

"Kita harus benar-benar menekan tren peningkatan obesitas ini,“ ujar dr Cut Putri dalam acara ‘Diskusi Media bersama Novo Nordisk: Jangan Anggap Remeh Obesitas, si Penyakit Kronis Serius.’

Diskusi itu diadakan dalam rangka memeringati Hari Obesitas Sedunia 2021 belum lama ini.

World Health Organization mendefinisikan obesitas sebagai akumulasi lemak tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.

Bagi masyarakat Asia, seseorang mengalami obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas angka 25.  

Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD menjelaskan, obesitas harus dipahami sebagai penyakit kronis kompleks, progresif, dan dapat kambuh.

Obesitas akibat kesalahan individu karena terlalu banyak asupan dan kurang berolahraga juga kekeliruan yang umum terjadi. 

Pada kenyataannya, obesitas adalah berat badan berlebih diakibatkan berbagai faktor seperti genetik, psikologis, sosiokultural, ekonomi, dan lingkungan. 

Fakta penting lainnya, begitu seseorang mengalami keadaan obesitas, keadaan ini akan menjadi masalah panjang, bahkan seumur hidup.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof Dr dr Nurpudji Taslim SpGK (K) MPH menganggap, ada peningkatan konsumsi makanan olahan dan kegemukan.

Menurut Nurpudji, makanan olahan seperti mi instan dan camilan yang digoreng memiliki harga terjangkau, mudah ditemukan, dan sangat dipromosikan.

"Padahal makanan seperti itu tidak sehat karena berkalori tinggi dan bernutrisi rendah," katanya.

Namun, lebih dari 60 persen orang dewasa mengonsumsi mi instan dan camilan goreng setiap minggu .

Anak-anak pada umumnya juga mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang mereka butuhkan.

"Mereka mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat, yang seharusnya mereka hindari," ujar Nurpudji.

200 penyakit

Obesitas dikaitkan dengan hampir 200 penyakit, beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Data pada tahun 2016 di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 5 juta orang penyandang diabetes dan 11 juta orang dengan hipertensi mengalami obesitas

Meskipun belum menjadi prioritas dibandingkan dengan penyakit lain, obesitas telah menimbulkan dampak kesehatan serius dan risiko finansial semakin mahal bagi negara.

Lebih dari 800 juta orang di dunia mengalami obesitas, konsekuensi medis dari obesitas akan mencapai lebih dari 1 triliun dollar Amerika Serikat pada tahun 2025.  

Terkait dampak ekonomi mengkhawatirkan akibat obesitas, dr Cut Putri mengatakan, obesitas mengurangi masa produktif sebanyak 6-10 tahun.

Obesitas juga menyita 8-16 persen anggaran biaya kesehatan nasional.

Pada 2016, dampak total (langsung dan tidak langsung) dari obesitas diperkirakan sebesar 2-4 miliar dolar Amerika Serujat.

Obesitas juga jadi salah satu penyebab kematian akibat Covid-19.

Apalagi pasien gemuk terkena Covid-19 biasanya memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Nurpudji menjelaskan, obesitas adalah salah satu risiko terbesar untuk keparahan Covid-19.

Kondisi obesitas ditambah paparan Covid-19 akan membuat seseorang berisiko 113 persen lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit.

Sedangkan 74 persen lebih tinggi untuk harus menjalani perawatan ICU, dan 48 persen lebih tinggi terhadap risiko kematian.

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan.

Parapuanadalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Obesitas Simbol Penyakit Kronis dan 200 Penyakit Menggerogoti Tubuh, https://wartakota.tribunnews.com/2021/03/14/obesitas-simbol-penyakit-kronis-dan-200-penyakit-menggerogoti-tubuh?page=all.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved