Rizieq Shihab Belasan Kali Hendak Dihabisi, TP3 Ungkap Siapa Dalangnya, Dimulai Sejak 2017
Menurut Abdullah, konflik polisi dan enam Laskar FPI sebenarnya buntut dari rentetan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ia menilai seharusnya polisi menggunakan seragam saat mengikuti Rizieq Shihab.
Tetapi justru mereka tak menggunakan seragam, sehingga Laskar FPI pun melakukan perlawanan.
"Petugas kepolisian tidak menggunakan uniform lengkap, hal itu terjadi tengah malam," ujarnya.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:
Dengan kondisi ini jelas, FPI curiga dan berusaha melindungi Rizieq Shihab mengingat sang pimpinan FPI itu sudah beberapa kali hendak dibunuh.
"Ada mobil dempet, zig-zag dalam pikiran kita, itu pasti penjahat mau merampok, membegal dan seterus," jelasnya.
Secara umum menurut Adullah setiap orang pasti berpikiran sama dan itu hal yang logis.
"Itu naluriah logis, andai kata mereka (polisi) menggunakan Uniform resmi, saya akan salahkan FPI kenapa melawan," ujarnya.
Buku Putih Jadi Barang Bukti
Lebih lanjut Buku Putih yang bersama ancama pemunuhan terhadap Habib Rizieq juga akan diajukan sebagai barang bukti terkait penambakan enam orang Laskar FPIyang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek.
Ia dengan tegas menyatakan, bahwa itu merupakan pelanggaran HAM berat.
Dibantah Komnas HAM
Sementara itu Ahmad Taufan Damanik menilai bahwa Komnas HAM tidak menemukan bukti kuat untuk menyatakan bahwa peristiwa tersebut masuk dalam kategori pelanggaran HAM berat.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini: