Kudeta Partai Demokrat
KUBU Mayor Jangan Lengah, Kubu Jenderal Punya Kartu Truft:'Mereka Perpustakaan Hidup'
Pakar politik Boni Hargens meminta Partai Demokrat tak takabur menyikapi konflik dengan kubu Moeldoko.
SRIPO.COM, JAKARTA - Pakar politik Boni Hargens meminta Partai Demokrat tak takabur menyikapi konflik dengan kubu Moeldoko.
"Ini masih air pasang, belum tsunami," kata Boni dalam Webinar Prahara Partai Demokrat yang digelar Komunitas Kita Tidak Takut, Jumat (12/3/2021).
Sebab, Boni mengetahui betul siapa orang-orang yang ada di Demokrat versi KLB.
Dia menyebut mereka sebagai perpustakaan hidup Partai Demokrat.
"Mereka tahu hitam putih proses politik kekuasaan 2004-2014, jadi agak perlu waspada juga, jangan merasa besar," tambah Boni.
Jika di pengadilan nanti yang dimenangkan kubu AHY, Boni meminta kubu Moeldoko jangan kecewa.
"Tetapi kalau yang dimenangkan kubu jenderal, bukan kubu mayor, jangan menangis, karena dulu PKB mengalami hal yang sama."
"Pemerintah diam dan proses hukum berjalan."
"Jadi kalau nanti penegakan hukum yang sama terjadi, ternyata Demokrat yang sah milik Moeldoko, ya jangan menangis bombay, karena ini negara hukum," papar Boni.
AHY Dituding Palsukan Akta Pendirian
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilaporkan ke Bareskrim Polri, Jumat (12/3/2021).
AHY dilaporkan oleh penggagas kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat Darmizal, atas dugaan pemalsuan akta pendirian partai.
Rusdiansyah, kuasa hukum Darmizal mengatakan, AHY diduga memalsukan akta autentik Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) terkait pendiri Partai Demokrat pada 2020 lalu.
AHY, kata Rusdiansyah, dituding diam-diam mencantumkan nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pendiri Partai Demokrat.
Rusdiansyah menuding pencatuman SBY itu tanpa melalui mekanisme partai.
"Kedatangan kita hari ini ingin melakukan pelaporan terbaru terkait dengan pemalsuan akta otentik AD/ART Partai Demokrat tentang pendirian."